Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hati-Hati Pesan Angkutan "Online" di Batam

24 Maret 2018   19:51 Diperbarui: 25 Maret 2018   16:48 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://jateng.tribunnews.com

Peringatan ini disampaikan sendiri oleh pengemudi taksi online yang kami pesan dari sebuah hotel di dekat Harbour Bay. Saat memesan via aplikasi, sopir memberitahu kami apakah bersedia jalan kaki ke luar hotel menuju tempat yang lebih aman. Kalau bersedia dia akan menunggu di sebuah halte dekat pintu masuk Harbour Bay.

Saat keluar hotel, beberapa kali kami ditawari taksi pangkalan namun kami tolak halus. Setelah kami jumpa sopir taksi online, baru dia cerita panjang lebar perseteruan antara angkutan online dengan angkutan tradisional (taksi dan ojek pangkalan). Awalnya kami agak kaget karena di profilenya gambar wanita, tapi ternyata supirnya laki-laki. Akhirnya dia mengaku meminjam foto adiknya untuk menghindari sweeping atau jebakan taksi pangkalan.

Keberadaan taksi maupun ojek online ternyata memang berpengaruh besar terhadap pengurangan pendapatan para supir taksi dan ojek tradisional di Batam (bahkan mungkin di seluruh Indonesia). Terbatasnya pasar dalam pulau kecil tersebut serta berkembang biaknya transportasi online membuat ruang gerak angkutan tradisional menjadi semakin terbatas. Akibatnya berujung bentrokan yang sudah sering terjadi di Batam antara awak angkutan tradisional melawan pengemudi angkutan online.

Dampak dari perebutan lahan tersebut, hampir seluruh kawasan strategis termasuk bandara, pelabuhan ferry, bahkan mal sekalipun dikuasai oleh angkutan tradisional. Angkutan online hanya boleh mengambil penumpang di luar kawasan strategis tersebut seperti di jalan atau kawasan perumahan tertentu saja. Inilah yang membedakan kondisi di Batam dengan daerah lainnya. Kalau di daerah lainnya paling hanya bandara/pelabuhan dan beberapa kawasan perumahan saja, tapi pasar dan mal tidak termasuk dalam daftar pencegahan.

Pengemudi angkutan online harus kucing-kucingan dengan awak angkutan tradisional ketika harus mengangkut penumpang dekat kawasan strategis. Bandara dan pelabuhan benar-benar terlarang bagi angkutan online dan jangan coba-coba mengangkut penumpang kalau tidak ingin dipermak kendaraannya. Di pasar atau mal dan depan hotel, penumpang dipaksa untuk berjalan kaki jauh dulu sebelum bertemu dengan pengemudi angkutan online.

Kasihan para penumpang di kawasan strategis seperti depan hotel atau mal. Mereka sering jadi korban pemaksaan dari awak angkutan tradisional untuk naik kendaraan mereka. Mereka punya mata-mata yang akan mencurigai calon penumpang yang sedang memegang hape, dikira hendak memesan angkutan online. Apalagi penumpang wanita dan sendirian pula, sering menjadi incaran 'pemaksaan' awak angkutan tradisional, bahkan hingga diikuti mulai dari keluar Harbour Bay hingga ke Nagoya! Padahal jaraknya jauh lho!

* * * *

Itulah sekelumit curhat pengemudi online yang kami naiki saat hendak ke bandara. Bisa saja berbeda versi dengan cerita para awak angkutan tradisional yang juga mengeluhkan turun drastisnya penghasilan pasca keberadaan angkutan online, bahkan sejak keberadaan taksi resmi biru di Batam. Kita memang tidak bisa menyalahkan salah satu pihak saja, tapi yang terpenting adalah mencari jalan tengah yang sesuai antara harga murah yang diinginkan penumpang dengan biaya angkut yang normal tanpa dibebani pungutan liar yang sebenarnya membuat harga angkutan tradisional menjadi mahal. Di samping itu perlu juga pembatasan angkutan online agar sesuai antara supply dan demand, tidak ada lagi perebutan penumpang di antara sesama angkutan.

Catatan Berita Terkait:

1. Driver Ojek Online Bentrok dengan Ojek Pangkalan Depan Megamall

2. Berebut Penumpang Taksi Online vs Taksi Konvensional Kembali Bentrok di Batam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun