Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membumikan Pribumi

19 Oktober 2017   12:08 Diperbarui: 19 Oktober 2017   17:39 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: phesolo.files.wordpress.com

Kita menuju bangsa yang tak tenang, bereaksi berlebihan bahkan ditambah dengan aksi anarkis. Kita tak lagi menyimak, tak lagi menjadi pendengar yang baik. Kita tak lagi menganalisa padahal pendidikan yang dimiliki semakin tinggi. Kita cenderung menjadi bangsa yang mudah terprovokasi dan bersikap negatif.

Ketika Anies menyinggung pribumi harus bangkit melawan kolonial, kita malah mempersoalkan pribumi dan melupakan kolonialisme. Kita tak menyimak makna tersirat, kita tergoda dengan yang tersurat. Kita bereaksi tanpa didahului pemahaman yang didasari data dan fakta.

Pidato Anies hanya dipahami dengan emosional, padahal kita harusnya bersyukur dengan pernyataan Anies. Ia membangkitkan spirit nasionalisme, ia mengajak kita berdiskusi serta memaknai kembali akan arti hidup berbangsa dan bernegara. Kita adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dan bangsa, kita sepakat melawan kolonialisme.

Kemerdekaan merupakan fitrah manusia, dan pribumi pantas menuntut dan memperjuangkan kemerdekaannya. Sebuah kemerdekaan bukan berarti kebebasan tanpa batas. Kemerdekaan harus tetap menghormati dan menghargai hak orang lain. Pribumi pantas dihargai serta dihormati di negerinya sendiri. Pribumi pantas mendapatkan hak-haknya yang dirampas kolonial, siapapun mereka.

Soekarno sudah memprediksi bahwa bangsa ini akan berhadapan dengan bangsanya sendiri. Ucapan Soekarno menjadi nyata, bukannya bersemangat melawan kolonialisme, kita malah mempersoalkan pribumi serta menuduh sebagai simbol rasis. Kita lupa bahwa menjadi pribumi bukanlah hal yang sulit, bandingkan dengan negara-negara yang menganut paham fasis.

Kita yang menentang segala bentuk kolonialisme adalah pribumi. Suku dan agama serta warna kulit yang berbeda bukan masalah, asalkan menentang kolonialisme. Pribumi adalah penentang hegemoni dan dominasi sebuah etnis dan Asing terhadap negara kita. Pribumi adalah penentang penindasan di negara ini, baik yang terjadi terhadap minoritas maupun mayoritas.

Bila saya, anda, mereka, dan kita semua lahir di negeri ini namun menjadi budak kapitalisme, menjadi budak Asing, maka kita bukanlah pribumi. Bila kita ingin dan sedang atau akan menjajah orang lain, maka kita bukanlah pribumi. Namun bila kita seorang yang jujur, tidak korupsi, mencintai sesama, menghargai dan menghormati bangsa lain, maka kita adalah pribumi.

Pribumi Indonesia itu merupakan pribadi dan kelompok pribadi yang mengerahkan segala sumber dayanya untuk kemajuan bangsa dan negaranya. Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan aktif melaksanakan ketertiban dunia, sebagaimana salah satu pondasi bangsa ini dibangun.

Pribumi Indonesia adalah seorang Presiden berpihak pada kepentingan negara. Seorang Menteri yang melaksanakan kepentingan rakyat, seorang gubernur yang berada disisi rakyatnya. Pribumi Indonesia adalah seorang Jurnalis yang menuliskan kebenaran, berpihak pada kebenaran. Pribumi Indonesia adalah politisi yang melakukan konsensus demi negara dan rakyatnya, menjalankan amanat sesuai dengan Pancasila dan UUD 45.

Pribumi Indonesia adalah seseorang yang tidak buang sampah sembarangan, tidak berbohong pada manusia lainnya, tidak menganggap diri paling benar, tidak memaksakan kehendak apalagi cenderung tiran. Pribumi Indonesia taat hukum yang dikodifikasikan berdasarkan konsensus bersama.  

Pribumi Indonesia itu mau berbagi karena dia sadar bahwa harta adalah titipan. Ia sadar ada hak orang lain didalam hartanya, ia sadar hidup dan bertahan hidup bahkan kekayaan yang dimiliki karena ada orang lain. Ia sadar bahwa tanpa orang lain kekayaan tiada manfaat. Begitu pula dengan ilmu yang dimiliki, pribumi Indonesia adalah ilmuwan yang menggunakan ilmunya untuk kebaikan orang lain. Ia membagi ilmunya, memberi pencerahan dan memberi pemahaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun