Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melongok Palangkaraya Sang Calon Ibukota Negara

5 Juli 2017   10:07 Diperbarui: 5 Juli 2017   18:16 3550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Peletakan Batu Pertama Pembangunan Ibukota (Dokpri)

Wacana pemindahan ibukota negara kembali mengemuka setelah pernyataan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro disini bahwa pemerintah menargetkan realisasi rencana tersebut mulai tahun 2018. Sontak nama Palangkaraya muncul ke permukaan walaupun belum secara terang benderang disampaikan oleh pemerintah, mengingat kota tersebut pernah diajukan Bung Karno sebagai calon ibukota baru pengganti Jakarta saat itu.

Penanda Kota Palangkaraya (Dokpri)
Penanda Kota Palangkaraya (Dokpri)
Saya termasuk beruntung pernah beberapa kali mengunjungi kota tersebut, terakhir bulan November 2015 lalu. Bila ditinjau dari wilayah administrasinya, Kota Palangkaraya termasuk kota terluas di Indonesia dengan luas 2.678,51 Km2 atau sekitar empat kali Provinsi DKI Jakarta. Namun demikian luas fungsionalnya tidak lebih dari 2% atau sekitar 50 km2 saja yang merupakan daerah terbangun. Sisanya masih berupa kawasan hutan dan lahan pertanian saja (sumber: palangkaraya.go.id). Artinya dari sisi ketersediaan lahan masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai pusat pemerintahan baru.

Bundaran Besar Pusat Kota Palangkaraya (Dokpri)
Bundaran Besar Pusat Kota Palangkaraya (Dokpri)
Tugu Pejuang di Tengah Bundaran (Dokpri)
Tugu Pejuang di Tengah Bundaran (Dokpri)
Pusat kotanya sendiri terletak dekat bundaran besar dimana terdapat patung pejuang ditengahnya. Bundaran tersebut menjadi sentral kegiatan warga dimana pada sore hari tampak anak-anak muda bermain bola dan para pedagang berjualan di sekitar jalan protokol dekat bundaran tersebut. Suasana tampak ramai oleh warga kota yang sedang nangkring di warung kopi sambil menikmati semilir angin sepoi-sepoi menghalau panasnya kota.

Mall Palangkaraya (Dokpri)
Mall Palangkaraya (Dokpri)
Warung di Tepi Jalan Protokol Tempat Nangkring Warga (Dokpri)
Warung di Tepi Jalan Protokol Tempat Nangkring Warga (Dokpri)
Di depan bundaran terdapat Palangkaraya Mall yang merupakan satu-satunya pusat perbelanjaan disitu, dengan kondisi semakin sepi dan agak memprihatinkan. Banyak toko-toko tutup dan hanya menyisakan beberapa restoran franchise dari Jakarta dan hotel di lantai atasnya. Mungkin karena jumlah penduduk kotanya tak terlalu besar sementara daya beli semakin menurun menyebabkan mal ini perlahan ditinggalkan pelanggannya. 

Tugu Pertanda Peletakan Batu Pertama Ibukota Negara (Dokpri)
Tugu Pertanda Peletakan Batu Pertama Ibukota Negara (Dokpri)
Patung Bung Karno Menunjuk ke Arah Tugu (Dokpri)
Patung Bung Karno Menunjuk ke Arah Tugu (Dokpri)
Tak jauh dari bundaran terdapat sungai Kahayan, dimana di tepi sungai tersebut berdiri tugu peletakan batu pertama rencana pembangunan ibukota negara yang diresmikan oleh Presiden Soekarno. Tugu tersebut masih tampak tegar menanti keputusan pemerintah untuk membangun ibukota baru disini walau sudah berusia lebih dari 60 tahun berdiri. Di samping tugu terdapat patung Bung Karno sedang menunjuk ke arah tugu, pertanda bahwa pemindahan ibukota harus segera direalisasikan. Patung tersebut masih muda usianya, dibangun sekitar lima tahun lalu untuk mengingatkan semangat beliau memimpin Indonesia dari tengah.

Jembatan Kahayan Penghubung Antar Kota di Kalteng (Dokpri)
Jembatan Kahayan Penghubung Antar Kota di Kalteng (Dokpri)
Sebuah jembatan berdiri kokoh melintasi sungai Kahayan menghubungkan Palangkaraya dengan wilayah Kalteng lainnya di sebelah utara. Dahulu sebelum jembatan ini dibangun, untuk ke arah utara seperti Barito harus memutar dulu melalui Banjarmasin yang berjarak sekitar 210 Km dengan waktu tempuh empat jam. Keberadaan jembatan ini memangkas waktu memutar dan semakin memperlancar arus transportasi dalam provinsi Kalteng.

Bandara Tjilik Riwut Pintu Masuk Calon Ibukota Negara (Dokpri)
Bandara Tjilik Riwut Pintu Masuk Calon Ibukota Negara (Dokpri)
Demikian sekilas pandangan mata hasil kunjungan ke Palangkaraya, diakhiri dengan kunjungan ke bandara Tjilik Riwut untuk kembali ke ibukota lama. Bandaranya sendiri sudah diperbaharui menjadi lebih modern ketimbang kedatangan pertama saya enam tahun lalu. Hanya untuk menjadi bandara ibukota negara perlu perluasan lebih lanjut agar setara minimal dengan bandara Juanda Surabaya. Lahannya sendiri sangat luas dan masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi bandara internasional.

Peta Wisata Provinsi Kalimantan Tengah (Dokpri)
Peta Wisata Provinsi Kalimantan Tengah (Dokpri)
Sebenarnya masih banyak lagi ikon yang layak dikunjungi seperti museum dan bukit batu yang letaknya tak jauh dari kota. Namun singkatnya waktu kunjungan membuat saya harus mengurungkan niat tersebut. Semoga bila pemindahan ibukota jadi, sayapun mungkin akan ikut pindah kesini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun