Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banyak Hewan Langka Terpajang di Museum Satwa

16 Desember 2017   09:08 Diperbarui: 16 Desember 2017   09:41 4026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Satwa berarsitektur Yunani kuno (Dokpri)

 Jika anda ke Batu di Jawa Timur, jangan lupa mampir ke Museum Satwa. Meskipun kota kecil, di Batu terdapat beberapa objek wisata, baik yang bersifat rekreatif maupun edukatif. Hawa di Batu lumayan sejuk. Kota Batu dapat ditempuh dari Kota Malang. Lama perjalanan sekitar 45 menit dengan kendaraan pribadi.  

Objek wisata yang cukup dikenal bernama Jawa Timur Park. Saat ini Jawa Timur Park 3 sedang dalam tahap pembangunan. Yang sudah beroperasi Jawa Timur Park 1 dan 2.

Dalam Jawa Timur Park 2 seluas 14 hektar itu, terdapat Museum Satwa. Museum Satwa menempati areal satu hektar. Keberadaan Museum Satwa mudah dikenali karena bergaya Yunani kuno dengan pilar-pilar raksasa. Pembangunan museum dimulai pada 2009, sementara peresmian museum dilakukan pada 2 Mei 2012 oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ketika itu, Mari Elka Pangestu.  

Koleksi di Museum Satwa (Dokpri)
Koleksi di Museum Satwa (Dokpri)
Edukasi dan rekreasi

Pendirian museum dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran terapan kepada pengunjung, terutama anak-anak usia sekolah. Ini sesuai dengan motto museum, yakni "Pembelajaran Satwa dan Rekreasi".  Saya lihat seluruh diorama dibuat dengan latar belakang sesuai habitat dan ukuran sesungguhnya. Sekitar 1.000 satwa ada di sini, termasuk sekitar 3.000 jenis serangga. Sayang leher saya capek karena label informasi terdapat di bagian atas.

Museum Satwa ibarat Taman Margasatwa atau Kebun Binatang. Hanya koleksi di Museum Satwa berupa hewan mati yang diawetkan. Sebaliknya koleksi Kebun Binatang berupa hewan hidup. Yah, tidak menjadi soal. Yang penting ada informasi tentang hewan-hewan tersebut, seperti nama Indonesia, nama Latin, asal, dan cerita informatif lain.  

Tidak seluruh koleksi Museum Satwa berasal dari Indonesia. Ada juga beberapa hewan endemik dari sejumlah negara di lima benua. Misalnya beruang kutub dan pinguin yang berasal dari tempat dingin, yakni kutub utara dan kutub selatan. Sebagian merupakan hasil pembelian. Sebagian lagi  merupakan hasil pengawetan dari satwa-satwa yang mati milik Jawa Timur Park 1 dan Jawa Timur Park 2.  Bahkan hasil kerja sama dengan Museum Rahmat di Medan dan mancanegara.

Salah satu diorama di Museum Satwa (Dokpri)
Salah satu diorama di Museum Satwa (Dokpri)
Pada 2013 saya pernah ke sini. Saya lihat ada replika satwa purba, seperti Apatosaurus, Tyrannosaurus-Rex, Stegosaurus,dan Mammoth.  Tapi pada kunjungan lalu, saya tidak melihat koleksi-koleksi itu lagi. Pada tempatnya, tersaji beberapa koleksi hewan masa kini.

Museum Satwa terbagi atas enam bagian utama, yaitu Dome Savannah, Galeri Fosil, Khazanah Pengetahuan Fauna, Benua Antartika, Zona Afrika, dan Zona Asia. Pada jam-jam tertentu ada pemutaran film. Juga diperdengarkan suara hewan buas sebagaimana di dalam habitatnya. Untuk generasi zaman now, ada aplikasi yang bisa diunduh lewat ponsel.

Koleksi serangga (Dokpri)
Koleksi serangga (Dokpri)
Insektarium

Satwa-satwa kecil terdapat dalam ruangan Insektarium, berupa berbagai koleksi serangga, seperti kupu-kupu, kumbang, belalang, dan laba-laba dari berbagai negara. Pada salah satu ruang, pengunjung diajak menyaksikan pemutaran film tentang kehidupan satwa.

Untuk menarik pengunjung dari kalangan pelajar, tersedia ruangan Khasanah Pengetahuan Fauna. Di sini diadakan sejumlah pembahasan dan kuis dengan hadiah-hadiah menarik bagi pesertanya. Belum lagi praktek mengenal organ tubuh satwa. Ruangan ini dilengkapi perpustakaan mini berisikan buku-buku fauna.  Ada tiga jawaban yang ditutup dengan semacam vinil yang bisa diangkat. Pertanyaan kuis ada di bagian bawah.    

Sejumlah koleksi kerang, keong, dan bintang laut ada di bagian Biota Laut. Hewan-hewan salju, seperti pinguin, singa laut, dan rusa kutub ada di bagian Winter Area. Aneka ikan air tawar dan ikan laut ada di Fish World. Sementara komodo dan harimau Sumatera terdapat pada Ruang Satwa Indonesia.

Aplikasi yang bisa diunduh lewat barcode di dinding tertentu (Dokpri)
Aplikasi yang bisa diunduh lewat barcode di dinding tertentu (Dokpri)
Untuk kaum difabel, atau pengguna kursi roda, Museum Satwa menyediakan jalur khusus, termasuk toilet khusus. Oh ya, sistem tiket di Museum Satwa menggunakan gelang. Gelang ini memiliki alat sensor.

Belum puas dari sini, anda bisa mengunjungi Secret Zoo. Karcis masuk Museum Satwa dengan Secret Zoo sudah terintegrasi. Di dalam kebun binatang ini pengunjung bisa menyaksikan berbagai jenis satwa hidup dari sejumlah negara, termasuk taman reptil dan akuarium. Hotel, arena bermain, dan berbagai fasilitas pariwisata tersedia di Jawa Timur Park 2 ini.

Mahal tapi puas

Karcis masuk di Museum Satwa plus Secret Zoo termasuk mahal. Tapi percayalah, pengunjung akan puas menyaksikan koleksi dan memperoleh informasi pengetahuan. Banyak hewan aneh dan langka, artinya yang jarang kita lihat, terpajang di museum ini.

Salah satu ruangan pada Museum Satwa (Dokpri)
Salah satu ruangan pada Museum Satwa (Dokpri)
Karcis masuk Senin hingga Kamis Rp84.000. Setiap akhir pekan, hari libur nasional, dan liburan sekolah dikenakan Rp120.000. Museum buka pukul 10.00---18.00 WIB.

Alamat Museum Satwa, Jalan Oro-oro Ombo Nomor 9, Batu, Jawa Timur. Nomor kontak 0341-5025777 (telepon) dan 0341-5025666 (faksimili). Untuk keterangan lebih lanjut bisa melalui email atau surat elektronik museumsatwa.jatimpark2@gmail.com.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun