Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menilik Cantik dari Neurosains dan Evolusi

25 Maret 2023   12:01 Diperbarui: 25 Maret 2023   13:10 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dreamstime.com/

"Wajah yang menarik mengaktifkan bagian korteks visual di bagian belakang otak, sebuah area yang disebut gyrus fusiform yang khusus disesuaikan untuk memproses wajah dan area yang berdekatan yang disebut kompleks okcipital lateral yang khusus disesuaikan untuk memproses objek. Selain itu, wajah yang menarik juga mengaktifkan bagian-bagian pusat kenikmatan dan anugerah di depan dan dalam otak, dan ini termasuk area yang memiliki nama-nama yang rumit, seperti striatum ventral, korteks orbitofrontal, dan korteks prefrontal ventromedial.

Pusat pengolahan visual dalam otak kita berinteraksi dengan pusat kesenangan untuk mendukung pengalaman keindahan. Mengagumkan, sementara kita semua terlibat dalam keindahan, tanpa disadari keindahan juga terlibat dalam diri kita."

Hal yang menarik tidak hanya berhenti sampai di sini saja. Para ahli saraf menemukan adanya stereotipe 'keindahan adalah kebaikan' yang tertanam dalam otak. Di dalam korteks orbitofrontal, terdapat aktivitas saraf yang tumpang tindih dalam respons terhadap keindahan dan kebaikan, dan hal ini terjadi bahkan ketika orang tidak secara eksplisit memikirkan keindahan atau kebaikan.

Terlihat bahwa otak kita secara refleks mengaitkan keindahan dan kebaikan. Dan asosiasi refleks ini mungkin menjadi pemicu biologis untuk banyak efek sosial dari keindahan. Kondisi seperti ini, bila terlalu hitam putih, akan menyeret kepada simpulan umum bahwa ketidakcantikan dan ketidakindahan adalah buruk. Bila ini secara serampangan diyakini maka inilah yang sayangnya akan memaksa kita untuk menerima sisi buruk dari keindahan.

Kesadaran kita atas kecantikan setidaknya sudah ada sejak dua juta tahun pada masa Pleistosen. Pemahaman atas kecantikan seyogianya jauh lebih maju lagi. Bila menurut Chattarjee kemajuan medis dan teknologi modern sangat mempengaruhi esensi dari apa artinya tampil cantik, maka saya ingin menyisipkan agama yang sudah barang tentu akan menjadikan nilai-nilai kecantikan semakin luhur lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun