Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Trem Kuda Pernah Ada di Jakarta, Melahirkan Istilah "Kuda Gigit Besi"

25 September 2022   15:36 Diperbarui: 27 September 2022   12:00 2442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trem kuda pada 1869 di Batavia (Sumber: forum.lowyat.net melalui buku Moda Transportasi di Jakarta)

Di Batavia, sekarang Jakarta, pernah ada kendaraan umum berupa trem. Trem yang paling awal tidak bertenaga mesin. Trem itu bertenaga kuda. 

Saat ini kita mengenal ukuran kekuatan sebuah mesin berupa istilah HP (Inggris, Horse Power) atau PK (Belanda, Paard Kracht). Keduanya mengacu kepada Daya Kuda. Semakin besar HP atau PK, tentu semakin besar kekuatan mesin itu.

Adanya trem kuda berawal ketika Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels membangun kota Batavia, lengkap dengan banyak jalan besar. Sayang transportasi umum masal belum ada di kota baru Batavia itu. 

Dulu, jika ingin bepergian, orang-orang Eropa menggunakan kereta kuda milik sendiri atau sewaan. Sebagian etnis lain, termasuk bumiputera, hanya berjalan kaki atau naik pedati. Selain itu, warga menggunakan kereta yang ditarik atau digotong manusia.

Warga Batavia mulai mengenal angkutan umum berbasis rel sejak 1867. Ketika itu, tepatnya pada 10 Agustus 1867, mulai diwacanakan transportasi umum berupa trem kuda. Namun trem kuda baru mulai beroperasi pada 20 April 1869.

Trem kuda menjadi sarana angkutan terpanjang atau yang memuat banyak penumpang setelah delman. Sebuah gerbong atau wagon berjalan di atas rel. 

Dua ekor kuda bahkan lebih, menarik gerbong itu dengan cara menggigit alat tarik besi yang ditambatkan di tali kendali. 

Kalau seekor kuda tentu akan kelelahan karena beratnya beban penumpang dan gerbong. Nah, dari sinilah muncul istilah 'kuda gigit besi', yang mengacu kepada zaman baheula.

Sebenarnya rencana awal pembuatan jalur trem di Batavia sudah digagas oleh Mr. J. Babut du Mares pada 1860. 

Untuk merealisasikan hal tersebut pada 1867 firma Dummler & Co diberi kepercayaan untuk mengerjakan konstruksi jalur trem dengan lebar spur 1.188 milimeter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun