Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kata Bapak Pandu Sedunia Baden-Powell yang Menginspirasi, Jangan Pernah Menyerah

11 Maret 2022   18:50 Diperbarui: 11 Maret 2022   18:51 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi potongan Buku Baden-Powell (Dokpri)

Pada tanggal unik 22.2.22 atau 22 Februari 2022, terbit buku bertema Pramuka berjudul Baden-Powell. Buku itu ditulis oleh seorang Pelatih Pembina Pramuka, Berthold Sinaulan, yang akrab dipanggil Kak Be. Ia juga seorang Kompasianer dengan nama Berty Sinaulan, Pewarta, dan Arkeolog.

Buku Baden-Powell merupakan kumpulan tulisan untuk menyambut 165 tahun kelahiran Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell. Ada 13 artikel yang ditulis selama rentang waktu 2017-2022 di Kompasiana dan Steemit. Sebagian lagi merupakan catatan pribadi Kak Be yang selama ini tersimpan dalam laptop. Bagian buku juga dilengkapi dengan Prolog dan Epilog.

Semua tulisan yang ada terkait dengan tokoh Lord Baden-Powell. Sengaja diluncurkan pada 22 Februari 2022 karena para Pandu/Pramuka sedunia mengenal tanggal itu, 22 Februari, sebagai Hari Baden-Powell. Memang Baden-Powell lahir pada 22 Februari 1857.

Buku setebal 58 halaman yang ditambah beberapa halaman pendahuluan tersebut diterbitkan oleh CV Feniks Muda Sejahtera. Penerbit anggota IKAPI ini berada di Bandung, Jawa Barat.  

Buku Baden-Powell karya Berthold Sinaulan (Dokpri)
Buku Baden-Powell karya Berthold Sinaulan (Dokpri)

Biografi singkat

Dari buku ini kita tahu banyak hal. Pertama, tentang penulisan nama yang benar, yakni Baden-Powell, dengan nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden-Powell. Umumnya orang menulis Baden Powell, tanpa tanda sambung.

Sejarah penggunaan nama Baden-Powell diceritakan dalam buku ini. Nama ayahnya HG Baden Powell dan ibunya Henrietta Grace Smyth. Setelah ayahnya meninggal, sang ibu memutuskan untuk menggunakan nama keluarga Baden-Powell, bukan sekadar Powell. Juga merupakan penghormatan Henrietta kepada suaminya itu.  

Kedua, tentang tempat kelahiran Baden-Powell, yakni di London. Ketiga, tentang kematian beliau, di Kenya pada 8 Januari 1941.

Biografi singkat tentang Baden-Powell juga diungkapkan dalam buku ini. Sebelum mendirikan gerakan kepanduan, Baden-Powell pergi ke medan perang. Bersama pasukannya Baden-Powell  berhasil mempertahankan kota Mafeking di Afrika Selatan, dari serangan musuh.

Pada 1903 Baden-Powell pulang ke Inggris. Ia sangat berbahagia ketika buku kecilnya Aids to Scouting yang ditulisnya sebagai panduan untuk anggota-anggota muda di pasukannya, ternyata digunakan oleh pemimpin-pemimpin kelompok remaja dan guru untuk mengajar mengenai pengamatan dan membuat perlengkapan berguna dari kayu.

Baden-Powell kemudian mengajak anak-anak berkemah di Pulau Brownsea, tidak jauh dari London. Di sana mereka belajar hidup di alam terbuka, bermain bersama, dan belajar hidup mandiri tanpa bantuan orang tua. Perkemahan itu dimulai pada 1 Agustus 1907.

Pada 1908 Baden-Powell memperluas tulisan Aids to Scouting menjadi Scouting for Boys. Buku itu disukai banyak orang sehingga diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.

Dengan cepat gerakan kepanduan menyebar ke seluruh dunia. Pada 1912 gerakan kepanduan masuk ke Hindia-Belanda. Maklum, waktu itu nama Indonesia belum dikenal.

Daftar isi buku Baden-Powell (Dokpri)
Daftar isi buku Baden-Powell (Dokpri)

Jangan pernah menyerah

Dari buku ini kita banyak memperoleh inspirasi, antara lain dari ucapan Baden-Powell, "Kamu boleh berteriak, kamu boleh menangis, tapi jangan pernah menyerah". Artinya, para Pandu telah menciptakan dunia yang lebih baik, maka jangan menyerah untuk membantu menjadikan dunia yang lebih baik.

Menurut Kak Be, gerakan pendidikan kepanduan sejatinya adalah sebuah wadah untuk mendidik kaum muda. Khususnya dalam pendidikan karakter melalui berbagai kegiatan yang menarik dan sebanyak mungkin dilakukan di alam terbuka.  Jadi Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal. Bukan organisasi sosial, dalam arti organisasi yang memberikan bantuan sosial. Namun dalam kegiatananya para pramuka banyak melakukan kegiatan sosial.  

Kekurangan dalam buku ini tentu saja ada. Ada beberapa informasi berulang dalam buku, misalnya soal kelahiran dan kematian Baden-Powell. Namun sebagai kumpulan tulisan masih terasa wajar. Yang penting informasi lain bisa diketahui masyarakat, bahkan memberi inspirasi.

Di Indonesia jumlah anggota pramuka sangat banyak. Kita harapkan mereka tertarik gerakan literasi. Dengan membaca buku ini, kita harapkan juga masyarakat memberikan apresiasi terhadap gerakan pramuka yang banyak melakukan kontribusi positif, seperti menolong korban bencana, membuat dapur umum, dan bakti sosial lain.***  

     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun