Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Lahir di Bantul | Besar di Bungo | Kuliah di Bogor | Mengabdi di Bintan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengenal Dugong, Hewan Khas Kabupaten Bintan

19 Oktober 2025   05:12 Diperbarui: 19 Oktober 2025   05:12 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dugong (Sumber: naturepl.com / Doug Perrine / WWF)

Dugong (Dugong dugon), yang sering dijuluki "sapi laut," adalah mamalia laut herbivora yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. 

Di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, dugong menjadi salah satu spesies yang khas dan memiliki nilai konservasi tinggi.

Ciri Fisik dan Habitat Dugong

Dugong memiliki tubuh besar yang dapat mencapai panjang hingga 3,5 meter dan berat antara 400 hingga 900 kilogram. 

Mereka hidup di perairan dangkal dengan padang lamun yang luas, yang menjadi sumber utama makanan mereka. 

Dugong dikenal sebagai pemakan rumput laut, dan padang lamun menyediakan habitat yang ideal bagi mereka untuk mencari makan dan berkembang biak.

Dugong di Kabupaten Bintan

Kabupaten Bintan, khususnya di Desa Pengudang, Berakit, dan Malang Rapat, dikenal sebagai habitat penting bagi dugong. 

Jejak-jejak dugong sering ditemukan di sekitar Dompak, Kampung Bugis, hingga Lagoi, menunjukkan bahwa kawasan ini masih menjadi jalur migrasi atau tempat makan bagi dugong.

Penelitian pemodelan spasial menunjukkan bahwa daerah-daerah seperti Desa Berakit, Gunung Kijang, Kawal, dan Malang Temu memiliki potensi sebagai habitat dugong. 

Faktor-faktor seperti keberadaan padang lamun, jarak dari sungai, dan kedalaman laut menjadi parameter penting dalam menentukan sebaran habitat dugong di kawasan ini.

Ancaman terhadap Dugong

Meskipun keberadaan dugong di Bintan masih dapat ditemukan, populasi mereka mengalami penurunan akibat beberapa faktor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun