Mohon tunggu...
Ditra Arliyyah  Rahmah
Ditra Arliyyah Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - belum bekerja

Assalamualaikum nama saya Ditra Arliyyah Rahmah mahasiswi prodi PGSD UPI Cibiru 2022, saya sangat gemar dalam membaca buku-buku yang mempunyai esensi yang sangat bagus sehingga dapat merubah kehidupan saya menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Program Keluarga Berencana untuk Mengurangi Kepadatan Pendududuk

9 Januari 2023   16:47 Diperbarui: 9 Januari 2023   16:47 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari tabel tersebut menjelaskan bahwa data program keluarga berencana di RW 12 desa Cibiru hilir yang mempunyai jumlah enam RT, dengan jumlah keseluruhan Kartu keluarga yaitu 470 kartu kelurga. Pada tabel di atas, Pasangan Usia Muda (PUS) pada umur 20 keatas berjumlah enam, umur 20 sampai 30 tahun berjumlah 60 dan pada umur 30 ke atas berjumlah 170. Berdasarkan mix kontrasepsi dan tempat pelayanan pada Intra Uturine Device (IUD) pemerintah berjumlah 3 dan swasta berjumlah 65. Metode Operasi Wanita (MOW) tempat pelayanan pemerintah berjumlah satu dan swasta berjumlah dua. Implant pada tempat pelayanan pemerintah tidak ada sama sekali dan pada swasta berjumlah satu. Selanjutnya suntik pada tempat pelayanan pemerintah berjumlah delapan dan swasta berjumlah 72, lalu ada pil pada tempat layanan pemerintahan yang berjumlah satu dan pada swata berjumlah delapan. Dan yang terakhir yaitu kondom, pada tempat pelayanan pemerintahan tidak ada sama sekali, sedangkan pada swasta berjumlah 19. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa di wilayah RW 12 desa Cibiru hilir kebanyakan penduduknya memilih tempat pelayan di swasta dibandingkan dengan pemerintah.

            Pada tabel tersebut terlihat bahwa data pasangan usia subur (PUS) yang tidak mengikuti program keluarga berencana mulai dari penduduk yang tidak mengikuti program keluarga berencana karena hamil berjumlah enam, lalu ingin anak sekali (IAS) berjumlah 24, ingin anak ditunda (IAD) berjumlah 13 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) berjumlah enam. Maka dapat disimpulkan bahwa presentasi program keluarga berencana di RT 01 terdapat 0,81%, lalu di RT 02 terdapat 0,87%, RT 03 terdapat 0,82%, lalu di RT selanjunya yaitu 04 terdapat 0,78%, RT 05 terdapat 0,74% dan yang terakhir di RT 06 terdapat 0,79%, dengan ini persentase penduduk yang mengikut program keluarga berencana di RW 12 desa Cibiru hilir terdapat 0,79% dari jumlah penduduk yang kurang lebih 600 jiwa.

Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesadaran penduduk RW 12 Desa Cibiru hilir dalam mengikuti program keluarga berencana telah berjalan cukup baik, hal ini terbukti dengan mayoritas masyarakat di RW 12 desa Cibiru hilir telah mengikuti program keluarga berencana ini.

           

Efektivitas Program Keluarga Berencana Dalam Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk Di Desa Cibiru Hilir

Dari hasil wawancara dan analisis data sensus penduduk desa Cibiru hilir, hasil data adalah sebagai berikut:


Data Laju Pertumbuhan Penduduk Di RW 12 Desa Cibiru Hilir

Sumber: Sensus Penduduk Desa Cibiru Hilir (2022)

Berdasarkan data yang kami peroleh, ditemukan bahwa angka kehamilan serta kelahiran di RW 12 desa Ciburu hilir tiap tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2020 data ibu hamil sebanyak 20 orang, dan jumlah kelahiran sebanyak 18 kali. Pada tahun 2021, data kehamilan sebanyak 16 orang dan jumlah kelahiran sebanyak 15 kali. Sedangkan pada tahun 2022, data ibu hamil berjumlah 13 orang, serta jumlah kelahiran sebanyak 11 kali. Hal ini berarti program keluarga berencana di RW 12 desa Cibiru hilir telah berjalan dengan baik dan program ini efektif dalam menekan laju pertumbuhan penduduk di RW 12 desa Cibiru hilir.

Faktor Penghambat Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Di Desa Cibiru Hilir

Faktor penghambat pelaksanaan program keluarga berencana pada masyarakat RW 12 desa Cibiru hilir ini semakin menurun, semenjak pandemi Covid-19 melanda di berbagai negara salah satunya di Indonesia, dimana perekonomian yang dialami oleh masyarakat Indonesia semakin memburuk dan kurangnya sosialisasi dari kader keluarga berencana pada masyarakat, karena pada saat itu pemerintah memberi peraturan kepada seluruh masyarakat untuk tidak berkumpul atau bersosialisasi (social distancing), sehingga hal itu lah yang menghambat pelaksanaan program keluarga berencana dan proses sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa Cibiru hilir dalam mengikuti program keluarga berencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun