Jakarta -Penelitian terkini dari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Jakarta menyatakan bahwa integrasi Deep Learning yang berfokus pada STEM dan Project Based Learning (PJBL) sangat penting, ditambah dengan diferensiasi produk dalam pembelajaran bagi calon guru sekolah dasar. Dalam studi kuasi-eksperimen yang melibatkan 70 mahasiswa di bidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ditemukan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan berpikir kritis, dari rata-rata 60,12 menjadi 86,58 setelah mengikuti model pembelajaran yang inovatif ini.
Model pembelajaran ini mengkombinasikan ilmu sains, teknologi, teknik, dan matematika serta literasi melalui proyek praktis, sekaligus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengungkapkan pemahaman mereka dalam berbagai bentuk, seperti video, presentasi, dan prototipe. Kebebasan dalam memilih output belajar ini terbukti dapat meningkatkan keterlibatan, rasa memiliki, dan kemandirian dalam proses belajar.
"Calon guru perlu pengalaman langsung merancang pembelajaran kreatif yang responsif terhadap keragaman siswa. Dengan STEM-PJBL dan diferensiasi produk, mereka bukan hanya mempelajari teori, tetapi mempraktikkan pembelajaran mendalam yang dapat ditransfer ke kelas dasar misalnya berupa studi kasus, pengembangan projek kelas, dan pengembangan personal branding calon guru SD" ujar ketua tim peneliti, Fahrurrozi.
Hasil riset ini menjadi rekomendasi strategis bagi lembaga pendidikan guru: integrasi teknologi, proyek lintas disiplin, dan pendekatan diferensiasi harus menjadi bagian inti kurikulum agar calon guru siap menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI