Studi di terumbu karang Pasifik menunjukkan bahwa gurita memainkan peran penting dalam mengontrol populasi moluska dan krustasea.Â
Jika gurita hilang dari ekosistem ini, bukan tidak mungkin akan terjadi ledakan populasi mangsa yang menggerus sumber daya laut lainnya.
Sebaliknya, gurita juga bukan predator rakus. Mereka makan secukupnya, memilih mangsa yang bisa mereka tangkap, dan jarang merusak habitat tempat mereka tinggal.Â
Mereka efisien, adaptif, dan selektif. Ada pelajaran besar di sana bagi kita manusia yang justru kerap berlebihan dalam menguras sumber daya alam.
Arsitek Mikrohabitat Laut
Siapa sangka, gurita juga bisa disebut sebagai "arsitek" lingkungan. Banyak spesies gurita menggali liang sebagai tempat persembunyian, dan sering meninggalkan tumpukan cangkang mangsa di sekitarnya.Â
Tumpukan itu, yang disebut "midden", bukan hanya sampah, ia menjadi habitat baru bagi organisme lain.
Beberapa ikan kecil, udang, dan hewan bentik lainnya memanfaatkan struktur buatan gurita ini sebagai tempat tinggal atau persembunyian dari predator.Â
Tanpa sengaja, gurita telah menciptakan ekosistem mini baru yang meningkatkan keragaman hayati di sekitarnya. Jelas, ini merupakan hal yang sangat luar biasa.
Jembatan Rantai Makanan
Gurita juga bukan semata pemburu, mereka juga diburu. Gurita menjadi santapan bagi ikan besar, hiu, anjing laut, bahkan paus.
Artinya, gurita adalah penghubung vital dalam rantai makanan laut. Mereka mengubah energi dari mangsa kecil menjadi daging bergizi tinggi yang bisa dimanfaatkan oleh predator besar.
Jika populasi gurita terganggu, entah karena penangkapan berlebihan atau kerusakan habitat, maka rantai makanan laut bisa terganggu.Â