Indonesia memasuki era baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Banyak harapan masyarakat terhadap kebijakan yang lebih berpihak pada rakyat, termasuk dalam bidang kesehatan.Â
Namun ada satu sektor yang sering terlupakan, padahal dampaknya sangat luas, yakni sektor kesehatan hewan.
Selama ini, kesehatan hewan hanya dianggap bagian kecil dari sektor peternakan. Ia seolah hanya menjadi urusan teknis mendukung produksi daging, telur, atau susu.Â
Padahal, ruang lingkup kesehatan hewan jauh lebih luas. Hewan bukan hanya soal ternak, tetapi juga menyangkut hewan kesayangan, hewan satwa liar, hewan perikanan, hewan coba di laboratorium, hingga hewan sebagai bagian dari rantai kesehatan masyarakat. Sayangnya, paradigma kebijakan kita masih dinilai terlalu sempit.
Maka, wajar bila kini muncul gagasan sudah saatnya Indonesia memiliki Kementerian Kesehatan Hewan.
Hewan Bukan Hanya Komoditas, Tetapi Bagian dari Anggota Keluarga
Jika kita menengok ke belakang, hewan di Indonesia sudah sejak lama dipandang hanya sebagai komoditas ekonomi.Â
Ayam, sapi, kambing, atau ikan hanya dihitung berdasarkan berapa kilogram daging atau liter susu yang bisa dihasilkan. Namun kini, kesadaran masyarakat itu terlihat sudah bergeser.
Di banyak kota besar misalnya, jumlah klinik hewan dan praktik dokter hewan terus bertambah.Â
Masyarakat mulai menaruh perhatian serius pada kesehatan kucing, anjing, kelinci, hingga hewan eksotik.Â
Bagi banyak orang, hewan bukan lagi sekadar peliharaan, melainkan bagian dari keluarga. Mereka diberi vaksin, dibawa ke dokter saat sakit, bahkan ada yang diasuransikan.