Mohon tunggu...
Dodi Faedlulloh
Dodi Faedlulloh Mohon Tunggu... -

Menulis dan provokasi. Mendeklarasikan diri sebagai seorang manusia koperasi, ingin menolong diri sendiri (self help) dengan cara-cara bekerjasama dan menciptakan masyarakat setara sebagai cara hidup ; bagi semua, laki-laki -perempuan, tua-muda, orang yang beragama-atheis, kaya-miskin. Tanpa ada deskriminasi sedikitpun. Tujuan akhir adalah menciptakan masyarakat dunia yang humanistik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kritik Besar Ala OVJ

15 April 2010   03:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:47 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Anda nonton episode “panas dingin awards” OVJ (Opera Van Java) tadi malam (14/04/2010) ? Jika ya sadarkah anda dengan alur cerita episode tersebut ? Saya menyaksikan ini tampak seperti wadah kritikan dari trans corp. Beberapa waktu lalu seperti yang kita tahu sempat ada acara besar yakni sebuah awards yang didedikasikan sebagai apreseasi bagi karya dan insan terbaik dalam dunia pertelevisian yang disponsori oleh salah satu merk elektronik di Indonesia, dan dari yang kita ketahui juga acara tersebut digelar hanya oleh beberapa stasiun televisi saja.

Dalam pergelaran awards tersebut ternyata award-awardjustru banyak dimenangkan oleh acara-acara dan artis dari stasiun televisi yangmenyelenggarakan program tersebut secara live dan hal ini tampak menjadi suatu hal yang tidak wajar. Sepertinya tidak hanya saya yang merasakan itu, setidaknya saat acara tersebut bergelar saya melihat beberapa tweet di timeline dari selebritis yang saya follow, tak sedikit dari mereka yang berkomentar terkait kejanggalan dari program awards tesebut. Secara keseluruhan nominasi didominasi oleh figur-figur yang sama dan anehnya ketika ada ada acara-acara dari trans corp yang mendapat award tersebut tidak ditayangkan secara on air. Ada konspirasikah ?

Panas Dingin Awards

Dalamsegmen pertama episode OVJ tersebut di ceritakan tentang latar belakang akan diadakannya program penghargaan tersebut, salah satu tujuannya yaitu untuk meningkatkan rating di beberapaacara televisi tertentu.Kemudian segmen kedua kritik mulai ditunjukan dengan sebuah adegan yang di perankan oleh Andre Taulani. Dalam adegan tersebut ia seolah-olah menjadi ketua panitia acara tersebut dan menyatakan kalau stasiun televisi emprit adalah yang terbaik dari beberapa karya pertelevisian dan meminta maaf kalau ada acara dari stasiun televis lain yang mendapat awards namun diberikan secara off air.

Adegan selanjutnya yaitu pemberian award untuk salah satu nominasi insan pertelevisian terbaik, sang pemenang disana diperankan sekali lagi oleh Andre Taulani dengan aksen bicara agak sedikit kebanci-kebancian. Ya dan kita pun tahu dalam program awards yang sebenarnya sang pemenang untuk nominasi terbaik tersebut adalah siapa. Tidak sedikit pihak yang merasa ganjil terkait dengan ini yang dimana ada nominasi-nominasi lain yang lebih unggul dan berkualitas daripada sang juara tersebut.

Segmen selanjutnya yaitu pemberian awards untuk nominasi acara pencari bakat terbaik yang dimenangkan oleh the masker, dalam segmen ini dipenuhi dengan adegan-adegan konyol nan segar dari pemain yang berakting sebagai Limbad (diperankan Sule) dan Dedy Corbudzer (diperankan oleh Mucle) yang membuat penonton tertawa .

Kemudian untuk pemenang award acara anak-anak terbaik yang dimenangkan oleh acara idola culik, namun ketika sang nominator berdiri di podium justru menolak award tersebut karena acara tersebut dinilainya tidak baik untuk ditonton dengan alasan “masa idola kok diculik”.

Yang menarik lagi diantaranya adalah saat pemberian penghargaan nominasi pelawak terbaik dalam panas dingin awards. Adegan tersebut diskenariokan sama persis ketika saat pembacaan nominasi dalam acara penghargaan yang sesungguhnya (yang asli).Disebutkanlah satu-satu sang nominator yang dimana adalah pemain OVJ semua yaitu Andre Taulani, Azis Gagap, Parto dan Sule namun justru sang pemenang adalah Nunung yang notabene tak termaktub sebagai nominator. Yah sungguh sindiran yang elok .

Sebenarnya banyak adegan lain yang cukup menyindir dan menyinggung program pemberian awards tersebut dan saya secara pribadi mengacungkan jempol kepada para tim kreatif OVJ yang begitu pandainya menyampaikan pesan dan kesan kritikdengan lelucon-lelucon segar dan menghibur sehingga tidak terasa betapa sungguh dalam dan pedasnya kritik yang disampaikan. Namum karena dibawakan secara santai dan menghibur ya seolah-olah ini hanyalah tontonan semata. Setidaknya ini untuk kesekian kalinya membuktikan bahwa jangan pernah sekali-kali menyakiti hati seniman,sejatinya mereka bisa lebih pintar dan kreatif dalam melihat hidup.

Kritik dengan Sebuah Lawak

Ranah kritik dengan bumbu lawak, OVJ bukan lah yang pertama. Sebelumnya hal yang demikian sudah dilakukan oleh program-program televisi lain, bahkan lebih menyentil dengan lingkup yang lebih extreme yakni dunia politik, hukum dan sosial. Ini lah dampak dari proses demokratisasi yang terus digaungkan. Semua pihak mempunyai hak untuk berpendapat termasuk didalamnya melakukan kritik, kritik yang sehat dan bertanggung jawab tentunya.

Krtitik dapat didefinisikan sebagai penganalisaan serta evaluasi guna mengoreksi suatu hal dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperbaikinya. Dalam ranah kritikus modern sejatinya mencangkup multi proresi atau justru sang amatiran pun bisa menyampaikan pendapatnya untuk berkritik termasuk didalamnya lewat karya seni. Saya melihatOVJ dalam episode semalam telah berhasil melakukan kritik secara modern dan berhasil membongkar dan menyingkap adanya dugaan kepentingan-kepentingan yang tersembunyi. Seperti yang terlihat dalam segmen penutup episode OVJ semalamsaat para pemain menyampaikan sejatinya kalau bentuk penghargaan dari kelurahan (dalam episode tersebut tiba-tiba datang pak lurah untuk memberikan penghargaan) bisa dan mudah dimanipulasi begitu saja namun tidak untuk penghargaan dari masyrakat, itulah yang lebih substantif menurut mereka dalam akhir adegan OVJ tersebut. Yang dibutuhkan adalah ruang berkreatifitas bukan “penghargaan” semacam itu.

Tentunya ini menjadi kritik yang berarti bagi penyelenggara penghargaan yang berskala nasional semacam itu, seharusnya dibutuhkan independensi yang kuat dalam penilaian yang tidak mencederai dunia kreatif dan karya seni, apalagi ini ditonton oleh jutaan pasang mata secara live. Penghargaan justru sejatinya dijadikan wadah apresiasi dan motivasi untuk menjadi yang lebih baik bukan jusrtru sebagai pendompleng kepentingan korporasi semata demi sebuah nama “rating”. Ah ada-ada saja negeri ini.[]

Oleh : Dodi Faedlulloh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun