Pendidikan bermutu adalah kunci untuk menyiapkan generasi yang siap hadapi tantangan Abad 21. Bukan sekadar mengejar nilai akademis, melainkan juga membangun karakter, kreativitas, dan kemandirian sejak usia dini.
Itulah mengapa peran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi sangat penting. Fondasi yang kuat di masa emas ini akan menentukan arah perjalanan belajar anak pada tahap berikutnya.
Namun, realitas di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) menunjukkan betapa besar tantangan yang harus dihadapi guru PAUD. Fasilitas terbatas dan minimnya kesempatan pelatihan menjadi kendala sehari-hari.
Di tengah keterbatasan ini, hadir Program Organisasi Penggerak (POP) dari Kemendikbudristek yang membuka jalan. Salah satunya melalui pelatihan metode Montessori, yang memberi guru-guru PAUD kesempatan untuk memahami cara mendampingi anak dengan pendekatan yang lebih tepat dan manusiawi.
Kendala jaringan internet yang sering terputus terasa intens saat pelatihan hybrid ini berlangsung. Saat bertugas mengawal pembuatan rekam jejak perjalanan YSDS bersama POP hingga menjadi buku, saya menyaksikan sendiri betapa kendala jaringan mewarnai proses Zoom dari awal hingga akhir.
Program POP: Fondasi Baru di Sabu Raijua
POP yang dilaksanakan Kemendikbudristek memberi ruang bagi berbagai yayasan untuk terjun langsung mendukung pendidikan bermutu di Indonesia. Salah satunya Yayasan Satriabudi Darma Setia (YSDS) yang menginisiasi kegiatan "Savu Smart Island".
Melalui program ini, guru-guru PAUD di Sabu Raijua mendapat pelatihan metode Montessori dengan pendampingan intensif.
Pelatihan dilaksanakan secara hybrid (campuran). Narasumber utama, Ibu Henderina Corry, hadir melalui Zoom dari Jakarta. Sementara itu, tim YSDS yang dipimpin Ibu Erlina VF Ratu mendampingi langsung peserta di Sabu Raijua.
Para guru tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan alat bantu Montessori, sekaligus ditantang membuat replika sesuai dengan kearifan lokal.
Proses ini sejalan dengan semangat pendidikan bermutu: membekali guru agar siap menghadirkan lingkungan belajar yang kondusif, kreatif, dan relevan dengan kondisi setempat.
Hambatan Teknis Pelatihan Hybrid
Salah satu kendala terbesar dalam pelatihan POP ini adalah infrastruktur. Keterbatasan akses internet di Sabu Raijua membuat sesi pelatihan daring sering terputus, bahkan sampai tidak bisa tersambung sama sekali.