Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Nature

Alien

1 April 2023   14:20 Diperbarui: 1 April 2023   15:08 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikon persentuhan makhluk bumi dan langit https://id.wikipedia.org/

Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, Imam Jamaah Muslim Ahmadiyah ke-4, dalam Revelation, Rationality, Knowledge and Truth pada bagian The Quran and Extraterrestrial Life menyatakan:

"Ayat yang lebih spesifik tentang keberadaan kehidupan di luar bumi berbunyi sebagai berikut:

QS Asy-Syura: 30 (dengan basmalah dihitung sebagai ayat pertama)
QS Asy-Syura: 30 (dengan basmalah dihitung sebagai ayat pertama)

Dabbah mencakup semua binatang yang merayap atau bergerak di permukaan bumi. Itu tidak berlaku untuk hewan yang terbang atau berenang. Ini tentu saja tidak berlaku untuk segala bentuk kehidupan spiritual. Dalam bahasa Arab hantu tidak akan pernah disebut sebagai dabbah, atau malaikat dalam hal ini. Bagian kedua dari ayat yang sama berbicara tidak hanya tentang kemungkinan adanya kehidupan di luar bumi, tetapi juga dengan tegas menyatakan bahwa kehidupan itu memang ada—sebuah klaim yang bahkan tidak dapat dibuat oleh para peneliti ilmiah paling modern sejauh ini dengan tingkat kepastian apa pun. Namun, bukan itu saja yang diungkapkan ayat ini. Keajaiban demi keajaiban ditambahkan ketika kita membaca di akhir ayat ini, bahwa Dia (Allah) akan mempertemukan kehidupan di benda-benda langit dan kehidupan di bumi ketika Dia menghendakinya.

Jam'ihim adalah ungkapan bahasa Arab dalam ayat ini yang secara khusus berbicara tentang menyatukan kehidupan di bumi dan kehidupan di tempat lain. Kapan pertemuan keduanya ini akan terjadi tidak ditentukan, juga tidak disebutkan apakah itu akan terjadi di bumi ini atau di tempat lain. Namun satu hal yang pasti dinyatakan: peristiwa ini pasti akan terjadi kapan pun Tuhan menghendakinya. Perlu diingat bahwa kata jama' dapat berarti kontak fisik atau kontak melalui komunikasi. Hanya masa depan yang akan memberi tahu bagaimana dan kapan kontak ini akan terjadi, tetapi fakta bahwa lebih dari seribu empat ratus tahun yang lalu kemungkinan seperti itu bahkan diprediksi adalah keajaiban tersendiri."

Hal senada dikemukakan Nouri Sardar dalam What Does Islam Say About Aliens? di The Muslim Vibe. "Kajian ayat ini membuat banyak orang percaya bahwa Allah menjelaskan di sini tentang keberadaan kehidupan di luar bumi. Pertama karena bentuk jamak digunakan untuk langit – ‘Samawaat’, artinya Dia tidak hanya mengacu pada langit di atas kita. Kedua, karena kata yang digunakan untuk makhluk di sini adalah 'daabah'. 'Daabah' mengacu pada hewan darat yang bergerak di sepanjang permukaan bumi. Oleh karena itu Dia tidak mengacu pada makhluk spiritual, tetapi makhluk literal yang menempati langit (yaitu, di luar Bumi)," ungkapnya.

Hanya saja, tidak semuanya seantusias ini. Stephen Hawking termasuk salah satunya. "Jika alien mengunjungi kita, hasilnya akan sama seperti ketika Columbus mendarat di Amerika, yang ternyata tidak baik bagi penduduk asli Amerika," kata Hawking dalam film dokumenter yang akan datang yang dibuat untuk Discovery Channel. Dia berpendapat bahwa, daripada mencoba menemukan dan berkomunikasi dengan kehidupan di kosmos, manusia akan lebih baik melakukan apa saja untuk menghindari kontak," sergah fisikawan nyentrik ini.

Boleh jadi karena Hawking termasuk yang tidak terlalu menglorifikasi Bumi dan penghuninya. Seperti dikutip oleh Miriam Kramer dalam This poignant quote from Stephen Hawking sums up his life bahwa: "Kita hanyalah ras kera yang sedikit maju di planet kecil yang mengorbit pada sebuah bintang berukuran sedang. Tapi kita bisa memahami alam semesta, dan itu yang membuat kita menjadi sesuatu yang sangat istimewa."

Kata-kata Hawking yang sangat evolusionistik ini disampaikan kepada Der Spiegel pada tahun 1988.

Kita tentu lebih dari sekadar yang dinyatakan Stephen Hawking. Kita adalah manusia. Puncak dari skema penciptaan semesta ini. Kita ditakdirkan untuk memahami tujuan keberadaan kita dalam kehidupan ini---bahkan diajari untuk menyadari keberadaan 'saudara-saudara' kita di luar sana. Keberadaan kita bukan tanpa makna. Saya sangat setuju dengan kata-kata Carl Sagan berikut:

"Bagi saya sendiri, saya menyukai alam semesta yang mencakup banyak hal yang tidak diketahui dan, pada saat yang sama, banyak hal yang dapat diketahui. Sebuah alam semesta di mana segala sesuatu diketahui akan menjadi statis dan membosankan, sama membosankannya dengan [persepsi] surga beberapa teolog yang berpikiran lemah. Alam semesta yang tidak dapat diketahui [sama sekali] bukanlah tempat yang cocok untuk makhluk berpikir. Alam semesta yang ideal bagi kita adalah alam semesta yang sangat mirip dengan alam semesta yang kita huni. Dan saya kira ini bukanlah suatu kebetulan."---Bisakah Kita Mengenal Alam Semesta? dalam M. Gardner (ed.), The Sacred Beetle and Other Great Essays in Science (Plume, 1986)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun