Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Film

"Avengers : Endgame (Extended)," Surprise yang Tak Mengejutkan

17 Juli 2019   00:13 Diperbarui: 17 Juli 2019   00:15 1314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : www.imdb.com

Malam itu, Senin (15/7/2019) untuk yang keempat kalinya saya menonton "Avengers : Endgame." Tiga bulan sebelumnya, saat film produksi Marvel Studios itu dirilis, saya sempat tiga kali menontonnya. Sekali bersama keluarga dan dua kali menonton seorang diri. Pengalaman menonton sendirian sudah saya ulas pada artikel di Kompasiana berjudul "Ketika Saya Nonton "Avengers : Endgame" Sendirian."

Tentu bukan tanpa alasan saya menontonnya berulang-ulang. Sebab dari durasi waktu tiga jam penayangan sebenarnya cukup melelahkan bagi mata dan pantat jika tak bisa mengatur posisi duduk yang nyaman. Namun harus diakui, kisah akhir petualangan para Avengers menumpas Thanos ini benar-benar epic dan mengesankan, setidaknya begitu menurut saya.

Garis besar ceritanya sebenarnya tak terlalu rumit. Bagaimana Captain America dan kawan-kawan dengan segala daya upaya menembus beberapa lorong waktu mengumpulkan enam "infinity stones" untuk mengembalikan separuh populasi manusia di bumi setelah di "blip" Thanos. Setelah semua batu itu terkumpul, Bruce Banner alias Hulk berhasil mengembalikan populasi manusia yang sempat lima tahun hilang. 

Namun Thanos yang datang dari dimensi waktu lain, masuk lubang kuantum yang terbuka untuk merebut kembali "infinity stones." Setelah melalui pertempuran sengit yang maha dahsyat, akhirnya Iron Man yang balik mem"blip" Thanos dan para pengikutnya lenyap dari muka bumi. Meskipun harus dibayar mahal dengan gugurnya Iron Man.

Bagi saya pribadi, menonton "Avengers : Endgame" adalah pengalaman tiga jam emosional yang mengesankan. Kisah yang disajikan mampu mengaduk-aduk emosi. 

Tak hanya ketegangan aksi tarung para "superhero" melawan Thanos dan anak buahnya tapi juga bumbu drama yang membawa suasana mendadak mengharu biru seperti saat Tony Stark menghadapi ajal. Ada juga momen menggemaskan saat Morgan, putri Tony Stark, berucap "I Love You 3000" kepada sang ayah. 

Ilustri musik ikonik garapan Alan Silvestri membuat suasana menonton menjadi semakin "khidmat." Musik pengiring di beberapa adegan penting mampu membawa emosi penonton seolah masuk ke dalam cerita. 

Soundtrack yang menghiasi sepanjang film juga sangat mendukung visualisasi adegan. Pilihan lagu-lagu lawas cukup tepat menggambarkan penjelajahan waktu yang mundur hingga puluhan tahun ke belakang. 

Belum lagi efek spesial garapan Industrial Light and Magic (ILM) yang nampak begitu realistis. Banyak efek visual menggunakan Computer Generated Imagery (CGI) menjadi nyata dipandang mata. Yang tak mungkin dilakukan secara konvensional di dunia nyata menjadi sangat mungkin divisualisasikan di layar lebar. Dengan segenap unsur pendukung tersebut, "Avenger : Endgame" menjadi paket lengkap sebagai tontonan berkualitas yang menghibur dan berkesan. Dan karena semua itulah saya menontonnya berulang-ulang.

Tapi untuk yang keempat ini, ada satu alasan penguat yang membuat saya "ngebet" untuk menontonnya lagi. Meski dari sisi komersial berhasil meraup keuntungan yang sangat besar, pihak Marvel Studios kembali merilisnya ulang dengan tambahan "extended" di belakang judul. Di Amerika "Avengers : Endgame (Extended)" dirilis tanggal 28 Juni 2019. Sementara di Indonesia menyusul dua minggu kemudian, tepatnya 12 Juli 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun