Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menakar Kegiatan Travelling Pasca Wabah Corona

26 Maret 2020   18:17 Diperbarui: 27 Maret 2020   14:08 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obyek wisata ditutup untuk menghindari penyebaran virus Covid-19|Dokumentasi pribadi

Sementara perjalanan ke luar negeri bakal lebih sulit lagi. Bisa jadi tiada lagi fasilitas bebas visa antar negara dan syarat pengajuan visa bakal ditambah dengan syarat kesehatan yang sangat ketat seperti menyertakan hasil medical check up sebelum mengurus visa. 

Perjalanan wisata akan lebih diperketat dan tidak lagi bebas berkeliaran seperti selama ini dilakukan oleh para backpackers. Orang-orang lokal akan semakin curiga melihat orang asing berkeliaran di wilayahnya tanpa maksud yang jelas, yang dapat berujung pada intimidasi atau bullying pada travellers yang sedang berkunjung.

Belum juga kasus corona usai, sudah muncul lagi virus baru yang bernama hantavirus. Hal ini semakin menyulitkan orang untuk bepergian ke luar negeri karena bisa jadi masing-masing akan membawa virus lokal untuk disebar ke negara lain. 

Resistensi dalam perjalanan akan semakin kuat tidak hanya oleh otoritas setempat tapi juga masyarakatnya yang tak lagi ramah terhadap orang asing.

Wisata virtual seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa museum di Eropa mungkin bisa jadi alternatif bila tak mungkin mengunjungi secara langsung. 

Namun bagaimana dengan wisata alam yang tak bisa digantikan begitu saja secara virtual mengingat suasana alam lah yang dijual, bukan sekadar koleksi yang bisa dipajang secara online. 

Lagipula berwisata tidak sekadar untuk melihat-lihat koleksi semata, tetapi juga mencari suasana baru yang berbeda dari kebiasaan sehari-hari.

Walau bagaimanapun, manusia tetap butuh liburan ke luar kota alias travelling untuk memperoleh pengalaman yang tak didapatkan di rumah maupun lingkungan kerja. Namun untuk beberapa waktu keinginan tersebut mungkin harus diendapkan dulu sambil melihat situasi penyebaran virus corona. 

Setelah trauma masyarakat sudah benar-benar hilang seperti kasus wabah SARS 18 tahun lalu, travelling baru bisa dilakukan kembali seperti sediakala, namun dengan syarat dan ketentuan yang lebih ketat dari sebelumnya.

Hikmahnya, wabah corona memang membuat bumi beristirahat sejenak setelah penat dengan hiruk pikuk perjalanan manusia termasuk para travellers yang rajin melancong untuk rehat sejenak. 

Semoga badai wabah corona cepat berlalu dan bumi kembali bergerak dengan normal dan kita pun bisa travelling lagi walau mungkin tak sebebas dulu sebelum wabah melanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun