Hari Minggu saya merencanakan kesibukan di rumah. Berhubung lagi mau, beberapa barang yang bertebaran saya bereskan. Yang menjadi prioritas kali ini berbagai koleksi filateli yang saya miliki.
Ternyata dari tanggal yang tertera, tampak saya mulai mengoleksi prangko  sejak 1978. Waktu itu memang saya senang berkorespondensi dengan teman-teman di seluruh tanah air, bahkan mancanegara. Maklum anak sekolah yang ingin memperluas pergaulan. Sejak itulah jumlah prangko saya terus bertambah.
Saya ingat, saya dan beberapa teman sering mendatangi berbagai kedutaan besar. Dulu di sepanjang Jalan Diponegoro dan Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, banyak terdapat kantor kedutaan besar. Biasanya sih saya dapat beberapa keping prangko bekas. Lumayan berbagai prangko manca negara bergambar unik dan menarik buat saya.
Minta
Jauh sebelum era SMS memang surat-menyurat menjadi primadona dalam berkomunikasi. Untuk itulah saya menghubungi tante dan oom saya yang bekerja di kantor. Mereka sering memberi saya prangko-prangko dalam negeri dan luar negeri. Umumnya berupa potongan amplop. Kemudian potongan-potongan ini saya rendam dalam air hangat. Setelah itu saya kelupas sedikit demi sedikit dan diangin-anginkan.
Kepada teman-teman, saya juga sering minta. Yah lumayanlah untuk menambah perbendaharaan koleksi. Koleksi prangko yang dobel, saya sisihkan. Biasanya saya melakukan tukar-menukar dengan kawan yang memiliki hobi sama.
Langganan
Setelah bekerja, saya berlangganan benda-benda filateli di Kantor Filateli Jakarta. Â Dengan mengirimkan uang Rp100.000, saya mendapat kiriman prangko-prangko baru. Juga sampul hari pertama dan carik kenangan. Waktu itu uang Rp100.000 cukup untuk satu tahun. Maklum biaya pos masih murah. Seingat saya, kartu pos menggunakan prangko Rp300, sementara surat biasa Rp1.000. Oh ya, dalam berlangganan, saya mendapat benda-benda filateli masing-masing dua set.
Sebagai kolektor, tentu saja saya hanya butuh masing-masing satu set. Saya sedang kumpulkan koleksi-koleksi yang berlebih itu. Pasti nanti saya jual untuk membeli koleksi-koleksi lain.
Obat stres
Benda-benda filateli yang saya kumpulkan, boleh dibilang tidak ada yang  istimewa. Memang kalau kita lihat katalogus, ada prangko yang berharga ratusan ribu hingga jutaan sekeping. Tujuan saya mengumpulkan koleksi filateli, yah semacam obat stres. Dengan merendam, melepas, memilah, dan memasukkan prangko ke dalam album, saya anggap berkoleksi prangko melatih kesabaran dan ketekunan.