Mohon tunggu...
dodo hawe
dodo hawe Mohon Tunggu... -

Dodohawe, menjalani hidup biasa-biasa saja, orangnya biasa-biasa saja. Menjalani hidup normal apa adanya, yang penting dalam segala tindakan banyak manfaat untuk kehidupan bersama, untuk kemajuan agama dan bangsa...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemarahan Sukarno terhadap Malaysia

27 Agustus 2010   14:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:40 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Inilah propaganda Pendiri Republik Indonesia Soekarno terhadap Malaysia. Rupanya arogansi Malaysia tidak hanya terjadi sekarang saja, tetapi sejak jaman Soekarno. Malaysia sudah sering bertindak tidak simpati terhadap Indonesia, hingga Sukarno marah besar...
Mengapa Soekarno marah?
Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi. Kalimantan yang menjadi bagian Indonesia, terletak di selatan Kalimantan. Di utara adalah Kerajaan Brunei dan dua koloni Inggris, Sarawak dan Borneo Utara, yang kemudian dinamakan Sabah (Negara bagian Malaysia).
Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris rupanya mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, Federasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia.

Tentu saja, rencana ini ditentang oleh Pemerintahan Indonesia. Karena Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini. Sehingga mengancam kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Filipina juga membuat klaim yang sama atas Sabah, dengan alasan daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Filipina melalui Kesultanan Sulu.

Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak pada 8 Desember 1962. Mereka mencoba menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan menyandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan Inggris, dengan menerima pasukan Inggris dan Gurkha dari Singapura.

Filipina dan Indonesia resminya setuju untuk menerima pembentukan Federasi Malaysia apabila mayoritas di daerah yang hendak dilakukan dekolonial memilihnya dalam sebuah referendum yang diorganisasi oleh PBB.

Tetapi, pada 16 September 1962, sebelum hasil dari pemilihan dilaporkan, Malaysia melihat pembentukan federasi ini sebagai masalah dalam negeri. Tanpa tempat untuk turut campur orang luar, tetapi pemimpin Indonesia melihat hal ini sebagai perjanjian Manila Accord Wikisource-logo.svg yang dilanggar dan sebagai bukti kolonialisme dan imperialisme Inggris masih berpengaruh.

Pegolakan aksi demopun tak pernah berhenti, aksi mengecam Soekarnopun terjadi. Bahkan aksi demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur-pun terus memanas. Para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek foto Soekarno. Bahkan di antara demonstran membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman (Perdana Menteri Malaysia saat itu) dan memaksanya untuk menginjak lambang negara Indonesia, Garuda. Peristiwa itupun memancing amarah Soekarno terhadap Malaysia begitu meledak.

Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur yang berlangsung tanggal 17 September 1963, sedang memuncak. Mereka marah terhadap Presiden Sukarno yang melancarkan konfrontasi terhadap Malaysia, juga kerana serangan pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia.

Berikut pengumuman Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia pada 20 Januari 1963. Selain itu para sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase pada 12 April berikutnya.

Soekarno yang murka karena tindakan demonstrasi anti-Indonesian yang menginjak-injak lambang negara Indonesia, dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato beliau yang amat bersejarah, berikut ini:

Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu
Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.
Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!

Soekarno. (*sumber: wikipedia)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun