Mohon tunggu...
Diva RefiraFayza
Diva RefiraFayza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Andalas

Upload artikel untuk keperluan tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni Musik Talempong Nyaris Terlupakan di Kalangan Generasi Muda

15 Juni 2021   17:46 Diperbarui: 15 Juni 2021   18:09 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selasa, 15 Juni 2021 

Pukul 17.40 WIB

Talempong adalah alat musik tradisional dari Sumatera Barat khas suku Minangkabau yang dimainkan dengan cara dipukul dengan sepasang kayu di permukaan talempong yang menonjol sehingga menciptakan nada yang berbeda-beda. Talempong berbentuk lingkaran dan bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Biasanya, talempong terbuat dari kuningan, akan tetapi ada juga yang terbuat dari kayu dan batu. Talempong memiliki diameter 15 sampai 17,5 sentimeter. Pada bagian bawahnya berlubang dan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol dengan diameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong terdiri dari berbagai macam ukuran dan memiliki nada yang berbeda-beda.

Talempong biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian pertunjukkan atau penyambutan seperti Tari Piring, Tari Pasambahan, Tari Galombang, dan lain sebagainya. Dengan iringan musik dari talempong, suasana yang tercipta semakin terasa khas Minangkabau. Talempong dimainkan dengan cara bersama-sama atau berkelompok dan juga diiringi dengan alunan saluang, gandang, ataupun serunai sehingga menciptakan melodi yang pas. Talempong dipukul dengan irama dan ketukan yang berbeda-beda, ada yang cepat dan ada yang lambat sesuai dengan jenis talempong yang dimainkan. Pemain talempong juga memakai pakaian yang selaras dan sesuai dengan adat Minangkabau.

Talempong terdiri dari dua jenis, yaitu talempong melodis (talempong duduak) dan talempong pacik. Talempong melodis (talempong duduak) diletakkan di atas rel atau rancakan kemudian dipukul. Sedangkan talempong pacik menggunakan teknik interlocking yang terdiri dari lima nada dasar yang dimainkan oleh tiga orang pemain. Talempong pacik terbagi atas tiga jenis, yaitu talempong anak, talempong tangah, dan talempong induak.

Keunikan dan kekhasan seni musik talempong sangat patut untuk dilestarikan. Akan tetapi, generasi muda saat ini tidak banyak yang tertarik dengan seni musik talempong. Di zaman yang serba instan dan arus globalisasi yang sangat kuat seperti sekarang ini menjadikan generasi muda cenderung lebih menyukai sesuatu yang lebih populer seperti musik barat. Hal tersebut menyebabkan kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan budaya lokal terlebih lagi budaya daerah salah satunya seperti seni musik talempong.

Bahkan, di saat sekarang ini bisa kita lihat sangat sedikit kali dari kalangan muda yang bisa memainkan talempong. Salah satu faktor penyebabnya bisa jadi standarisasi keren yang sudah berbeda dan tercipta dari kuatnya arus globalisasi. Musik tradisional di mata kalangan muda dinilai seperti seni musik yang jadul dan tua karena kebanyakan generasi muda lebih menyukai budaya pop maupun yang terpengaruh budaya barat.

Sebenarnya sangat disayangkan jika seni musik tradisional seperti talempong dilupakan begitu saja. Kita harus menemukan cara yang tepat agar seni music talempong tetap dikenal oleh masyarakat. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan memasukkan seni music talempong ke dalam pelajaran seni budaya dan mempraktekkannya khususnya untuk daerah Sumatera Barat. Dengan begitu, kita bisa menemukan orang yang sekiranya memiliki bakat dan ketertarikan terhadap seni musik talempong. Selain itu, bisa juga dengan mengadakan pertunjukkan talempong di berbagai acara penting seperti penyambutan ataupun pernikahan (baralek). Kebanyakan pesta pernikahan menggunakan pentas musik (orgen musik) daripada seni musik talempong. Mulai dari upaya-upaya kecil tersebutlah kita dapat lebih mempopulerkan sekaligus melestarikan seni musik talempong di daerah Minangkabau. Dengan begitu, pemikiran generasi muda tentang talempong sebagai seni musik yang kuno tidak lagi merajalela dan hal tersebut akan menimbulkan semangat bagi generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan seni musik talempong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun