Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Sabyan Menjemput Mimpi," Ketika Grup Musik Gambus Fenomenal Difilmkan

30 Juni 2019   06:18 Diperbarui: 3 Juli 2019   16:21 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan trailer "Sabyan Menjemput Mimpi" (Youtube/Falcon)

Betapa penonton dibuat gemas dengan "keluguan" Nissa yang tak sadar jika Dimas sangat menyukainya, sementara Olala, sahabat karibnya, justru sangat mengharapkan cinta Dimas. 

Ada juga kisah "konflik" Nissa dengan gurunya di sekolah, Pak Sukadi (pelawak Tarsan), yang beberapa kali harus menegur dan menghukum karena kealpaan yang dilakukannya. Misalnya saat Nissa, Dimas, dan Olala dihukum hormat pada bendera dengan satu kaki diangkat karena datang terlambat ke sekolah. 

Aktivitas anak-anak Sabyan Gambus saat latihan dan manggung sudah tentu tak bisa dilepaskan dengan Nissa sebagai vokalis utama. Konflik dengan sesama rekan grup juga dimunculkan di film ini. 

Betapa Ayus dan kawan-kawan sempat dibuat jengkel karena harus menunggu Nissa yang terlambat enam jam untuk latihan bersama. Juga ketika mereka harus beramai-ramai menjemput Nissa ke bengkel sekolah agar ia segera berangkat memenuhi jadwal undangan manggung.

Kehidupan keluarga Nissa di film ini digambarkan sangat sederhana, terlebih setelah Abahnya terkena PHK. Meski demikian Abah tetap berusaha tampak baik-baik saja, terus mendukung dan menghibur Nissa dengan tingkah jenaka dan lawakan spontannya. Ada juga keributan kecil sesama saudara ketika Nissa tanpa izin meminjam sepeda motor Iin. 

Selain fokus pada kehidupan sehari-hari Nissa bersama keluarga dan rekan-rekannya di Sabyan Gambus, setidaknya ada tiga plot yang diselipkan oleh penulis naskah Novia Faizal. Pertama, cerita keseharian Saman bersama putri semata wayangnya yang ditinggal pergi sang Ibu, dan babenya yang sangat mendambakan untuk bisa pergi tanah suci guna berhaji. 

Kedua, kisah kasih yang nyaris tak sampai Olala dengan Dimas, yang tanpa disadari juga melibatkan Nissa. Ketiga, cerita tentang "die hard fans" pertama mereka Ndut Kece (Meni Agus Nori) dan Bilal (Chandra Wahyu Aji) dengan segala perjuangannya mendukung Sabyan Gambus.

Tiga plot sisipan tersebut di satu sisi menjadi bumbu drama yang membuat film ini menjadi sedikit lebih greget. Setidaknya drama tersebut mampu membuat cerita menjadi lebih dinamis di tengah minimnya dramatisasi kisah para pemain utamanya. 

Dalam film ini karakter anak-anak Sabyan Gambus ditampilkan minim dinamika konflik. Yang banyak ditampilkan hanya aktivitas latihan dan manggung yang sudah menjadi rutinitas mereka. Hanya karakter Nissa yang lebih kaya konflik, meskipun kemudian malah terkesan terlalu didramatisasi.   

Di sisi lain, tiga plot tambahan tersebut membuat cerita menjadi tidak fokus dan terkesan dipaksakan. Bagi penggemar setia dan pemerhati Sabyan Gambus yang mengikuti perjalanan karier mereka dari awal pasti paham bahwa beberapa dramatisasi melalui tokoh pendukung tersebut justru terinspirasi dari kisah nyata personel Sabyan Gambus. 

Meskipun terinspirasi dari kisah nyata, "Sabyan Menjemput Mimpi" tak sepenuhnya sesuai dengan kejadian sebenarnya. Di film, formasi awal saat terbentuk mereka sudah berenam yaitu Ayus, Nissa, Owaan, Kamal, TB dan Anisa Rahman. sedangkan pada kenyataannya ketika itu TB dan Anisa Rahman belum bergabung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun