Mohon tunggu...
Doddy Salman
Doddy Salman Mohon Tunggu... Dosen - pembaca yang masih belajar menulis

manusia sederhana yang selalu mencari pencerahan di tengah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Capres Pamungkas dan Teori Fungsional Wacana Kampanye Politik

3 Februari 2024   06:24 Diperbarui: 3 Februari 2024   06:53 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pesan melalui media pemberitaan memiliki berberapa konsekuensi. Pertama: media pemberitaan berfungsi sebagai gate keeper, penjaga gerbang. Artinya  media pemberitaan menentukan bingkai (frame) ide atau isu yang diangkat sebagai berita. Kedua: media pemberitaan memiliki kemampuan mengomentari, mengevaluasi kandidat baik positif maupun negatif. Ketiga: media pemberitaan memiliki kecenderungan untuk fokus pada jurnalisme pacuan kuda (horse race journalism).

Jurnalisme pacuan kuda adalah jurnalisme politik pemilu yang menyerupai liputan pacuan kuda karena fokus pada data jajak pendapat dan persepsi publik, bukan kebijakan kandidat, dan pemberitaan yang hampir eksklusif mengenai perbedaan kandidat, bukan persamaan (Wikipedia).

Di era media sosial kini para pemilik suara memperoleh informasi kandidat dan partai politiknya melalui media sosial. Ini menyebabkan informasi yang menyebar di tengah masyarakat melimpah dan  kemungkinan terjebak pada misinformasi dan disinformasi sangat besar.

4. Kandidat menciptakan kemungkinan  untuk dipilih  melalui pengakuan (acclaiming) , menyerang (attacking), dan pembelaan (defending). Pengakuan (acclaiming) adalah cara kandidat mengedepankan keunggulannya. Artinya prestasi-prestasi yang sudah ia capai pantas untuk dijadikan alasan para pemik suara memberikan suara kepada dirinya.

Sementara menyerang (attacking) dilakukan dengan mengkritisi kandidat lain. Dengan mengidentifikasi kekurangan kandidat lain diharapkan dirinya tampak lebih baik. Makin terlihat buruk kandidat lawan maka kemungkinan terlihat dirinya makin baik oleh voters makin besar.

Serangan terhadap kandidat lain dibagi dua. Serangan terhadap karakter atau terhadap kebijakan/program. Publik Amerika cenderung menerima serangan terhadap kebijakan alih-alih serangan kepada karakter. Publik Amerika juga cenderung tidak menyukai kandidat yang suka menyerang kandidat lain. Hasil penelitian menyimpulkan kandidat yang lebih banyak menyerang kandidat lain cenderung dalam situasi putus asa karena tidak memiliki kelebihan lain untuk mengungguli kandidat lain.

Sementara pembelaan (defending) terjadi ketika pernyataan dari pesan kampanye yang membantah serangan. Menurut Benoit pembelaan memiliki beberapa kekurangan. Sebuah pembelaan terhadap serangan menyebabkan kandidat terlihat pada posisi defensif sekaligus reaktif. Serangan sendiri terjadi pada isu-isu atau kebijakan yang dianggap lemah.

Oleh sebab itu penting untuk seorang kandidat meluangkan waktu lebih banyak pada isu atau kebijakan yang dianggap paling kuat. Tentunya kandidat juga harus dapat mengantisipasi ide atau kebijakan yang sangat mungkin akan diserang.  Kandidat yang diserang juga harus paham bahwa  menyebutkan serangan-serangan kandidat lain adalah adalah memberi peluang pemilik suara mengingat dugaan kelemahannya sendiri.

5.Wacana kampanye sesungguhnya hanya terfokus pada dua hal: karakter dan kebijakan

Upaya pembedaan para kandidat dalam penyampaian pesan kampanye sesungguhnya hanya terfokus pada karakter dan kebijakan. Karakter (character) sering disebut juga citra. Hasil riset Benoit menunjukkan presiden Amerika yang terpilih lebih banyak menonjokan kebijakan alih-alih karakter. Ini sejalan dengan hasil jajak pendapat yang menyimpulkan pemilik suara Amerika lebih mengutamakan isu alih-alih karakter. Kesimpulan ini menjelaskan mengapa Bill Clinton terpilih lagi sebagai presiden meski terkena skandal seks dengan Monica Lewinsky.

Bagaimana dengan di Indonesia? Apakah teori fungsional wacana kampanye politik ini dapat menjadi panduan penilaian pesan kampanye yang muncul dalam debat presiden? Apakah para capres sudah melakukan pembedaan dalam debatnya? Apakah serangan dalam debat lebih disukai para pemilik suara pemilu Indonesia? Apakah karakter seorang capres lebih penting daripada program-program yang ditawarkannya?  Ahad 4 Februari nanti kiranya anda dapat jawaban pertanyaan-pertanyaan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun