Mohon tunggu...
Donita Lestari
Donita Lestari Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Pengalaman itu Indah

Sweetty Mom | Health Enthusiast | Penulis Blog

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cerita Seorang Wanita Melawan Miom, Kehamilan, dan Manjakani Dayak

2 Oktober 2019   15:48 Diperbarui: 16 April 2021   11:10 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berawal beberapa hari yang lalu ada banyak posting tentang testpack 2 baris yang hanya digunakan sebagai bahan untuk lelucon. Pada awalnya kami sedikit terhibur, tetapi seiring waktu setelah banyak memposting status yang sama, saya mungkin menjadi bagian dari ibu-ibu yang malu. Untuk membuat ejekan seperti itu, seperti kehilangan empati bagi mereka yang ingin juga mendapatkan keturunan.

Ada aksi, tentu ada Reaksi

Ada aksi, ada reaksi. Inilah hukum fisika yang dirangkum oleh Isaac Newton. Bahkan reaksi muncul dari para ibu yang sulit untuk mendapatkan keturunan dengan memposting gambar kotak testpacks dan pentingnya alat bagi mereka. Pesan yang disampaikan adalah berempati dengan wanita yang sulit mendapatkan keturunan, karena itu sangat sensitif bagi kami.

Sebenarnya di sini saya tidak ingin membahas tentang pemblokiran testpack dua baris. Tetapi sebelum itu saya telah membaca sebuah posting yang dibagikan oleh teman-teman di Facebook, status betapa susahnya seorang wanita ingin, meskipun semua metode telah dicoba, ratusan juta uang telah dihabiskan, hanya untuk mendapatkan keturunan. Tapi tetap saja, Tuhan menentukan segalanya. (Saya masih belum menemukan statusnya, jika saya menemukannya, saya akan membagikannya).

Akhirnya saya diberikan rejeki oleh Allah SWT dalam bentuk kehamilan anak keempat. Semua rasa dicampur ketika di pagi hari mendapatkan hasil testpack lini kedua. Senang, bahagia, juga ada perasaan sedikit kesal karena dengan itu berarti saya harus menjalani ceasar untuk keempat kalinya. Saya takut pasti ada, meskipun saya sudah berada di ruang operasi selama lima kali, tetapi masih membayangkan meja, jarum suntik, pisau dan baju operasi sangat menakutkan.

Kabar Bahagia yang Membuat Khawatir!

Alhamdulillah sang suami menguat, dia berkata "jika kita diberi kepercayaan lain oleh Allah, itu berarti kita bisa menjalaninya". Setelah seminggu dari hasil testpack, saya juga berkonsultasi dengan dokter kandungan. Awalnya saya ingin melihat dokter yang mengoperasi saya ketika saya melahirkan anak ketiga, tetapi praktiknya penuh dan saya belum menerima pasien untuk malam itu.

Akhirnya saya pergi ke tempat praktek dokter lainnya. Setelah menunggu sampai jam sepuluh, nama saya dipanggil. Saat memasuki dan langsung melakukan USG, alhamdulillah saya positif dengan kehamilan 7 minggu. Dokter membaca riwayat kehamilan saya, dengan 3 x sc dan bertanya "mengapa ketika anak ketiga tidak steril" (ada beberapa dokter yang kadang-kadang agak sensitif jika pasien yang datang bukan pasien yang pernah ia tangani sebelumnya).

Ada yang Menempel Dirahim Saya Selain si Bayi

Hasil USG juga menunjukkan bahwa di dalam rahim saya juga ada miom nya dengan panjang 3 cm. Dokter menjelaskan risiko yang akan saya hadapi, seperti keguguran jika janin tidak kuat karena mioma juga memperbesar dan mengacak makanan dengan janin, pendarahan dan risiko kelahiran prematur. Ketika operasi juga akan dihapus miom, maka siap untuk kantong darah, kantong darah dalam arti risiko perdarahan, saya bertanya. Benar, karena ketika mioma diangkat, pasti akan berdarah.

Yang Membuat Saya Berani Dan Tegar

Pulang dari sana saya bahkan lebih kesal. Suami berkata, banyak untuk latihan, membaca surat  dan meminta doa dengan Allah di mana Anda tahu itu bisa normal dan miom tidak akan diangkat. 

Malam itu saya browsing dan membaca - membaca kisah para ibu yang juga memiliki riwayat miom. (Di sinilah rasanya menyenangkan untuk blog dengan menceritakan berbagai pengalaman, karena pengalaman kami juga akan bermanfaat bagi orang lain). 

Ada dua blog terperinci yang menceritakan tentang pengalaman hamil dengan mioma, dan itu tidak seseram yang saya bayangkan apa yang dikatakan dokter. Mereka menjalani kehamilan dengan menikmati, bekerja di kantor dan dengan menjaga miomanya makanan mereka juga bisa menyusut. (Ini adalah pengalaman yang saya baca di blog, meskipun semua dokter mengatakan miom akan membesar dari waktu ke waktu)

Agak sedikit melegakan hati setelah itu, benar kata suamiku banyak latihan, sholat hajat, zikir dan membaca al quran. Kehamilan pada saat ini agak berbeda, mungkin karena ada miom juga, saya sering merasa lapar walaupun saya baru saja selesai makan. Pertahankan makanan yang masuk, seperti makan banyak buah dan sayuran dan tidak minum susu hewani (lemak). Begitu info saya browsing di internet sehingga myoma tidak tumbuh dengan cepat. Saya juga makan banyak pisang, terima kasih kepada cerita Dian tentang manfaat pisang, karena pisang adalah makanan penambah rasa lapar dan penambah energi.

Apa kata Dokter yang Lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun