Mohon tunggu...
Dominiques Kevin
Dominiques Kevin Mohon Tunggu... murid

tugas bindo

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bara di Tengah Sorak : Membangun Karakter di Arena CC Cup XL 2025

5 Oktober 2025   19:30 Diperbarui: 5 Oktober 2025   19:51 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Konser Bernadya Sumber : Uta

Sorak sorai menggema di setiap sudut Kolese Kanisius. Menteng Raya 64 kembali hidup, dipenuhi semangat anak muda yang berlari, berteriak, dan berjuang. CC Cup XL 2025 bukan sekadar turnamen, melainkan panggung besar tempat ribuan jiwa ditempa oleh perjuangan, kerja sama, dan pengorbanan. Lebih dari 200 sekolah bergabung, dan lebih dari 1000 panitia dari SMP hingga SMA bersatu di balik layar untuk memastikan setiap detik dari pertandingan berlangsung sempurna. Namun di balik gemuruh itu, tersembunyi makna yang lebih dalam: sebuah perjalanan membangun karakter dan menghidupi semangat magis yaitu menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Arena yang Menyatukan

Di berbagai belahan bumi, api kemarahan mudah menyala hanya karena perbedaan pandangan. Di media sosial, kata-kata tajam sering menggantikan ruang dialog; caci maki menjadi lebih cepat menyebar daripada sapaan hangat. Di jalanan, perbedaan pendapat kerap berujung pada kekerasan, dan semangat muda yang seharusnya menjadi sumber harapan malah tersesat dalam pusaran emosi tanpa arah. Dari Eropa hingga Asia, dari kampus bergengsi hingga lingkungan kecil di pinggiran kota, kita menyaksikan generasi muda yang berteriak lantang menuntut keadilan. Namun, tak jarang kehilangan makna sejati dari perjuangan itu sendiri di tengah kebisingan dunia digital yang memecah perhatian dan empati.

Tetapi di Jakarta, ada sesuatu yang berbeda.
Sabtu pagi, 20 September 2025, suasana di Kolese Kanisius, Menteng Raya 64, terasa seperti oase di tengah hiruk pikuk dunia yang penuh ketegangan. Ribuan siswa dari berbagai sekolah datang bukan untuk menuntut perubahan lewat teriakan atau poster-poster protes, melainkan melalui sportivitas, persahabatan, dan semangat kebersamaan.

Di lapangan mini soccer, mereka tidak hanya berlari dan bertanding demi skor semata, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang lebih luhur: menghargai, menguatkan, dan belajar dari satu sama lain. Teriakan dukungan bergema bukan sebagai seruan kemarahan, melainkan sebagai lagu persaudaraan yang menyatukan hati. Tak ada gas air mata, tak ada bentrokan, hanya semangat muda yang menyala dalam damai seperti obor kecil yang menolak padam di tengah dunia yang kian gelap oleh ego dan perpecahan.

De Ville CC Cup Sumber : Penulis
De Ville CC Cup Sumber : Penulis

Tak ada gas air mata, tak ada bentrokan, hanya semangat muda yang menyala dalam damai seperti obor kecil yang menolak padam di tengah dunia yang kian gelap oleh ego dan perpecahan.

Inilah Canisius College Cup XL 2025, sebuah perayaan yang tidak hanya memuliakan kemenangan, tetapi juga mengajarkan arti kehilangan. Karena sejatinya, dalam setiap kekalahan, tersimpan pelajaran tentang keteguhan, kesabaran, dan kerendahan hati.

Magis di Balik Panas Terik

Di balik megahnya panggung pertandingan, ada mereka yang tidak tersorot kamera yaitu para panitia-panitia.
Mereka datang paling pagi sebelum pengunjung, menyiapkan meja, memeriksa scoreboard, memastikan setiap bola, setiap kabel, dan setiap pluit berada di tempatnya. Kadang mereka harus menggantikan teman yang sakit, berlari di bawah matahari yang menyengat, tanpa imbalan materi. Tapi justru di sanalah magis hidup: ketika seseorang memilih memberi lebih tanpa diminta.

Kadang mereka harus menggantikan teman yang sakit, berlari di bawah matahari yang menyengat, tanpa imbalan materi. Tapi justru di sanalah magis hidup: ketika seseorang memilih memberi lebih tanpa diminta.

"Saya belajar bahwa menjadi panitia itu bukan soal dikenal, tapi soal kepuasan bekerja di balik layar tanpa mengharapkan imbalan," kata salah satu panitia bidang pertandingan. Kalimat itu sederhana, tapi mencerminkan sesuatu yang mendalam.
CC Cup bukan hanya tentang siapa yang juara di lapangan, tetapi siapa yang berani memberi dirinya untuk orang lain.

Gelar Tanding dan Jiwa yang Ditempa

Tema besar CC Cup tahun ini, A Beautiful Thing Is Never Perfect, bukan sekadar slogan. Ia adalah refleksi dari perjalanan yang nyata.
Kecantikan sejati tidak datang dari kesempurnaan, tetapi dari perjuangan yang tidak pernah berhenti. Di lapangan basket, para pemain jatuh bangun, namun tetap tersenyum. Di panggung band competition, suara yang sempat fals justru disambut dengan baik dan bukan ejekan. Karena semua tahu, setiap usaha adalah bagian dari proses membangun diri.

Setiap pertandingan adalah metafora kehidupan.
Dalam satu laga futsal, sebuah tim unggul 2--0 di babak pertama. Namun di babak kedua, lawan bangkit dan berhasil menyamakan skor 2-2. Beberapa pemain mulai frustrasi, tapi sang kapten menegaskan, "Tenang, kita main bukan cuma buat menang, tapi buat menunjukkan siapa kita dan memperbanyak pengalaman." Mereka kalah tipis di menit terakhir, tapi keluar lapangan dengan kepala tegak. Kekalahan itu justru menjadi pelajaran paling berharga tentang ketenangan, komitmen, dan kebesaran hati. Dengan kekalahan ini, pelatih tim mengatakan "Akibat kekalahan ini, saya sudah tau apa yang perlu diperbaiki. Kekalahan ini menjadi pelajaran yang berharga bagi para pemain dan saya sendiri.."

Pertandingan Sepak Bola CC Cup Sumber : Penulis
Pertandingan Sepak Bola CC Cup Sumber : Penulis

Di sinilah CC Cup XL 2025 menjadi kawah candradimuka sesungguhnya --- tempat anak muda belajar bahwa kemenangan terbesar bukan mengalahkan lawan, tapi mengalahkan ego diri sendiri.Di balik sorak dan nyanyian yang menggema, para supporter menjadi denyut nadi dari setiap pertandingan. Mereka datang dengan wajah yang dilukis, membawa spanduk, genderang, dan semangat yang tak pernah padam. Namun lebih dari sekadar berteriak untuk timnya, para supporter CC Cup menunjukkan kedewasaan baru: mereka tahu kapan bersorak, kapan menghormati lawan. Saat timnya kalah, mereka tetap berdiri memberi tepuk tangan. Saat lawan mencetak gol, mereka belajar menerima dengan lapang dada. Di tengah panas dan keringat, mereka menyalakan api semangat yang membakar semesta Menteng Raya. Bukan api amarah, tapi api kebersamaan. 

Di tengah panas dan keringat, mereka menyalakan api semangat yang membakar semesta Menteng Raya. Bukan api amarah, tapi api kebersamaan. 

Supporter Alaska Kanisius Sumber : Penulis
Supporter Alaska Kanisius Sumber : Penulis

Tak ada kemenangan tanpa perjumpaan, dan tak ada perjumpaan tanpa persahabatan.CC Cup menghadirkan ratusan sekolah dari berbagai latar belakang: negeri dan swasta, besar dan kecil, Katolik, Islam, dan umum. Semua melebur tanpa sekat. Di area penonton, kita melihat seragam yang berbeda berdiri berdampingan, bersorak untuk tim yang bahkan bukan dari sekolahnya. Sebuah pemandangan yang jarang kita jumpai di luar arena ini.

"Awalnya kami datang hanya untuk bertanding, tapi akhirnya kami pulang membawa teman baru," ujar salah satu peserta lomba debat.
Pernyataan sederhana itu menggambarkan makna terdalam dari CC Cup: membangun relasi yang melampaui batas institusi dan agama. Di tengah dunia yang mudah terpecah, CC Cup mengajarkan anak muda untuk melihat manusia lain bukan sebagai pesaing, tapi sebagai sesama pejuang dalam perjalanan hidupnya.

Lebih dari Sekadar Ajang

Sebagai panitia bidang tutor dan pengajar, saya menyaksikan langsung bagaimana semangat pelayanan tumbuh di setiap diri peserta dan panitia. Banyak dari kami yang awalnya hanya ingin "membantu acara", tapi kemudian menyadari bahwa kami sedang menumbuhkan diri, belajar kepemimpinan, komunikasi, dan pengorbanan.

Hari-hari panjang di bawah panas matahari, suara serak karena berteriak memberi semangat, hingga kaki yang pegal karena berdiri berjam-jam, semua menjadi bagian dari proses menempa karakter. Kami belajar untuk tidak hanya berkata "saya bisa", tetapi juga "saya mau berbuat". Kami belajar bahwa karakter sejati bukan dibentuk dalam kenyamanan, tetapi dalam perjuangan yang tulus.

CC Cup, dalam segala kesibukan dan kelelahan, justru menjadi ruang di mana anak muda menemukan makna keberanian. Keberanian untuk bekerja sama, untuk tidak menyerah, untuk tetap tersenyum meski lelah, dan untuk tetap rendah hati di puncak kemenangan.

CC Cup, dalam segala kesibukan dan kelelahan, justru menjadi ruang di mana anak muda menemukan makna keberanian. Keberanian untuk bekerja sama, untuk tidak menyerah, untuk tetap tersenyum meski lelah, dan untuk tetap rendah hati di puncak kemenangan.

Perayaan dan Kemenangan Bersama

Setiap sudut CC Cup tahun ini dihiasi dengan simbol-simbol Mesir Kuno seperti  piramida, hieroglif, dan warna keemasan. Sebuah representasi dari peradaban besar yang dibangun oleh kerja keras, kesetiaan, dan waktu yang panjang. Sama seperti semangat anak muda di CC Cup: membangun sesuatu yang bertahan, bukan hanya sesaat.

Dari lapangan basket hingga panggung band, dari tribun penonton hingga tenda medis, semangat yang sama mengalir: menjadi lebih baik, bersama-sama.
Dan ketika malam penutupan tiba, pada 27 September 2025, gemuruh The Changcuters dan alunan suara Bernadya menutup rangkaian acara yang penuh makna. Bukan hanya karena hiburannya, tapi karena setiap peserta tahu bahwa mereka telah menjadi bagian dari sejarah.

Foto Konser Bernadya Sumber : Uta
Foto Konser Bernadya Sumber : Uta

CC Cup XL 2025 bukan sekadar ajang olahraga atau perlombaan seni. CC Cup ini  adalah simbol perjalanan karakter anak muda Indonesia yang menyimbolkan mereka yang berani bermimpi, berjuang, gagal, bangkit, dan terus melangkah.
Kita belajar bahwa kemenangan tidak selalu berbentuk piala, tapi bisa berupa keberanian memaafkan, keteguhan untuk melanjutkan, dan keikhlasan memberi tanpa pamrih. Dari lapangan Kanisius, semangat itu bergaung.

CC Cup XL bukan hanya milik para juara, tetapi milik semua yang berani bertumbuh. Karena pada akhirnya, karakter sejati bukan dibentuk oleh sorotan lampu kemenangan, melainkan oleh kesediaan hati untuk melayani dalam diam.

CC Cup XL bukan hanya milik para juara, tetapi milik semua yang berani bertumbuh. Karena pada akhirnya, karakter sejati bukan dibentuk oleh sorotan lampu kemenangan, melainkan oleh kesediaan hati untuk melayani dalam diam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun