Mohon tunggu...
Doddy Salman
Doddy Salman Mohon Tunggu... Dosen - pembaca yang masih belajar menulis

manusia sederhana yang selalu mencari pencerahan di tengah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Para Perempuan Maut

2 September 2019   09:23 Diperbarui: 3 September 2019   10:25 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: dame darcy

Nama Aulia Kesuma menjadi buah bibir masyarakat Indonesia belakangan ini. Perempuan usia 45 tahun ini mendadak populer karena disangka sebagai otak pembunuhan suaminya Edi Candra Purnama atau akrab disapa Pupung Sadili  dan anak tirinya Muhammad Adi Pradana alias Dana.  

Aulia menyewa empat pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa suami dan anak tirinya tersebut. Tidak hanya berhenti menghilangkan nyawa, jasad keduanya dibakar dalam sebuah mobil  di Sukabumi Jawa Barat. Penyelidikan polisi belakangan mengungkap pula keterlibatan Geovanny Kelvin, putra kandung Aulia.  

Kelvin  diketahui membenci Dana. Kebencian itu mengantar dirinya ikut terlibat pembunuhan Dana dengan memberikan minuman keras hingga  membuatnya mabuk dan tak sadarkan diri. (sumber)

Apa motif Aulia Kesuma tega menghabisi  suami dan anak tirinya secara keji? Hasil penyelidikan polisi menunjukkan Aulia Kesuma memiliki hutang sebesar Rp 10 M ke sejumlah bank. Besarnya hutang tersebut membuat Aulia tertekan.  

Untuk melunasi hutang tersebut Aulia membujuk suaminya untuk menjual  salah satu rumah . Namun permintaan tersebut ditolak. Sakit hati karena penolakan itulah yang melahirkan rencana jahat menghabisi suami dan anak tirinya.

Kisah nyata perempuan pembunuh memang jarang terjadi. Umumnya kisah nyata kriminal justru menjadikan perempuan sebagai korban daripada sebagai pelaku.  

Menarik pula sebuah studi menunjukkan  pecinta kisah kriminal nyata sebagian besar adalah perempuan. Meskipun demikian bukan berarti perempuan pembunuh tidak ada.

Tori Telfer menulis kisah nyata  kehidupan 14 perempuan pembunuh melalui bukunya Lady Killers (2017). Menurut Tori para perempuan pembunuh memang mendapat publikasi satu atau dua kali, namun setelah itu dilupakan. Mereka tidak mencapai puncak kepopuleran seperti Jack The Ripper atau Ted Bundy.

Besar kemungkinan hal ini terjadi karena konstruksi sosial yang menampilkan perempuan sebagai mahluk yang lemah lembut, penuh kasih sayang dan perhatian.  Dalam bahasa arab misalnya, sifat Tuhan tentang keindahan, kasih sayang,kelemahlembutan  disifati sebagai perempuan.

Dalam praktek pengalaman kehidupan masyarakat Indonesia maka ada beberapa perempuan yang populer dengan tindak kriminal keji. Sebutlah nama Margriet Christina Megawe dan Jessica Kumala Wongso.

Jessica Kumala Wongso  menjadi terpidana pembunuhan Wayan Mirna  Salihin tahun 2016.. Majelis hakim menjatuhkan vonis 20 tahun penjara karena terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan  pembunuhan berencana. Jessica membunuh Mirna dengan memasukkan racun sianida ke dalam es kopi  di sebuah kafe di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun