Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Silaturahmi dengan Nenek Moyang di Sangiran

31 Desember 2017   11:34 Diperbarui: 31 Desember 2017   12:12 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silaturahmi dengan Homo Erectus (Dokpri)

Awalnya tak sengaja saya berkunjung ke Sangiran ketika sedang menelusuri jalan kecil dari Solo menuju Purwodadi lewat Gemolong, mata tertumbuk pada petunjuk arah Musium Purbakala Sangiran di Krikilan. Segera saya perintah supir untuk berbelok menuju arah tersebut sekaligus untuk bersilaturahmi dengan nenek moyang kita dulu yang konon berasal dari sini.

Gerbang Masuk Kluster Krikilan Sangiran (Dokpri)
Gerbang Masuk Kluster Krikilan Sangiran (Dokpri)
Kondisi jalan menuju musium tidak terlalu bagus namun masih bisa dilalui kendaraan dengan kecepatan sedang. Sekitar seperempat jam kami tiba di depan gerbang yang berbentuk untaian gading. Setelah membayar tiket yang termasuk murah, kami memasuki halaman parkir yang cukup luas dan tampak ramai pengunjung meski di hari kerja. Pemandangan ini cukup langka mengingat letaknya di pedalaman dan tidak ada angkutan umum menuju ke sana.

Model Manusia Purba (Dokpri)
Model Manusia Purba (Dokpri)
Musiumnya sendiri didesain berbentuk melingkar seperti labirin, dimulai ke arah kiri menuju Ruang Pamer 1 yang menggambarkan Kekayaan Sangiran. Disebut kekayaan karena disinilah tersimpan berbagai jenis fosil binatang dan manusia yang pernah hidup berdampingan di Sangiran. Fosil-fosil tersebut ditemukan di sekitar area musium sekitar satu abad lalu ketika penelitian arkeologi digalakkan pada saat itu. Ruang pamer ini menceritakan Sangiran sebagai sebuah mata rantai kehidupan yang menceritakan betapa harmoninya kehidupan antar makhluk hidup saat itu, serta menjadi cikal bakal perjalanan kehidupan makhluk hidup modern di masa itu.

Terbentuknya Ring Of Fire (Dokpri)
Terbentuknya Ring Of Fire (Dokpri)
Perjalanan berlanjut ke Ruang Pamer 2 yang berjudul Langkah-Langkah Kemanusiaan. Ruang pamer ini menceritakan sejarah terbentuknya bumi dan manusia di dalamnya seperti diceritakan dalam teori evolusi Darwin. Proses terbentuknya bumi mulai dari es yang mencair hingga membentuk Ring of Fire tergambar jelas disini. Demikian pula proses evolusi manusia mulai dari zaman berburu (batu), kayu, pertukangan (besi), hingga menjadi manusia modern. Disini tergambar jelas ada makhluk hidup yang dapat bertahan hingga saat ini, ada pula yang punah dimakan oleh zaman.

Diorama Besar Masa Keemasan Homo Erectus (Dokpri)
Diorama Besar Masa Keemasan Homo Erectus (Dokpri)
Keluar dari Ruang Pamer 2 perjalanan mengikuti lingkaran ke arah kanan menuju Ruang Pamer 3 yang menceritakan Masa Keemasan Homo Erectus yang merupakan cikal bakal manusia modern sejak 500 Ribu tahun lalu. Disini terdapat diorama besar yang menggambarkan kehebatan manusia bertahan hidup melawan ganasnya alam serta berkembang biak hingga bermetamorfosis menjadi manusia modern. Keluar dari ruang pamer, perjalanan mengelilingi gedung selesai sudah, dan kita bisa rehat sejenak di taman yang terletak di tengah gedung.

Gedung Musium Berbentuk Lingkaran (Dokpri)
Gedung Musium Berbentuk Lingkaran (Dokpri)
Rupanya Musium Purbakala Sangiran terdiri dari lima kluster yang letaknya berdekatan satu dengan lainnya, dan yang saya kunjungi ini adalah kluster Krikilan yang merupakan musium terbesar diantara lima musium tadi. Mengingat keterbatasan waktu saya tak sempat mengunjungi empat musium berikutnya dan perjalanan dilanjutkan menuju Purwodadi. Mungkin lain waktu saya akan sempatkan khusus untuk bersilaturahmi ke empat kluster tersisa.

Kita Bertahan atau Punah (Dokpri)
Kita Bertahan atau Punah (Dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun