Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery, dusun Dalangan, Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Umbulmartani Bagi Dongeng Kopi adalah Aroma Hujan, Kenangan dan Secangkir Perpisahan

2 April 2025   19:35 Diperbarui: 2 April 2025   19:34 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan selalu punya cara untuk membangkitkan kenangan. Di Umbulmartani, aroma hujan bercampur dengan pahitnya perpisahan. Dua pohon ketapang kencana, saksi bisu perjalanan kami, kini menyaksikan gerai kopi kami tutup. Bukan karena tak cinta, tapi karena arus berlawanan dengan harapan yang kita pancang.

Umbulmartani, bagai mantan yang sulit dilupakan. Ia menyimpan percakapan-percakapan tak berujung.  Termasuk diantara 42 anggota garda jaga, dari tahun 2019 hingga 2025. Dari barista barista yang membersamai kami sejak pertama kali kepindahan kami kali kelima dari pertama di bilangan Pingit. 

Rapat-rapat panas, debat-debat sengit, dan seloroh-seloroh yang akan terus hidup dalam ingatan. Bagi para "orang orang kopi, mereka seperti pembaca yang selalu mencari makna tersembunyi, terkejut dengan kabar ini.

Bukan gimik, bukan tipu daya. Ini murni soal ekonomi. Kunjungan menurun, pendapatan merosot. Tapi, jangan khawatir, Dongeng Kopi tak akan hilang. Kami hanya pindah, bergeser ke Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani untuk sementara waktu sembari keberuntungan mungkin akan menghampiri sekali lagi.

Di Dalangan, kopi tetap akan menjadi teman bicara, saksi bisu keluh kesah. Seperti puisi, ia menemani pembacanya. Mari sambangi Tirtomartani, setelah selesai bab Umbulmartani. Mari ciptakan puisi-puisi baru, dongeng-dongeng panjang, sambil menyesap kopi. Siapa tahu, keberuntungan berpihak lagi pada kami.

Mungkin nanti, jika ada rezeki, kami akan kembali. Membuka gerai baru, bisa jadi dekat rumahmu, dekat kantormu, atau malah ada di dalam kampusmu. Nasib siapa yang tahu? Untuk sementara, sembari bersiap kemungkinan kemungkinan goyangan ekonomi, biar goncangan andai kata akan terjadi lebih besar, kami hadir dulu di dekat Pak Bari. Timurnya dawet yang selalu ramai kamu antri di Kalasan. April ini kami mulai. Semoga semuanya dimudahkan atas yang menjadi pengharapan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun