Mohon tunggu...
Diyah
Diyah Mohon Tunggu... Penulis - Future Entrepreneur and Lecturer

Dream, Believe and Make it Happen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Cara Cerdas Menangkal Berita Hoax jika Aku Menjadi Menteri Agama

4 Agustus 2018   11:08 Diperbarui: 4 Agustus 2018   11:34 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kami Anak Muda Menolak HOAX/apji.com

Era zaman globalisasi saat ini memiliki banyak perbedaan dari segala aspek. Perbedaan yang sangat mencolok adalah peralihan budaya digital. Sehingga, tidak heran bahwa setiap tahun meningkatnya penggunaan internet.

Dikutip dari Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJI) 2017 menyatakan bahwa lebih dari 50 persen atau sekitar 143 juta orang telah terhubung internet sepanjang 2017. Akan tetapi, sangat di sayangkan dengan meningkatnya penggunaan internet tersebut adanya peluang pihak tidak bertanggung jawab dalam penyebaran berita palsu atau HOAX.

Penggunaan Internet di Indonesia (Sumber : APJI, 2016)
Penggunaan Internet di Indonesia (Sumber : APJI, 2016)
Data yang di paparkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan ada sebanyak 800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu dan ujaran kebencian (hate speech)

Penanganan yang telah di lakukan oleh pemerintah yaitu dengan melakukan dua tahap. Karena, situs-situs yang di lansir mengandung berita hoax berasal dari situs dan media sosial. Tahap yang dilakukan pemerintah untuk penanganan berita palsu di situs bisa menggunakan cara pemblokiran. Akan tetapi, untuk media sosial perlu dilakukan dengan penyediaan layanan yang bersangkutan terlebih dahulu.

Situs-situs yang ber indikasi menyebarkan ujaran kebencian dan hoax memiliki banyak efek negatif. Terlebih saat ini kita ketahui bahwa ujaran kebencian telah mengandung ras dan agama. Sehingga, menteri agama Lukman Hakin Syarifuddin yang di kutip dari pembukaan acara kongres ulama muda Muhammadiyah memberikan arahan dan tips dalam penangkalan hoax.

Menteri Agama dalam Pembukaan Kongres Ulama Muda Muhammadiyah (Sumber : indtimes, 2018)
Menteri Agama dalam Pembukaan Kongres Ulama Muda Muhammadiyah (Sumber : indtimes, 2018)
Menteri agama dalam kongres ulama muda muhammadiyah (sumber : indtimes, 2018)
Menteri agama dalam kongres ulama muda muhammadiyah (sumber : indtimes, 2018)
Penangkalan hoax yang di cetuskan dari bapak menteri agama Lukman Hakim yaitu langkah pertama melakukan tradisi verifikasi, klarifikasi dan tabayyun. Tips selanjutnya yang di berikan oleh pak menteri sekaligus berpesan kepada millenials untuk bisa belajar dari ulama hadis. Kemudian, hal yang terpenting adalah ulama harus ikut andil dalam proses penangkalan hoax.

Berbicara tentang penangkalan hoax, jika saya menjadi menteri agama. Saya akan melakukan beberapa steps. Karena, zaman digital ini perlu mendapatkan perhatian khusus, agar ujaran kebencian bisa di tekan bahkan di hilangkan. Sehingga, terciptanya toleransi yang kuat antar umat beragama. Berikut adalah langkah-langkah yang akan saya fokuskan jika saya menjadi menteri agama :

  • Melakukan verifikasi  

Proses verifikasi ini sangat penting untuk mendapatkan situs-situs yang benar-benar sehat. Proses pemblokiran sah-sah saja jika memang melanggar pancasila. Verifikasi ini bentuknya melakukan screening kepada situs-situs yang menggunakan judul atau konten-konten yang dianggap mencurigakan.

 Pembuktian akan segera di ketahui dari proses screening. Kemudian, langkah selanjutnya perlu adanya langkah tegas. Jika, situs tersebut telah terbukti melenceng dari kaidah yang ditetapkan negara, maka sangat tegas harus di lakukan pemblokiran.

  • Menyisipkan kurikulum tata karma bersosialisai di dunia maya

Saat ini memang yang menjadi fokusan adalah generasi milineal. Pemeran utama penggerak dari segala aspek adalah generasi millineal. Akan tetapi, fase dari generasi millineal paling lama bisa hanya sampai 20-30 tahun. Akan tetapi, masa depan Indonesia perlu di perhatikan hingga long term. 

Pendidikan karakter santun dalam bersosialisasi di medial sosial atau menanggapi situs di dunia maya, sangat perlu di tekankan. Minimal melakukan seminar, penyebaran pamphlet atau poster positif. Terlebih lagi menyisipkan kurikulum sosial digital dan santun dalam penyikapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun