Mohon tunggu...
Istichomah Diyah Saputri
Istichomah Diyah Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang

just enjoy your life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terancamnya Kesehatan Mental Istri akibat Perselingkuhan

29 Juli 2022   13:22 Diperbarui: 29 Juli 2022   13:30 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://creativemarket.com/Vectorium/4547925-Depression-stress-frustration

Perselingkuhan adalah salah satu bentuk penghianatan komitmen dalam pernikahan yang dapat memberikan luka mendalam bagi seorang istri. Perselingkuhan yang dialami seorang istri dapat menyebabkan munculnya perasaan terluka seperti marah, kecewa, sakit hati, hilangnya kepercaayn pada diri sendiri, kesehatan menurun, dan selalu munculnya pikiran negative terhadap pasangan. Perselingkuhan yang terjadi dapat menimbulkan berbagai macam dampak negatif bagi korban atau korbannya bahkan pelakunya. Perselingkuhan adalah pelanggaran yang bisa berbahaya sebuah hubungan. Ketika ini terjadi, hubungan yang diwarnai dengan perselingkuhan tidak mudah diperbaiki, jadi kebanyakan berakhir dengan perceraian. Banyak pasangan yang pada akhirnya bercerai karena sudah tidak sanggup lagi bertahan dalam rumah tangga yang sudah dikhianati.

Pasangan yang tetap memutuskan untuk mempertahankan rumah tangganya, dampak negative perselingkuhan sangat dirasakan oleh istri. Istri merasakan berbagai  emosi yang negative secara intens dan seringkali mengalami depresi yang berkepanjangan. Sakit hati yang sangat mendalam menbuat istri menjadi orang yang sangat pemarah, tidak memiliki semangat idup, merasa tidak percaya diri, khususnya pada pertama kali perselingkuhan diketahui. Secara batin mereka mengalami konflik antara bertahan karena masih adanya rasa cinta pada suami dan anaknya, tetapi di sisi lain ingin bercerai karena suaminya telah melanggar komitmen dalam pernikahan.

Terjadinya perselingkuhan dapat memicu terjadinya gejala depresi serta gangguan kecemasan pada individu yang menjadi korban perselingkuhan. Individu yang menjadi kosban perselingkuhan terutama istri akan memiliki perasaan penghianatan, penghinaan, dan rasa malusehingga membutuhkan intervensi klinis (Cano and O'Leary 2000). Dampak terjadinya perselingkuhan akan sangat mempengaruhi seluruh aspek dalam kehidupan perempuan sebagai istri. Banyak sekali perasaan negative yang dialami dalam waktu yang bersamaan. Rasa kehilangan hingga tidak berdaya seringkali menyebabkan perubahan suasana hati yang berlangsung dalam waktu yang singkat. Hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan istri merasa terkuras tenaganya. Hal yang paling intens terjadi adalah kesedihan dan perasaan kehilangan yang mengakibatkan istri menutup diri dari orang lain.

Tahap pertama yang terjadi ketika mengetahui suami berselingkuh adalah shok atau tidak percaya, karena menganggap suami mereka setia dan tidak mungkin melakukan hubungan dengan wanita lain. Dalam tahap ini meskipun istri tidak bias menerima keadaan, mereka akan tetap mengumpulkan informasi kebenarannya, menginterogasi suami, bahkan mencari tahu sedetail mungkin tentang pasangan selingkuh suaminya. Tahap selanjutnya adalah munculnya rasa marah, kecewa, sedih, dikhianati, bahkan istri juga dapat memiliki pikiran untuk balas dendam atas perbuatan suaminya dengan berselingkuh dengan laki-laki lain. Kemarahan yang sangat intens dapat dengan mudah memicu terjadinya pertengkaran, sering memarahi anak, dan sangat mudah tersinggung. Konflik yang sering terjadi atau pertengkaran hebat yang mungkindisertai kekerasan fisik dapat mengarah pada terjadinya perceraian.

Masih adanya rasa cinta yang cuku besar terhadap suami dan rasa kasihan pada anak jika harus berujung perceraian, maka para istri berusaha menyelematkan rumah tangganya dan mengurangi beban pikiran dengan meminta bantuan pihak lain seperti, orang tua, sahabat, alhi agama, dan konselor pernikahan. Kepercayaan diri yang hilang dapat mempengaruhi pola makan dan istirahat yang cukup bagi istri. Apabila istri sudah tidak sanggup lagi menahan rasa sakit hati sehingga mengakibatkan depresi dan rasa cemas yang berlebihan dapat mempengaruhi keputusan yang berdampak negative sebagai pelarian dari rasa kesal dan sakit hati dengan cara konsumsi rokok atau minum alcohol.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun