Mohon tunggu...
Biru Langit
Biru Langit Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Berusaha kembali pada Ilahi dalam kondisi Khusnul Khotimah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cegah Kebakaran dengan Alarm Asap

13 September 2012   09:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:31 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebakaran merupakan salah satu musibah yang bisa terjadi dimana saja kapan saja. Tetapi sebenarnya musibah ini bisa dicegah, diantaranya dengan rutin mengontrol kondisi sambungan-sambungan listrik/kabel dirumah, tidak menambal kabel yang terkelupas dengan isolasi sebaiknya diganti, berhati-hati dalam penggunaan gas LPG dan tidak bermain-main api didalam rumah dan lain-lain.

Di Indonesia khususnya kota-kota besar sering sekali terdengar kebakaran yang begitu banyak menghabiskan korban material bahkan jiwa. Seperti di DKI Jakarta misalnya, dalam sepekan saja bisa terjadi dua sampai tiga kali kebakaran. Tentunya ini sangat disayangkan karena kejadiannya begitu sering.

Kebakaran sebenarnya bisa dicegah dengan alarm asap. Alarm yg berukuran tak lebih dari 10 sentimeter ini biasanya dipasang diplafon dapur, kamar atau didaerah lain yang memungkinkan untuk dipasang. Alarm ini dibuat sangat sensitif, begitu ada asap alarm akan berbunyi keras hingga tetangga dan lingkungan sekitar pun mendengar bunyi itu.

Misalnya saja kita sedang menggoreng atau memasak, jika pintu dapur atau jendela tak dibuka maka kepulan asap masakan tadi bisa saja menyentuh sensor alarm sehingga alarm berbunyi. Atau saat ada yang merokok dalam ruang tertutup alarm juga bisa mendeteksi asap itu sebagai peringatan dini.

Tapi tak perlu khawatir, ketika berbunyi alarm bisa dengan mudah dimatikan dengan menekan tombol yang ada pada alarm sambil mengipas-ngipas ruangan agar asap segera hilang dan membuka semua pintu jendela.

Seperti kejadian beberapa jam lalu, saya sedang memasak. Tiba-tiba terdengar suara alarm asap, saya sempat kaget karena semua pintu dan jendela terbuka lebar dan masakan pun tak berasap banyak. Saya memutuskan keluar dan mengamati suara dari balkon. Ternyata bunyi alarm itu datangnya dari tetangga sebelah rumah. Sepertinya dia sedang merokok dan pintunya memang tertutup rapat. suara alarm asap itu terdengar sampai ke jalan besar karena kebetulan unit kami berada dipinggir jalan. Semua orang yang sedang jalan kaki pun sontak berhenti didepan unit kami sambil menduga-duga. Seorang nenek dari unit sebrang pun keluar dan menanyakan asal bunyi alarm itu. Dikiranya dari unit saya karena pintu dan jendela saya buka lebar.
Setelah beberapa saat bunyi alarm berhenti tak lama kemudian bunyi lagi hingga berulang-ulang bunyi dan berhenti. Mungkin si tetangga sebelah sedang merokok. Tapi syukurlah semua aman. Di Cairns, Australia setiap rumah terpasang alarm asap yang fungsinya mendeteksi dini kebakaran dan mencegah kebakaran.

Sepertinya di Indonesia juga bisa diterapkan hal yang sama. Semua rumah dipasangi alarm asap sehingga saat mulai ada asap para tetangga bisa peduli langsung mencari alarm rumah siapa yang berbunyi kemudian mencari sumber asap dan meredakannya. Kalau membeli dan memasang sendiri alarm asap mungkin tak semua masyarakat mampu. Tetapi sebenarnya bisa saja ini menjadi program pemerintah "Indonesia Terlindung dari Kebakaran". Setiap daerah melalui kepala daerahnya masing-masing mengoordinir pemasangan alarm asap yang tentunya bisa didanai dari APBN/APBD. Kalau disini karena memasak memakai kompor listrik maka alarmnya hanya bisa mendeteksi asap. Di Indonesia mungkin bisa dibuat alarm selain mendeteksi asap, juga bisa mendeteksi gas LPG yang bocor.

Sehingga masyarakat pun menjadi lebih tenang karena jikapun terjadi konsleting listrik atau tanda-tanda kebakaran bisa terdeteksi lebih awal dan dicegah menjadi lebih parah.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun