* Penugasan temporer: Beberapa dokter hewan juga ditugaskan sementara di satuan seperti Artileri, Pasukan Perdamaian PBB (Kontingen GARUDA), dan lainnya.
Tugas dokter hewan militer sangat beragam, mulai dari merawat anjing pelacak dan kuda militer, memberantas serangga pembawa penyakit di asrama, mengelola hewan laboratorium, hingga mengawasi keamanan pangan dari sumber hewani bagi seluruh pasukan.
Tokoh-Tokoh Dokter Hewan Militer
Perjalanan panjang profesi dokter hewan dalam tubuh TNI melahirkan banyak tokoh inspiratif. Salah satunya adalah Drh. Soejono Soeropati, yang menjadi saksi hidup perkembangan Dinas Veteriner dari masa kemerdekaan hingga Orde Lama. Di Angkatan Laut, tercatat Drh. Maharsi sebagai tokoh penting, sedangkan di Angkatan Udara dikenal nama Drh. Tjiptardjo, SE.
Selain mereka, tercatat puluhan dokter hewan lain yang berjasa besar bagi TNI dan bangsa. Nama-nama seperti Drh. Soegito, Drh. Arjodarmoko, Drh. Subagio, Drh. Moediono, Drh. I Nyoman Gede, Drh. Herdisumeri, hingga Drh. Soetojo adalah bagian dari sejarah penting profesi ini. Tak kalah penting, terdapat pula para dokter hewan yang masuk melalui jalur wajib militer, seperti Drh. G.M. Nainggolan, Drh. Masri Hanafi, Drh. Hasan Sastra, dan lainnya.
Informasi lengkap mengenai mereka banyak tercantum dalam buku "100 Tahun Dokter Hewan Indonesia" yang diterbitkan oleh Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) pada tahun 2010.
Masa Orde Baru dan Perkembangan Tugas
Pada masa Orde Baru, kiprah dokter hewan dalam tubuh militer mengalami perubahan. Fokus utama mereka adalah pada perawatan hewan yang digunakan dalam kesatuan-kesatuan tertentu seperti Artileri atau satuan pengamanan.Â
Selain itu, mereka juga terlibat dalam pengawasan pangan pasukan dan berbagai kegiatan pengamanan lingkungan.
Tugas-tugas ini makin berkembang dengan masuknya isu-isu global seperti pengendalian penyakit zoonosis, keamanan pangan, dan biosekuriti di lingkungan militer. Meski tak selalu terlihat, peran mereka krusial untuk menjaga operasional pasukan tetap berjalan dalam kondisi optimal.
Profesi dokter hewan militer adalah bagian dari sejarah panjang pertahanan negara yang sering luput dari perhatian. Mereka adalah prajurit dalam bidang kesehatan hewan dan pangan, yang kontribusinya menentukan ketahanan pasukan dari sisi non-tempur.
Di usia ke-80 TNI pada tahun 2025 ini, sudah semestinya kita mengenang dan memberi penghargaan atas jasa-jasa para dokter hewan militer yang telah mendedikasikan hidupnya untuk negara, baik dalam masa perang maupun damai. Mereka adalah simbol pengabdian sunyi yang tetap setia menjaga bangsa dari balik layar medan tempur.
Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia ke 80. TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju !