Mohon tunggu...
Wimpie Fernandez
Wimpie Fernandez Mohon Tunggu... Penulis - Tak harus kencang untuk berlari

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Belajar dari Pandemi, Tetap Bekerja Ikut Orang atau Beranjak Menjadi Wirausaha?

7 September 2020   18:07 Diperbarui: 7 September 2020   18:18 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.qerja.com/

Beberapa bulan lalu hingga saat ini, sebagian besar ratusan pekerja manufaktur maupun pekerja berkerah dari berbagai macam sektor di Indonesia, dirumahkan bahkan diputus kontrak kerjanya (PHK) oleh perusahaan. Kondisi ini membuat sebagian dari mereka banting setir dengan membuka usaha sendiri seadanya. Tujuannya menghidupkan roda perekonomian. Namun, tak sedikit dari mereka yang bergeming menunggu "keajaiban".

Terlepas dari pandemi, beberapa tahun terakhir, sebenarnya sudah cukup banyak pelaku usaha menjamur di Indonesia. Umumnya, selain keuntungan uang yang didapat lebih besar ketimbang bekerja ikut orang, alasan waktu turut mempengaruhi pola rutinitas kita sehari-hari. 

Namun, ada banyak faktor yang mempengaruhi saya yang kini juga sedang berjuang merintis usaha dan sebagian besar orang, belum mau atau belum berani membuka usaha sendiri.  Takut gagal, takut rugi, tidak berani ambil risiko atau bahkan tak mau beranjak dari zona nyaman.

Segera Menentukan Tujuan Hidup

Kita harus mengetahui bahwa jumlah lapangan kerja tidak seimbang dengan jumlah lulusan angkatan kerja yang setiap tahun berkembangbiak. Hal ini yang harus kita sadari sekaligus waspadai. Artinya, kita (utamanya anak muda) harus segera beranjak dan mengambil keputusan agar tidak tersesat di kemudian hari.

Hari Minggu siang, saya berbincang santai dengan tetangga depan rumah yang merupakan wirausaha di bidang penyedia jasa bangunan rumah sekaligus kuliner. Sambil menikmati segelas kopi dan sebatang rokok kami berbincang. 

Dia mengatakan bahwa anak muda zaman sekarang, sudah harus memikirkan tujuan hidupnya dengan membuka usaha sendiri. Jangan terlalu menggantungkan nasib kepada perusahaan-perusahaan kecil maupun besar.

Hal ini berani ia katakan karena melihat kondisi kehidupan saat ini. Selain lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah angkatan kerja, siapa yang menyangka ada virus yang tidak hanya membunuh jutaan orang, tetapi juga melumpuhkan roda perekonomian. Lumpuh dalam arti, tidak dapat bekerja akibat bencana non alam.

Lihatlah, hampir sebagian besar orang dari berbagai macam sektor dibuat merana. Dengan kata lain, yang kerja ikut orang dengan wirausaha sama-sama dibuat pusing. 

Tidak ada pemasukan, justru yang ada malah pengeluaran. Kalau bahasa guyonan (bercanda) anak-anak fakultas ekonomi, "Beban kas berkurang, beban pikiran bertambah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun