Mohon tunggu...
Sherena
Sherena Mohon Tunggu... lainnya -

A simple person who pours her simple mind on her writings. An enthusiast in learning critical discourse analysis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mangente Ambon, Sungguh Manise

9 Oktober 2015   09:50 Diperbarui: 9 Oktober 2015   13:15 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ambon, ibu kota Maluku ternyata memiliki berbagai keunikan. Tidak hanya makanannya yang khas, orangnya bahkan pantainya juga memiliki keunikan tersendiri. 

Pertama kalinya berkesempatan mengunjungi Ambon, waktu tempuh yang dihabiskan sekitar tiga (3) jam dari kota Jakarta dengan menggunakan pesawat. Betapa bahagianya ketika telah menginjakkan kaki di bandar udara Pattimura, keluar dari pesawat langsung disambut oleh lagu dan musik khas Ambon. Suasananya begitu berbeda dengan kota Jakarta, masih lenggang dan tidak ada kemacetan dimana-mana. Sepanjang perjalanan menuju hotel Natsepa, laut bisa terlihat dimana-mana. Cantik nian!

45 menit dari bandara menuju hotel Natsepa, yang pertama kali terlihat adalah laut. Memang lokasi hotel Natsepa ini sangat begitu dekat dengan pantai Natsepa dan salah satu makanan yang patut dicoba adalah rujak Natsepa. Berbeda dengan rujak lainnya, kacang kenarilah yang digunakan sebagai bahan utama sambal rujaknya. 

Tidak hanya Pantai Natsepa dan rujaknya yang unik, pesona Ambon pun sangat menarik ketika mengunjungi Collin Beach. Duduk di tepi pantai Collin Beach sambil menikmati Papeda Ambon yang disirami oleh kuah ikan kuning seakan-akan mendapatkan surga ditambah lagi disuguhi tari-tarian khas Ambon seperti Tari Bambu Gila. Bukan hanya Colling Beach yang dapat dinikmati, pantai Liang juga dapat menjadi salah satu rekomendasi untuk dikunjungi. Air laut yang masih biru dan pasir yang sangat putih menambah keindahan pantai. Tidak hanya itu menikmati Pantai Liang dapat juga dilakukan dengan menaiki salah satu perahu yang dapat dikayuh dengan manual dan hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 50.000. Adapun perahu ini dapat diisi dengan empat orang termasuk si pemiliknya.

[caption caption="Pengunjung yang sedang berenang di Pantai Liang"][/caption]

Tidak hanya pantai, tempat indah lainnya yang dapat dikunjungi di Kota Ambon adalah patung Martha Christina Tiahahu. Ketika sampai di lokasi ini, kalian akan berimajinasi seolah-olah berada di kawasan Amerika Selatan seperti di Rio de Janeiro, Brazil. Melihat rumah-rumah dan laut yang indah di atas puncak seperti sedang mengunjungi patung Kristus Penebus di Rio de Janeiro.

 

[caption caption="Patung Martha Christina Tiahahu"]

[/caption]

Perjalanan mengelilingi Ambon jangan hanya sebatas itu, Desa Waai adalah salah satu tempat yang perlu dikunjungi. Melihat belut yang sangat panjang dan besar di desa Waai akan membuat takjub. Betapa tidak, panjangnya dan besarnya melebihi betis orang dewasa. Dengan bantuan pawangnya, pengunjung bisa memegang dan mengelus Morea (nama belut raksasa tersebut) dengan sebuah telur ayam. "Tos" bunyi yang akan terdengar ketika belut tersebut menyantap telur yang dipegang pawangnya. Setelah memakan telur biasanya Morea akan langsung kembali ke sarangnya. 

[caption caption="Dok. Pribadi"]

[/caption]

Selain Desa Waai, tidak lengkap rasanya jika tidak melihat proses pembuatan Sagu. Salah satu desa yang dapat dikunjungi adalah Desa Tulehu. Di sini, proses pembuatan sagu dijelaskan, dimulai dari pengambilan batang pohon Sagu yang sudah direndam, dihancurkan kemudian sampai pada tahapan dimana sagu sudah difilter dan siap untuk dimasukkan ke dalam Tumang. Tumang adalah tempat dimana sagu disimpan, bertahan 1-2 minggu dan terbuat dari daun sejenis niur. Tumang juga dibuat secara manual dan biasanya dijual di pasar dengan harga yang dipatok sekitar Rp. 50.000, cukup mahal namun sangat aman. Tidak hanya itu, mencoba memakan ulat sagu juga dapat dilakukan di sini. Ulat sagu tersebut aman untuk dikonsumsi tapi jika ragu-ragu lebih baik jangan dicoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun