Mohon tunggu...
Dominiques Kevin
Dominiques Kevin Mohon Tunggu... murid

tugas bindo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjelajah Dirgantara, Antara Sains dan Mimpi Manusia

6 Agustus 2025   23:01 Diperbarui: 26 Agustus 2025   13:19 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.merdeka.com/teknologi/begini-prosedur-nasa-jika-astronot-meninggal-saat-misi-luar-angkasa-445831-mvk.html

Dirgantara mengajarkan bahwa manusia bukan hanya makhluk bumi, tetapi juga makhluk mimpi. Kita mungkin tidak semua bisa terbang dengan roket, tetapi kita semua bisa merasakan denyut harapan yang sama setiap kali menatap bintang. Di sanalah letak keindahannya: sains dan mimpi berpadu, melahirkan keberanian untuk menatap masa depan dengan mata berbinar.

Karena pada akhirnya, menjelajah dirgantara bukan hanya soal menaklukkan langit. Ia adalah perjalanan menemukan siapa kita, dan bagaimana kita bisa menjaga kehidupan di bumi dengan lebih bijaksana.

Rindu yang Menggantung di Langit

Engkau hadir seperti cahaya samar yang muncul perlahan di ufuk timur. Bagai cahaya yang tak memaksa dan menetap dalam pandang. Sejak kehadiranmu, langit tak lagi terasa hampa. Ada semacam getaran yang mengisi tiap ruang sunyi, seakan semesta sedang berbisik lewat angin pagi. Entah sejak kapan, aku mulai memandang dirgantara bukan sebagai ruang kosong yang luas, melainkan tempat segala kemungkinan berawal, seperti perjumpaan kita yang singkat namun sarat makna.

Kita tak banyak bicara, tapi setiap pertemuan terasa seperti gemuruh peluncuran roket ke langit: cepat, mengejutkan, dan meninggalkan jejak di dada. Di balik doa-doa yang terlantun, aku belajar bahwa dirgantara tak harus selalu dijelajahi dengan teknologi. Kadang, dirgantara cukup dijelajahi dengan hati yang jujur dan tatap mata yang tak bisa berdusta. Engkau bukan sekadar pengisi waktu, tetapi arah yang diam-diam kutuju dalam lintasan yang sering kali kusangkal. Dan meski tak selalu sejalan, aku tahu ada benang tak kasatmata yang membuatmu tetap dekat dalam jarak yang jauh.

Engkau bukan sekadar pengisi waktu, tetapi arah yang diam-diam kutuju dalam lintasan yang sering kali kusangkal.


Kini aku berdiri di bawah langit malam, tak lagi menunggu bintang jatuh. Aku tahu, bahkan tanpa kilauan, langit tetap menyimpan makna. Seperti halnya kau yang tetap dekat di hati meski tak lagi hadir. Dirgantara akan terus menjadi tempat aku menitipkan rinduku, bukan karena aku tak mampu melupakan, tetapi karena aku ingin mengingat dengan cara yang paling sederhana yakni menatap ke atas, dan diam-diam berdoa agar suatu saat, semesta mengizinkan jejak kita bertemu kembali.

https://www.liputan6.com/citizen6/read/5356277/3-manfaat-kesehatan-memandang-bintang-di-malam-hari-buktikan-sendiri
https://www.liputan6.com/citizen6/read/5356277/3-manfaat-kesehatan-memandang-bintang-di-malam-hari-buktikan-sendiri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun