Mohon tunggu...
Dita angelica putri barus
Dita angelica putri barus Mohon Tunggu... Tidak belum bekerja

Saya daitab, Menulis buat berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melek finansial sekarang

15 Juni 2025   20:41 Diperbarui: 15 Juni 2025   20:41 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di tengah semaraknya tren gaya hidup konsumtif di kalangan anak muda, mengatur keuangan dering dianggap bukan prioritas. Tak sedikit yang lebih memilih menikmati hasil daripada merencanakan masa depan. padahal, keahlian mengatur keuangan sejak dini adalah salah satu keterampilan hidup yang paling penting, terlebih di era yang penuh ketidakpastian ini.

tak sedikit mahasiswa yang mengalami kesulitan finansial di akhir bulan. Uang bulanan cepat habis tanpa sadar kemana perginya. Pengeluaran implusif,fomo ( fear of missing out ), dan kurangnya pemahaman literasi keuangan menjadi penyebab utama. Mirisnya, kondisi ini terus terbawa hingga kedunia kerja. Gaji habis di tanggal muda, tak ada tabungan darurat, apalagi investasi.

kesadaran untuk mengatur keuangan seharusnya dibangun sejak usia sekolah atau awal kuliah. Mulai dari hal sederhana seperti mencatat pemasukan dan pengeluaran, membedakan kebutuhan dan keinginan, oleh:Dita angelica putri barus,agnes tarigan,helena sihotang 

hingga menyisihkan uang untuk tabungan atau dana darurat. Semua ini bukan soal jumlah uang, tapi soal kebiasaan. bahkan dengan uang saku terbatas, seseorang tetap bisa belajar hidup hemat dan bertanggung jawab atas keuangannya.

menurut faisal basri, seorang ekonom senior universitas indonesia, menabung dan memiliki dana darurat seharunya menjadi kebiasaan yang ditanamkan sejak dini, bukan menunggu saat penghasilan besar. Ia menekankan bahwa tabungan bukan soal besar kecilnya uang, melainkan soal kedisiplinan dan konsistensi.

menurut ia penting juga menerapkan prinsip sederhana seperti metode 50:30:20, yakni 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Dengan pendekatan ini, anak muda bisa tetap menikmati hidup tanpa mengorbankan masa depannya.

lebih jauh lagi, mengatur keuangan sejak dini membuka jalan untuk merdeka secara finansial di usia muda. ketika orang lain masih bingung cari dana darurat, kita sudah punya tabungan. saat peluang investasi datang, kita sudsah siap. Ini bukan soal menjadi kaya dalam semalam, tapi tentang punya kendali atas hidup sendiri, bukan sikendalikan oleh utang atau gaya hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun