Mohon tunggu...
Diviona Grafinda Blitzcinta
Diviona Grafinda Blitzcinta Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang minat terhadap isu politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

A.A Maramis : Sang Perumus Dasar Negara Yang Terlupakan

23 September 2025   21:09 Diperbarui: 23 September 2025   21:44 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(A.A MARAMIS sumber wikipedia)

 

PENDAHULUAN

Sejarah kemerdekaan Indonesia telah mencatat banyak tokoh besar yang berperan penting dalam kemerdekaan bangsa ini. Namun, tidak semua tokoh memperoleh pengakuan dan perhatian yang sama. Salah satu tokoh yang sering terlupakan adalah Alexander Andries Maramis, yang lebih dikenal sebagai A.A. Maramis. Beliau adalah salah satu tokoh nasional Indonesia yang memiliki peran kunci dalam perjuangan kemerdekaan dan perumusan dasar negara. Lahir di tengah-tengah keluarga yang terpandang di Minahasa yang kaya akan semangat nasionalisme, Maramis tidak hanya dikenal sebagai politisi dan ahli hukum, tetapi juga sebagai pemersatu bangsa yang visioner. Perannya dalam sidang-sidang BPUPKI dan PPKI, serta keterlibatannya sebagai anggota Panitia Sembilan, menempatkannya sebagai salah satu tokoh penting di balik perumusan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Walaupun kerap terabaikan dibandingkan tokoh-tokoh lain yang lebih menonjol, kontribusinya tetap menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perjalanan sejarah bangsa.

Maramis berasal dari Manado Sulawesi Utara yang lahir tanggal 20 Juni 1897 ini, memiliki semangat nasionalisme tinggi dan jiwa cinta tanah airnya membuat beliau menjadi menteri pertama dalam kabinet presidensial yaitu Menteri Keuangan. Ia tidak hanya dikenal sebagai seorang politikus dan negarawan, tetapi juga seorang pejuang kemerdekaan yang konsisten memperjuangkan kepentingan bangsa di tengah masa-masa sulit bangsa Indonesia. Kecerdasannya dalam bidang hukum serta wawasan luasnya mengenai kehidupan bernegara menjadikannya salah satu figur yang disegani pada masanya. Tak hanya itu, ia berada di garda depan dalam proses perumusan dasar negara Indonesia.

KARAKTER A.A. MARAMIS

Sebagai pemeluk agama Kristen, Maramis menunjukkan sikap religius yang mendalam sekaligus toleran, dengan berperan penting dalam menjaga agar rumusan dasar negara dapat diterima oleh semua golongan masyarakat, tanpa membedakan keyakinan agama apa pun. Ia juga demokratis dalam pendekatannya, selalu menghargai proses musyawarah dan perbedaan pendapat selama sidang perumusan dasar negara, sehingga menciptakan ruang dialog yang inklusif. Visionernya terlihat dari pemahamannya yang mendalam bahwa Indonesia sebagai negara majemuk memerlukan dasar negara yang inklusif untuk mempertahankan persatuan di tengah keberagaman. Akhirnya, jiwa persatuannya yang konsisten membuatnya selalu mengutamakan kepentingan bangsa di atas segala kepentingan kelompok atau agama tertentu, menjadikannya pemersatu yang sejati.

Karakter-karakter tersebut menjadikan A.A. Maramis sebagai teladan nyata bagi manusia berpancasila, di mana setiap aspek perjuangannya selaras dengan sila-sila Pancasila. Pada sila pertama, ia mendukung perubahan rumusan sila tersebut agar menjadi lebih inklusif, sehingga dapat menaungi berbagai agama dan keyakinan tanpa diskriminasi antara satu sama lain. Sila kedua, tercermin dalam perjuangannya memperjuangkan nilai kesetaraan hingga menolak segala bentuk diskriminasi terhadap berbagai golongan masyarakat. Untuk sila ketiga, perannya sebagai jembatan kompromi dalam perdebatan ideologi yang rumit menegaskan komitmennya yang teguh terhadap persatuan bangsa, meskipun dihadapkan pada perbedaan yang tajam. Sila keempat, diwujudkan melalui keterlibatannya yang aktif dalam musyawarah BPUPKI dan PPKI, selalu dengan semangat menerima pendapat dan gotong royong dalam mengambil keputusan. Untuk yang Terakhir, sila kelima, tercermin dalam pemikirannya yang diarahkan agar dasar negara benar-benar menjamin kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa meninggalkan golongan manapun. Melalui karakter dan kontribusinya ini, Maramis tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga inspirasi abadi bagi generasi yang mendatang dalam menjalani nilai-nilai Pancasila.

KARIER DI PEMERINTAHAN PASCA KEMERDEKAAN

Pasca kemerdekaan, A.A. Maramis menjabat di berbagai posisi strategis dalam pemerintahan Republik Indonesia. Pada 18 Agustus 1945, ia diangkat untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan pertama dalam Kabinet Presidensial yang dipimpin Presiden Soekarno. Sebagai menteri, Maramis bertanggung jawab atas stabilisasi ekonomi di tengah kekacauan perang kemerdekaan. Ia berhasil mengelola keuangan negara dengan bijak, termasuk mencetak mata uang pertama Republik Indonesia dan menangani utang-utang kolonial yang ada pada saat itu.

Selain itu, Maramis juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada 1947-1949, di mana ia mewakili Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di suatu ibukota  dengan sebutan Hukum Dunia yaitu Den Haag. Di konferensi pada 27 Desember 1949 tersebut, Maramis berperan penting dalam negosiasi pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Kariernya tidak berhenti di situ, ia kemudian menjadi Wakil Perdana Menteri (1950-1951) dan anggota DPR RI hingga pensiun pada 1960-an. Meskipun menghadapi tantangan politik, Maramis selalu menjunjung tinggi prinsip demokrasi dan musyawarah.

WARISAN DAN PENGAKUAN

A.A. Maramis meninggal dunia pada 25 Oktober 1977 di Jakarta, pada usia 80 tahun. Ia dimakamkan dengan penuh hormat, dan jasanya diakui melalui berbagai penghargaan, termasuk Bintang Mahaputra Utama. Namun, di tengah sejarah nasional yang kaya tokoh, Maramis sering kali kurang mendapat sorotan. Warisannya terletak pada kontribusinya terhadap Pancasila, yang menjadi fondasi ideologi negara hingga kini. Karakternya yang nasionalis, religius, toleran, demokratis, dan berjiwa persatuan menjadikannya teladan bagi generasi muda dalam memahami nilai-nilai kebangsaan.

Hingga hari ini, seharusnya kita mengingat perjuangan A.A. Maramis yang memberikan pengaruh signifikan terhadap kemerdekaan Indonesia yang dibangun atas dasar kompromi dan gotong royong. Sebagai orang yang dikenal anti diskriminasi, ia membuktikan bahwa persatuan bangsa melampaui batas agama dan suku. Mengenang Maramis bukan hanya sekedar menghormati sejarah, tetapi juga memperkuat komitmen kita terhadap Pancasila di era modern yang penuh tantangan.

KESIMPULAN

A.A. Maramis adalah salah satu tokoh kemerdekaan yang seharusnya mendapat perhatian lebih besar dalam sejarah Indonesia. Karakternya yang nasionalis, toleran, demokratis, dan visioner menjadikannya contoh nyata manusia yang menerapkan nilai-nilai Pancasila. Perannya dalam membentuk bangsa negara yang lebih baik hingga dukungannya terhadap kompromi sila pertama menegaskan betapa penting kontribusinya bagi lahirnya Pancasila. Ia memang sering terlupakan, tetapi jasa dan perjuangannya akan selalu menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa Indonesia.

 

REFERENSI:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020). Pahlawan Nasional: A.A. Maramis. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/06/pahlawan-nasional-aa-maramis

Kahin, G. M. (1952). Nationalism and revolution in Indonesia. Cornell University Press. (Edisi digital: 2018).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun