Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

"Anak Rantau" yang Melegenda di Surabaya | Menelusuri Kuliner Khas Surabaya Seri 2

26 Agustus 2025   06:25 Diperbarui: 26 Agustus 2025   06:33 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tahu campur,  anak rantau kesayangan warga Surabaya (Foto: Gunawan Kartapranata/Wikimedia Commons)

Kalau di seri pertama kita sudah menjelajahi kuliner "asli arek Suroboyo", kali ini mari menengok kisah lain: kuliner "anak rantau". Ya, ternyata, tak sedikit makanan yang lahir dari kota lain, tetapi justru menemukan "rumah" dan kemasyhurannya di Surabaya.

Mereka bukan hanya sekadar tamu, melainkan sudah bertransformasi menjadi bagian dari identitas kuliner Kota Pahlawan.

Pendatang yang Jadi Ikon

Beberapa kuliner populer di Surabaya ternyata berasal dari luar kota. Namun, kehadirannya yang lama dan kecintaan warga menjadikannya seolah "asli Surabaya".

a. Tahu Campur

Asalnya dari Lamongan, tetapi warung di Jalan Kalasan, Pacar Keling, sudah berdiri sejak 1975 dan jadi legenda. Semangkuk tahu campur adalah perpaduan sempurna antara petis dengan potongan tahu goreng, mi kuning, lontong, tauge, selada air, dan lentho (perkedel singkong) yang disiram dengan kuah daging sapi.

Ditambah kerupuk dan sambal, hidangan ini adalah kenikmatan paripurna dengan sensasi segar-pedas-manisnya yang bikin kangen.

b. Rawon

Foto: Ipuspitosari/Wikimedia Commons
Foto: Ipuspitosari/Wikimedia Commons
Rawon memang lahir dari Ponorogo, tetapi Surabaya yang menjadikannya ikon. Kuahnya yang hitam pekat dari bumbu kluwek begitu kaya rasa dan aromanya semerbak. Ia berpadu sempurna dengan potongan daging sapi yang besar nan empuk.

Disajikan dengan tauge pendek, bawang goreng, dan sambal, siap membuat lidah kita bergoyang. Cita rasanya gurih dan legit. Padanan rawon yang sempurna adalah telur asin, kerupuk udang, dan tempe goreng.

Yang legendaris adalah Rawon Setan di Jl. Embong Malang No.78/I, Genteng. Jangan terkecoh dengan namanya, ya. Disebut "setan" karena rawon ini dulunya hanya buka di atas jam 12 malam.

Minuman Perantau yang Jadi Favorit

Tak hanya makanan, minuman perantau juga ikut menambah warna Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun