Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mentafakuri Jejak Hangat Pandemi

24 Mei 2022   15:09 Diperbarui: 25 Mei 2022   03:10 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sekolah di masa pandemi https://www.liputan6.com

Saya sempat tertawa sendiri saat pertama kali membacanya. Siapapun dia, si pemleset (baca: orang yang membuat plesetan) mencuri gagasan sekaligus rima Descartes untuk mengungkapkan hasil renungannya: Covido ergo Zoom---Covid melanda maka Zoom meraja.

Lalu kita juga menemukan istilah covidiot. Sebuah istilah bagi orang-orang yang tidak mempercayai kalau pandemi Covid ini benar-benar ada, untuk mereka yang abai terhadap protokol kesehatan, atau bahkan untuk mereka yang menimbun keperluan-keperluan secara berlebihan sehingga menghabiskan jatah tentangganya.

Ada covidophile sebutan bagi mereka yang gemar sekali membicarakan covid atau mengikuti pemberitaannya secara berlebihan. Sementara itu, untuk pemberitaan di media yang tak kenal akhir---terutama seiring bermunculannya varian-varian baru corona---muncul istilah Koronovela, 

kisah drama yang berkepanjangan dan cenderung bertele-tele. Ada juga istilah coronormalization untuk menggambarkan kerugian bisnis atau usaha selama masa pandemi. Atau, yang paling relate (kata murid-murid saya), corofat, gejala bertambahnya berat badan selama pandemi.

Zoom termasuk yang mendapatkan momentumnya di tengah badai pandemi. Sejak awal 2020, penggunaan layanan Zoom terus meningkat sejak pandemi baru merebak di dunia, menjadikan banyak pengguna menggunakan aplikasi ini sebagai layanan bertatap muka secara daring. 

Platform tatap maya Zoom barangkali bisa dikatakan paling populer. Menurut Backlinko pada bulan April 2020, Zoom mengumumkan tonggak capaian 300 juta partisipan per harinya. 

Popularitas ini pun tak urung melahirkan istilah yang kreatif dan seringkali menggelikan. Seminar berganti menjadi zoominar. Bila kegiatan tatap maya via zoom diadakan pada hari Jum'at maka disebut sebagai Zoomatan. Atau saat mengatakan sampai bertemu lagi di sesi zoom berikutnya, kita memplesetkannya sebagai 'sampai zoompa lagi'.

Ah sungguh makhluk berbahasa kita ini!

Diskusi Seputar Learning Loss (Kerugian Belajar)

Menarik untuk mengikuti diskusi tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan learning loss.

Beberapa ahli pendidikan berpandangan bahwa kita selama ini kita melihat learning loss dengan kacamata yang terlalu sempit. Kita lebih menekankan kepada kuantitas alih-alih kualitas. Apa yang selama ini terjadi akan lebih tepat dianggap sebagai schooling loss (Kerugian Bersekolah), 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun