Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama FEATURED

Antara Saya, Fatin, Via Vallen dan Nissa Sabyan

3 Juni 2018   15:15 Diperbarui: 3 Juli 2019   23:57 12309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nissa, vokalia grup Sabyan Gambus| Dokumentasi Instagram Sabyan Gambus

Entah sudah berapa kali saya mendengar celetukan rekan kerja dan sahabat dekat menyindir beberapa artikel terakhir saya di Kompasiana. "Via Vallen apa kabar Pak? Pindah ke Sabyan ya sekarang." Ada yang berkomentar nakal, "Kayaknya Pak dody pindah haluan...wkwkwk." Ada pula yang komentar singkat "ke lain hati."

Rupanya mereka masih sempat membaca beberapa artikel saya di Kompasiana yang akhir-akhir ini memang lebih banyak membahas grup musik yang sedang jadi trending saat ini, Sabyan Gambus dan vokalisnya Nissa Sabyan. Wajar juga mereka menyindir demikian sebab sebelumnya saya memang gencar menulis artikel tentang pedangdut fenomenal Via Vallen.

Tercatat ada 14 artikel tentang Via Vallen yang saya tulis sejak akhir Desember 2017 hingga awal Mei tahun ini. Sementara untuk Sabyan Gambus, sejak awal Mei hingga awal Juni ini baru lima artikel yang sudah saya tulis dan tayang di Kompasiana.

Sindiran dan komentar usil macam ini juga sempat saya dapat beberapa bulan lalu saat saya mulai intens menulis serba-serbi tentang Via Vallen. Seorang rekan netizen yang juga jurnalis senior mengomentari salah satu artikel yang saya unggah di Kompasiana. "Wah, berpindah hati dari Fatin ke Via Vallen, haha," komentarnya bernada menggoda. Ada juga yang bertanya, "Trus Fatin gimana mas? Kelamaan nunggu album barunya ya?"

Sebenarnya dari 150-an lebih artikel yang sudah saya tulis dan unggah di Kompasiana, tak melulu membahas Fatin, Via Vallen ataupun Sabyan Gambus. Masih banyak topik lain yang sudah saya tulis di beragam rubrik yang tersedia. Meskipun sejauh ini tulisan tentang Fatin masih terbanyak, yakni sekitar 40an artikel.

Walau demikian harus saya akui, ketiganya sanggup menggugah hasrat untuk menulis sebagai bentuk apresiasi atas inspirasi yang telah mereka berikan. Tentu bukan tanpa alasan saya rajin mengomentari gerak gerik mereka lewat tulisan semacam ini. Ketiganya selalu menjadi trending dan sama-sama populer dengan basis fanbase yang kuat.

Kali ini saya coba kembali bahas tentang ketiganya untuk menjawab sekaligus mengklarifikasi beragam komentar dan celetukan tersebut. Agar pembahasannya lebih adil dan tak terkesan keroyokan, khusus untuk Sabyan Gambus akan lebih fokus pada sosok Nissa Sabyan.

FATIN

Saya mulai dari Fatin yang lebih dulu menasional dan terjun ke dunia musik profesional setelah memenangkan ajang pencarian bakat X Factor Indonesia (XFI) di pertengahan tahun 2013. Karena Fatin saya kembali bersemangat menulis setelah sempat "malas" dalam waktu yang cukup lama. Fatin juga yang membuat saya akhirnya punya akun pribadi di Kompasiana dengan tulisan pertama tentu saja tentang Fatin.

Awal kemunculan gadis belia bernama lengkap Fatin Shidqia Lubis ini cukup mengejutkan. Pertama kali mengikuti audisi XFI di akhir tahun 2012 dengan masih berseragam sekolah, ia sukses mencuri perhatian parajuri dan penonton yang menyaksikan penampilannya ketika itu. Para juri yang notabene artis papan atas seperti Ahmad Dhani, Rossa, Bebi Romeo dan Mulan Jameela dibuat tercengang saat ia membawakan lagu "Grenade" Bruno Mars.

Fatin| kompas.com/Andi Muttya Keteng
Fatin| kompas.com/Andi Muttya Keteng
Gara-gara Fatin juga akhirnya saya tertarik menonton ajang pencarian bakat di televisi, lengkap dengan rasa deg-degan dan mules tiap kali hasil polling akan diumumkan. Bersama rekan-rekan Fatinistic, dukungan untuk Fatin terus digelorakan dengan caranya masing-masing.Dan saya memilih mendukung dari belakang layar lewat artikel yang saya tulis di Kompasiana. Ketika itu rubrik hiburan di Kompasiana didominasi beragam tulisan tentang remaja berhijab kelahiran 30 Juli 1996 itu.

Alhamdulillah, Fatin tampil memukau sejak membawakan "Grenade" di babak audisi yang kemudian memuluskan langkahnya ke babak berikutnya hingga sukses menjadi jawara XFI edisi pertama, menyisihkan finalis lain yang jauh lebih berpengalaman. Kontrak rekaman dengan major label didapat sebagai imbalan atas kemenangannya itu. 

Lagu kemenangan sekaligus single perdananya "Aku Memilih Setia" langsung menjadi hits, disusul album pertama "For You" yang berhasil meraih tujuh platinum hanya dalam waktu tiga minggu.

Pencapaian Fatin yang ketika itu masih pendatang baru dan minim pengalaman terbilang luar biasa. Kemunculannya menjadi inspirasi sekaligus motivasi bagi remaja seusianya. Tampil berhijab dengan gaya apa adanya, seperti anak sekolah yang biasa lewat depan rumah, Fatin mampu memaksimalkan daya tarik personalnya yang bersahaja dan kekhasan karakteristik vokal yang dimiliki. Dari bukan siapa-siapa, kini Fatin masuk dalam jajaran artis papan atas negeri ini.

Namun penggemar Fatin nampaknya masih harus bersabar menunggu album terbarunya dirilis. Terakhir, di penghujung tahun 2017 kemarin ia merilis single "Shoot Me Now" yang menurut Fatin sendiri adalah anak pertama dari album berikutnya.

VIA VALLEN

Setelah Fatin, penyanyi yang menurut saya juga inspiratif adalah Via Vallen. Perjalanan karier pedangdut bernama lengkap Maulidia Octavia ini bisa dibilang cukup panjang dan berliku. Pencapaiannya hingga menjadi pedangdut papan atas diraihnya melalui proses yang tak mudah. Bahkan dari pengakuannya sendiri, ia sempat ngamen di lampu merah saat masih SD.

Via Vallen mengawali karier menyanyi sejak usia 15 tahun dengan tampil dari panggung ke panggung di pelosok kampung hingga perkotaan. Berkat kerja keras dan konsistensinya berdangdut, tahun 2015 single nasional perdananya "Selingkuh" dirilis oleh salah satu label rekaman nasional dan mendapat respon positif penikmat musik tanah air.

Via Vallen| Tribunnews
Via Vallen| Tribunnews
Sejak itu Via Vallen semakin sering tampil di panggung berskala besar dan kerap muncul di TV nasional. Popularitasnya semakin menanjak saat single "Sayang" dirilis awal tahun 2017 yang kemudian menjadi viral dan booming. Hingga artikel ini diunggah, video musik "Sayang" sudah ditonton sebanyak 154 juta kali sejak penayangannya. Tawaran untuk tampil baik off air maupun on air semakin deras mengalir. Awal tahun 2018 album nasional perdananya yang bertajuk "Sayang" dirilis.

Gaya penampilannya yang tidak "neko-neko" dengan balutan busana sopan nan modis membuatnya banyak dipuji pengamat dan penikmat musik dangdut. Via Vallen diakui sukses mengangkat musik dangdut ke level yang lebih tinggi dan membuat dangdut semakin berkelas. Karakter vokalnya khas dengan jangkauan luas tak terbatas dangdut membuatnya mampu tampil bagus membawakan lagu dengan genre apa saja.

Tak hanya dangdut koplo, Via Vallen juga piawai membawakan lagu pop, rock, jazz hingga R&B dan soul. Liat saja video music coverannya di channel YouTube Via Vallen Official, ada beberapa hits dalam negeri hingga mancanegara yang dicover dengan versinya. Terakhir ia ikut mengcover "Deen Assalam" yang sebelumnya sukses dicover oleh Sabyan Gambus.

Penampilannya di Indonesian Choice Awards (ICA) 5.0 di NET TV beberapa waktu lalu menjadi pembuktian kualitas seorang VIA Vallen sekaligus catatan sejarah pertunjukan musik dangdut di dunia pertelevisian tanah air. 

Untuk pertama kali dangdut tampil dipanggung megah ICA 5.0 dengan kemasan berbeda, spektakuler dan berkelas. Via Vallen sukses menjungkirbalikkan komentar nyinyir netizen yang meragukan kapasitasnya untuk tampil di panggung spektakuler sekelas ICA 5.0.

Kini penggemar Via Vallen bisa semakin sering menyaksikan wajah idolanya di televisi. Selama bulan Ramadhan Via Vallen menjadi pengisi acara pada program jelang buka puasa dan sahur di salah satu TV swasta nasional. 

Sebagai pemerhatinya, saya justru sama sekali tak tertarik menonton penampilan Via di program TV tersebut. Saya lebih suka menyaksikan Via Vallen sebagai penyanyi yang tampil memukau di atas panggung, bukan sebagai pengisi acara penuh gimmick dan lawakan garing.

NISSA SABYAN

Di antara ketiga nama yang saya sebutkan di awal, Nissa adalah yang termuda dan muncul belakangan di kancah permusikan nasional. Dara bernama lengkap Khoirunissa ini lahir tanggal 23 Mei 1999, terpaut tiga tahun dengan Fatin dan delapan tahun dengan Via Vallen. 

Ia bergabung di tahun kedua setelah Sabyan Gambus terbentuk dengan posisi sebagai lead vocal. Kini ia menjadi ikon Sabyan Gambus, bahkan banyak yang mengira Sabyan itu namanya.

Bersama Sabyan Gambus, Nissa menjadi fenomena baru musik Indonesia dengan gaya bermusik lain dari yang lain. Jika anak-anak muda milenial umumnya berkiblat ke musik barat, atau K-Pop dan J-Pop, tapi tidak dengan Sabyan Gambus. Mereka justru mengusung musik timur tengah dan solawat dengan aransemen musik kekinian sehingga mudah diterima.

Dari grup musik yang tampil di acara pesta pernikahan, kini Sabyan Gambus menjadi grup musik yang sangat populer terlebih di bulan Ramadhan di mana lagu-lagu mereka yang bernafaskan Islami semakin sering diputar di berbagai kesempatan. 

Video music cover mereka ditonton hingga jutaan kali. Yang terbanyak, video music cover "Ya Habibal Qolbi" yang sudah ditonton lebih dari 125 juta kali hanya dalam waktu lima bulan. Tak hanya mengcover lagu penyanyi lain, mereka juga membawakan lagu karya mereka sendiri berjudul "Ya Maulana" yang langsung jadi nomor satu trending YouTube begitu dirilis.

Meski baru merilis satu single karya mereka sendiri, namun popularitas Nissa bersama rekan-rekannya di Sabyan Gambus tak kalah dengan artis papan atas jauh lebih berpengalaman. 

Nissa dan Sabyan Gambus sukses menjadikan lagu-lagu yang mereka cover seolah lagu mereka sendiri, seperti Deen Assalam milik Sulaiman Al Mughny ini menjadi booming setelah dinyanyikan penuh penghayatan oleh Nissa. Seketika itu juga bermunculan cover dengan beragam versinya. Bahkan YouTuber populer seperti Ria Ricis dan pedangdut sekelas Via Vallen ikut mengcover lagu ini.

Selain genre musik berbeda dengan aransemen kekinian yang nyaman didengar, tak dapat dipungkiri daya tarik Sabyan Gambus ada pada sang vokalis utama, Nissa. Boleh dibilang Nissa adalah paket lengkap seorang penyanyi dengan suara yang lembut nan merdu dan wajah cantik yang sedap dipandang.

Di usianya yang masih belia, kemampuan olah vokalnya patut diacungi jempol dengan kontrol suara yang oke punya. Ia mampu bermain di nada rendah, nyaman di nada sedang dan terdengar sangat powerfull di nada tinggi. Tak hanya bermodal kemampuan kontrol vokal dan suara merdu, Nissa menyanyi dengan penuh penghayatan dan ekspresif sesuai tema lagu yang dibawakan.

Suaranya yang lembut dan merdu sanggup menembus relung hati dan membuat siapapun yang mendengarnya merasa teduh dan tenteram. Walaupun lagu-lagu yang dinyanyikannya berbahasa Arab, Nissa sanggup membawakannya dengan baik, dengan pelafalan yang menurut saya nyaris sempurna sehingga sangat nyaman di telinga.

Gaya penampilannya juga menarik untuk disimak. Dengan berhijab Nissa mampu tampil modis berbusana muslimah dengan gaya khas anak muda yang kasual dan simple. 

Remaja putri yang ternyata lulusan SMK jurusan Ototronik ini nampaknya lebih nyaman dengan sepatu kets yang sering dipakainya. Hampir bisa dipastikan, gaya berbusananya menjadi trend di kalangan remaja putri muslimah. Gaya berbusana muslimahnya yang stylish bisa di lihat di akun Instagram pribadi @nissa_sabyan yang kini sudah memiliki 1,6 juta pengikut.

KESIMPULAN 

Sebagai pemerhati, saya tak akan membanding-bandingkan ketiganya. Apa yang saya lakukan selama ini dengan mengulas serba-serbi tentang mereka lewat artikel merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras dan keseriusan mereka dalam berkarya hingga meraih pencapaian gemilang seperti saat ini.

Mereka mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan menjadikan hal yang berbeda dari diri mereka menjadi daya tarik tersendiri. Fatin di awal kemunculannya menarik perhatian publik dengan gayanya yang apa adanya sebagai pelajar putri berhijab namun memiliki karakter vokal kuat. 

Ketika itu sangat jarang artis, apalagi pendatang baru yang mampu tampil percaya diri dengan berhijab. Namun Fatin yang minim pengalaman mampu mengoptimalkan anugerah kekhasan karakter vokalnya didukung daya tarik personal yang bersahaja hingga mengundang simpati publik.

Demikian halnya Via Vallen yang konsisten di jalur musik dangdut sejak usia belia. Karakter vokalnya yang luas tak terbatas di dangdut membuatnya leluasa mengeksplore genre musik lainnya. Maka jika diperhatikan lagu-lagunya yang menjadi hits memunculkan bukan pure dangdut tapi perpaduan dangdut dengan genre lain yang kemudian umum disebut dangdut koplo dan popdut atau pop dangdut.

Via Vallen memang bukan tipikal penyanyi bersuara merdu, tapi dengan karakter vokalnya yang serak-serak menghanyutkan ia punya kelebihan untuk mengenakkan lagu.

Via Vallen juga sukses mengangkat dangdut menjadi semakin berkelas dengan gaya penampilannya yang elegan jauh dari kesan vulgar dan seronok. Sejak kemunculan Via Vallen dengan lagu-lagu hitsnya, mereka yang dulu tak suka dangdut dibuat menjadi suka dan "dipaksa" untuk ikut bergoyang sambil berhak'e hak'e dan ber"OAOE."

Sementara Nissa Sabyan, selain anugerah wajah yang menawan dan suara yang lembut, teduh nan merdu ia juga piawai berolah vokal di semua nada. Ia sanggup menghipnotis pendengar dengan kemerduan suaranya hingga merasuk ke hati. Seketika suasana menjadi teduh dan tenteram ketika Nissa mengeluarkan suara ajaibnya.

Pilihannya untuk bermusik di genre yang bisa dibilang antimainstream seperti gambus timur tengah dan solawat justru menjadi kelebihan dan daya tarik tersendiri yang terbukti sangat disukai publik. 

Tak hanya muslim dan mereka yang paham Bahasa Arab saja terpesona dengan nyanyian Nissa bersama Sabyan Gambus. Banyak komentar positif dari mereka yang non muslim yang mengaku tersentuh saat mendengar suara Nissa menyanyikan lagu "Deen Assalam."

Satu hal yang tak boleh dilupakan, popularitas ketiganya bisa terjaga hingga saat ini juga berkat dukungan basis penggemar kuat. Fatin punya penggemar fanatik bernama "Fatinistic" yang mendukungnya sejak masa audisi. Via Vallen punya fanbase "Vyanisty" yang selalu hadir meramaikan setiap pertunjukannya. Sementara Nissa punya "Sahabat Sabyan" yang setia mendukung sejak awal terbentuk ketika mereka masih tampil di pesta perkawinan.

 Yang jelas, sejauh ini ketiganya mampu memberikan pengaruh positif dan menjadi inspirasi bagi generasi muda khususnya remaja putri. Itulah mengapa saya rajin mengulas mereka lewat artikel-artikel yang saya tulis. 

Setidaknya dengan ulasan dalam artikel tersebut saya bisa ikut membantu menyebarkan inspirasi positif mereka kepada para pembaca. Sudah sepatutnya kita dukung mereka yang telah memberikan hiburan berkualitas sambil menebarkan kebaikan lewat karya-karyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun