Dengan memindahkan Kesmavet ke Bapanas, maka rantai pengawasan pangan akan lebih sederhana: produksi tetap di Kementan, pengawasan keamanan pangan di Bapanas.Â
Hasilnya, pemda tidak bingung lagi, dan rakyat mendapat jaminan pangan yang lebih aman.
Bukan berarti peran Kementan mengecil. Justru sebaliknya, Kementan bisa lebih fokus meningkatkan produktivitas peternak, memperkuat teknologi, serta menjamin ketersediaan protein hewani. Sementara Bapanas mengawal mutu dan keamanan di meja makan rakyat.
Menepis Ego Sektoral
Kendala terbesar memang ada di soal ego sektoral. Ada kekhawatiran kalau fungsi Kesmavet dilepas, Kementan kehilangan "lahan garapan."Â
Padahal, di era sekarang, kita butuh keberanian untuk keluar dari pola pikir sektoral. Urusan pangan bukan soal siapa yang berkuasa, tetapi siapa yang bisa menjamin rakyat aman dan sehat.
Setiap kasus keracunan pangan tidak hanya soal kesehatan, tetapi juga soal kepercayaan publik terhadap negara. Ketika pemerintah gagal menjamin keamanan pangan, rakyat akan skeptis pada semua program, termasuk MBG yang sejatinya bagus.
Akhirnya, seperti pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Keracunan pangan asal hewan bisa dicegah jika pengawasan dilakukan secara konsisten dan terkoordinasi. Dan koordinasi itu hanya mungkin tercapai jika ada satu lembaga yang memegang kendali penuh, yakni Bapanas.
Sudah saatnya kita beranjak dari keraguan. Urusan Kesehatan Masyarakat Veteriner sebaiknya berada di bawah Badan Pangan Nasional. Dengan begitu, pemda tidak lagi gamang, Bapanas tidak lagi setengah hati, dan masyarakat mendapat jaminan bahwa setiap pangan asal hewan yang mereka konsumsi aman.
Karena pada akhirnya, pangan yang aman adalah hak rakyat, bukan sekadar urusan birokrasi antarinstansi. Semoga bermanfaat!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI