Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Letusan Gunung Api Model untuk Penelitian Arkeologi

4 November 2017   06:38 Diperbarui: 4 November 2017   11:28 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Sambisari pernah terkubur debu vulkanik sedalam beberapa meter (Foto: yogyakarta.co)

Kota Pompeii juga teridentifikasi memiliki dua teater yang mampu menampung sekitar 5.000 orang. Salah satu teater itu adalah amphiteater, tempat pertarungan para gladiator. Perkelahian antarmanusia atau manusia dengan hewan liar sering diselenggarakan di teater tersebut, sebagaimana terlihat pada sejumlah gambar di dindingnya (Arkeologi, Paul Devereux, 2003).

Pompeii merupakan situs perkotaan yang masih utuh dan lengkap. Banyak ciri perkotaan masa lalu, masih dapat terlihat sehingga memudahkan studi perbandingan dengan situs-situs perkotaan lainnya.  Adanya situs perkotaan atau permukiman akan memudahkan penafsiran masalah demografi, ekonomi, sosial, dan politik pada saat itu.

Bencana gunung berapi memang membawa kepedihan bagi umat manusia yang hidup pada masa itu. Namun untuk umat manusia yang hidup pada masa kemudian, bencana tersebut menjadi model untuk melakukan penelitian, mengemukakan hipotesis, ataupun menghasilkan teori baru.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun