Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pernahkah Pak Pray Menerbangkan Pesawat?

6 Desember 2009   06:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:03 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya kami ucapkan terima kasih kepada Pak Pray dan Mas Iskandar yang telah berkenan mengundang kami dan menghadiahkan buku 'Intelijen Bertawaf' buat para Kompasianer semua. Tak elok rasanya kalau hanya menerima hadiahnya saja tanpa memberikan umpan balik bagi pemberinya. Oleh karena itu kami mencoba membuat sedikit resensi dari buku yang diterbitkan oleh Grasindo tersebut di bawah ini.

Secara umum, buku tersebut merupakan kombinasi yang baik antara isu-isu aktual selama setahun terakhir dikaitkan dengan pengalaman beliau selama menjalani tugas sebagai intelijen. Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari buku ini. Pertama, fungsi intelijen sebagai salah satu alat yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan bagi pimpinan tertinggi negara (Hal. 44). Dalam ilmu IT, hal tersebut dikenal sebagai DSS (Decision Support System) yaitu rangkuman data-data dan informasi yang diformulasikan dalam suatu sistem informasi yang diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan. Hasil dari DSS tersebut dapat memberikan pertimbangan tertentu sebelum mengambil keputusan khususnya yang bersifat strategis dan taktis. Kesalahan informasi dapat berakibat fatal, bahkan sampai mempermalukan seorang presiden adidaya yang akan memasuki akhir masa baktinya (Hal. 13).

Kedua, saat inii perang tidak lagi bersifat fisik frontal dan melibatkan dua negara atau lebih, namun telah bergeser menjadi perang melawan terorisme. Di sini beliau banyak menuliskan strategi memerangi terorisme dipandang dari sudut intelijen, bahkan mendominasi isi buku, sekitar 17 tulisan dari 30 tulisan yang tertuang dalam buku tersebut. Terorisme merupakan bahaya laten atau dalam bahasa beliau disebut dengan operasi senyap. Untuk mengatasinya diperlukan upaya-upaya komprehensif dan menyeluruh yang menyangkut ideologi, tidak hanya operasi keamanan belaka. Menurut Pak Hendro, terorisme tumbuh akibat ketidakberdayaan menghadapi kekuatan adi daya yang mencengkeram bumi saat ini (Hal. 56).

Ketiga, tulisan beliau juga berupaya mengungkap peran intelijen dalam proses pilpres (Hal. 30, 37, dan 44). Pada prinsipnya, secara institusi sangatlah tidak mungkin intelijen membantu seorang capres tertentu karena resikonya sangat besar. Namun memang tidak tertutup kemungkinan adanya oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi tersebut, mungkin karena ada hubungan pribadi dengan yang bersangkutan (Hal.22). Buku ini juga menyentil beberapa isu aktual lain yang terkait dengan kegiatan intelijen seperti kasus Adam Malik yang sempat diisukan menjadi agen CIA (Hal. 49), kasus Antasari (Hal. 78), pengangkatan Pak Purnomo menjadi Menhan (Hal. 84), dan jatuhnya pesawat TNI AU (Hal. 92).

Kalau boleh sedikit mengkritik, dalam pilpres kemarin Pak Pray agak condong mendukung salah satu capres tertentu walaupun tidak tersirat dengan jelas (Hal. 30 dan 37). Secara pribadi, apalagi satu alumni tentunya sah-sah saja pandangan tersebut, apalagi beliau sudah pensiun. Namun akan lebih baik mungkin bila disampaikan seperti Pak Chappy yang menyentil bahwa Pak SBY akan menang karena memang rakyat kita sebagian besar menyukai hal-hal yang biasa-biasa saja. Perlu dipahami bahwa Kompasiana terbuka untuk siapa saja, sehingga akan lebih baik kalau Bapak bisa bersikap sedikit netral. Cukuplah di depan bilik suara menyampaikan isi hatinya yang paling tepat.

Terakhir, ada satu pertanyaan yang mengganjal, pernahkah Pak Pray menerbangkan pesawat? Sebagai orang yang berasal dari korps TNI AU yang core business -nya penerbangan, kami juga ingin melihat pengalaman Pak Pray kala menerbangkan pesawat, tidak hanya menumpang di kabin saja. Bila memang pernah menerbangkan pesawat, mudah-mudahan Pak Pray bisa menuangkan pengalamannya di sini. Mohon maaf kalau mungkin pernah dituliskan, atau memang Bapak bertugas sesuai dengan kodratnya.

Salam Kenal selalu dari Diaz 'dizzman'

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun