Mohon tunggu...
Doni Riw
Doni Riw Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis owner

Pembelajar, Pengemban Dakwah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isra Miraj: Mukjizat di Tengah Transformasi Support System Dakwah

22 Februari 2023   07:30 Diperbarui: 22 Februari 2023   07:34 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh Doni Riw, Budayawan dan Influencer Dakwah

Isra Miraj terjadi pada amul huzn (tahun kesedihan), yaitu ketika Abu Thalib dan Khadijah RA wafat di waktu yang hampir bersamaan. Abu Thalib memiliki kedudukan penting di masyarakat Quraisy jahiliyah. Dia adalah tokoh representasi Bani Hayim. Dengan kedudukan tersebut, Abu Thalib mampu melindungi Rasulullah SAW dari serangan fisik kaumnya. 

Sementara Khadijah RA, sebagai istri, tentu saja menjadi sandaran personal bagi Nabi, sekaligus sebagai dukungan harta yang niscaya dalam proses dakwah. Keduanya adalah support system dakwah Islam kala itu, yang kemudian Allah cabut dalam waktu yang hampir bersamaan.

Support system dakwah yang Allah hentikan mendadak itu sesungguhnya adalah batu loncatan untuk menuju support system berikutnya yang lebih besar dan lebih sistematis. Maka dalam rangka kelanjutan dakwah di tingkat berikutnya, Allah memerintahkan kepada RasulNya untuk melakukan tholabun nusrah (meminta perlindungan) dari kabilah-kabilah arab di sekitar Makkah. Perlindungan yang dimaksud dalam hal ini adalah menawarkan Islam sebagai sistem kehidupan bagi masyarakat mereka, dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai pemimpin formal mereka.

Namun perintah tholabun nusrah itu bukan sesuatu yang mudah untuk diwujudkan. Semua kabilah menolak permintaan dari Rasul SAW dengan penolakan yang menyakitkan. Bahkan yang paling parah adalah penolakan dari Bani Tsaqief di Thaif. Rasul SAW dilempari batu hingga berdarah oleh orang-orang bodoh dan anak-anak Bani Tsaqief yang telah diprovokasi oleh penguasanya sendiri. Di tengah pelarian karena dilempari  batu tersebut, Rasul SAW bersembunyi di sebuah kebun anggur milik keluarga Rabiah, kemudian berdoa dengan doa yang sangat mengharukan.

"Yaa Allah, hanya kepadamu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya upayaku, serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Yaa Rob yang Maha Pengasih dan Penyayang, Engkaulah pelindung orang lemah, dan engkaulah pelindungku. Kepada siapa hendak kauserahkan diriku? Kepada orang yang jauh yang berwajah muram kepadaku, atau kepada musuh yang bakal menguasaiku? Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli... dan seterusnya". Doa ini menggambarkan betapa untuk mendapatkan support system berikutnya bukanlah sebuah perkara yang mudah.

Di tengah beban yang begitu berat serta mental yang melemah tersebut, Allah Taala menganugerahkan kepada Rasulullah SAW mukjizat Isra Miraj. Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa untuk menjadi imam sholat bagi nabi-nabi mulia terdahulu. Kemudian Rasulullah SAW diperjalankan ke Sidratul Muntaha di mana para penduduk langit sangat menghormati Beliau SAW. Kondisi yang berkebalikan dengan para penduduk bumi yang menolak dakwah Islam dengan cacian dan permusuhan.

Sekembali dari Isra Miraj, semangat Rasul SAW untuk tholabun nusrah menjadi lebih matang. Beliau menjadi semakin mantab dan yakin, bahwa upaya untuk mewujudkan perintah Allah itu pasti akan membuahkan hasil. Perjuangan itu kemudian berujung indah pada Baiatul Aqobah satu dan dua oleh penduduk Yatsrib (Madinah). 

Suku Aus dan Khazraj menerima Islam sebagai jalan hidup mereka, kemudian berjanji melindungi dakwah Islam dengan nyawa mereka, serta menjadikan Rasulullah SAW sebagai pimpinan mereka. Lahirlah support system dakwah Islam berikutnya yang lebih besar dan sistematis yaitu Daulah Islam. Dengan Daulah ini, dakwah Islam menjadi jauh lebih cepat, serta menjangkau area yang jauh lebih luas dari sebelumnya.

Isra Miraj menjadi pelajaran berharga bagi muslimin yang hari ini tengah berjuang seperti perjuangan Rasul SAW dan para Sahabat pada waktu itu, yaitu membangun support system dakwah yang komprehensif bernama Daulah atau Khilafah. Bahwa dalam hitungan manusia, mewujudkan hal itu adalah perkara yang tidak mudah. Namun bagi Allah Taala, Sang Penguasa jagat raya, memberi kemenangan bagi para hambanya adalah mudah, semudah memperjalankan RasulNya menembus batas langit yang tak mungkin ditembus manusia.

Yogyakarta, 21 Februari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun