Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Alun-alun Kota Kraksaan Jadi Lautan Manusia

8 Mei 2017   12:33 Diperbarui: 8 Mei 2017   12:48 2209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virzha saat tampil di Alun-Alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)

Para host bersama Duo Racun dan Duo Anggrek, Minggu (7/5)
Para host bersama Duo Racun dan Duo Anggrek, Minggu (7/5)
Secara keseluruhan Karnaval Inbox kali ini bisa dibilang sukses. Seluruh rangkaian acara dapat berjalan baik meskipun di beberapa segmen ada perubahan mendadak tapi bisa disikapi secara profesional. Para artis juga tampil maksimal berkat dukungan tata panggung dan sound system berkualitas. Demikian juga penonton yang kooperatif sehingga situasi tetap kondusif dan terkendali.

Namun kata sukses saja sepertinya tak cukup jika dilihat dari antusiasme masyarakat yang hadir langsung ke alun-alun selama dua hari tersebut. Tersulapnya alun-alun Kota Kraksaan menjadi lautan manusia menjadikan acara tersebut sangat sukses, spektakuler! Bahkan mungkin baru kali ini keramaian dan kepadatan semacam ini terjadi di alun-alun Kota Kraksaan. Warna hijau rumput alun-alun sama sekali tak terlihat karena tertutupi warna rambut dan pakaian penonton.

Foto drone suasana alun-alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)
Foto drone suasana alun-alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)
Foto drone suasana alun-alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)
Foto drone suasana alun-alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)
Alun-alun Kota Kraksaan memang sering dijadikan lokasi kegiatan seperti upacara, senam bersama, hiburan rakyat dan kegiatan lainnya yang melibatkan massa dalam jumlah banyak. Tapi pesertanya hanya ratusan hingga ribuan saja dan tak pernah sebanyak kali ini. Padahal umumnya kegiatan-kegiatan tersebut disertai pengerahan massa dalam jumlah besar, bahkan dengan tambahan catatan harus hadir dengan segala konsekuensinya.

Namun untuk pesta rakyat selama dua hari ini, warga masyarakat suka rela datang dengan sendirinya. Tanpa tekanan, tanpa paksaan dan tentu saja tanpa harus melakukan pengerahan massa oleh lembaga, kelompok maupun ormas tertentu. Tak ada iming-iming hadiah undian, bingkisan apalagi jaminan makan minum ataupun snack bagi yang hadir.

Seni hiburan khususnya musik telah menjadi bahasa universal yang bisa dipahami siapa saja, berlaku dimana saja dan kapan saja. Tak heran jika yang datang tak dimonopoli kalangan tertentu dan tak terbatas kelompok umur. Semuanya jadi satu, tumpek blek membanjiri alun-alun Kota Kraksaan.

Sempat muncul kekhawatiran taman yang makin mempercantik alun-alun akan rusak setelah pagelaran berlangsung. Syukurlah usai acara kondisi taman masih seperti sedia kala meskipun ada sebagian kecil yang perlu dibenahi. Berkat kesadaran dan ketertiban penonton, tanaman hias di sekitar alun-alun masih terselamatkan dan nyaris tak ada rusak. Hanya warna rumput yang semula hijau segar kali ini nampak kecoklatan.

Tanaman dan taman sekitar alun-alun yang masih utuh usai acara
Tanaman dan taman sekitar alun-alun yang masih utuh usai acara
Taman di salah satu sudut alun-alun yang masih utuh seperti sedia kala
Taman di salah satu sudut alun-alun yang masih utuh seperti sedia kala
salah satu sudut alun-alun yang masih nampak rapi usai acara
salah satu sudut alun-alun yang masih nampak rapi usai acara
Dibalik sukses besar event kali ini, ada beberapa catatan kecil sebagai koreksi untuk pagelaran sejenis berikutnya. Kesigapan aparat keamanan menjaga ketertiban patut diapresiasi, namun terlalu banyak aparat di depan panggung membuat suasana seolah gawat. Padahal barisan depan didominasi remaja putri dan ibu-ibu dengan anaknya yang rasanya sangat tak mungkin akan berbuat anarkis. Di bagian tersebut cukuplah dijaga petugas keamanan internal stasiun TV dibantu beberapa anggota Pol PP dan mbak-mbak Polwan saja.

Banyaknya orang yang tak berkepentingan lalu lalang di belakang panggung cukup menggangu kenyamanan artis dan kerja para kru stasiun TV. Terlebih saat petinggi daerah hadir beserta rombongan, baik yang memang berkepentingan atau yang hanya ikut-ikutan. Banyak yang memanfaatkan kesempatan foto bersama idola, entah itu dengan suka rela atau sedikit memaksa. Beruntung pihak kru dan keamanan internal stasiun TV bisa maklum dan menyikapinya dengan profesional.

Dan satu hal lagi yang sempat terlewat dan nampak sepele yaitu penyebutan nama daerah “Probolinggo.” Mungkin demi efisiensi dan kemudahan pengucapan sehingga kata “Kabupaten” sengaja diabaikan. Namun hal ini cukup riskan jika tak ingin dibilang fatal. Mengapa? Sebab daerah dengan nama Probolinggo itu ada dua yaitu Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo. Sementara penyebutan “Probolinggo” saja bisa menjustifikasi pada Kota Probolinggo, terlebih bagi mereka yang minim pengetahuan IPS atau Geografinya.

Sementara presenter dan hampir semua artis yang tampil menyapa penonton dengan “Probolinggo" dan sangat minim menyebut “Kraksaan” sebagai Ibu Kota Kabupaten Probolinggo. Koreksi sebenarnya sudah disampaikan ke beberapa pihak yang berkepentingan, namun di hari kedua tak ada perbaikan signifikan pada penyebutan nama daerah. Bahkan saat segmen kuliner khas daerah, salah satu host sempat keliru menyebut “Kota Probolinggo.”

Semoga ini menjadi pelajaran dan bahan introspeksi ke depan terutama dalam nomenklatur dan penyebutan nama daerah, agar tak terjadi kerancuan antara Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo. Setidaknya hal ini membawa hikmah dan berkah bagi Kota Probolinggo yang ikut terangkat atau setidaknya tersenggol namanya berkat kesuksesan Karnaval Inbox tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun