Keempat, Peningkatan Kapasitas Laboratorium dan Tenaga Medis HewanÂ
Pendeteksian dini menjadi kunci dalam penanganan PMK. Oleh karena itu, laboratorium veteriner yang ada di wilayah Kepri perlu ditingkatkan kapasitasnya, baik dari sisi teknologi maupun sumber daya manusia.Â
Penambahan tenaga kesehatan hewan seperti dokter hewan dan paramedik veteriner yang terlatih juga menjadi prioritas untuk menangani kasus-kasus yang muncul di lapangan.
Kelima, Penerapan Biosekuriti yang Ketat di Peternakan
Setiap peternakan di Kepri harus menerapkan langkah-langkah biosekuriti sebagai upaya pencegahan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi: desinfeksi kendaraan yang masuk ke area peternakan. Pembatasan akses orang luar ke area peternakan. Pembersihan rutin kandang dan peralatan dan pengelolaan limbah ternak yang aman.
Keenam, Vaksinasi Massal pada Ternak Rentan
Vaksinasi menjadi langkah penting dalam mencegah penyebaran PMK. Pemerintah pusat telah mendistribusikan vaksin PMK ke seluruh provinsi di Indonesia, termasuk Kepri. Dinas terkait harus memastikan bahwa vaksin ini sampai ke tangan peternak dan diterapkan secara merata pada ternak yang rentan.Â
Mengacu data dari Kementerian Pertanian, per 10 Februari 2025, realisasi vaksinasi PMK di Provinsi Kepri mencapai 200 dosis dan itu baru dilaksanakan di Kabupaten Bintan. Sementara itu, per 11 Februari 2025, Kota Tanjungpinang juga sedang melaksanakan vaksinasi dengan jumlah 175 dosis, sehingga total vaksinasi tahap pertama di Kepri berjumlah 375 dosis.
Ketujuh, Penyediaan Dana Darurat untuk Penanganan Wabah.
Pemerintah daerah perlu menyiapkan dana darurat untuk menangani wabah PMK jika terjadi. Dana ini dapat digunakan untuk membeli obat-obatan, alat deteksi, serta membayar kompensasi kepada peternak yang terdampak.
Kedelapan, Pengangkatan Pejabat Otoritas Veteriner