Yups tak salah dengan yang kalian lihat atau rasakan pada saat umur sudah memasuki 20 an keatas. Awal masuk umur 20 an pastinya belum terlalu terasa mengenai pencarian jati diri atau dapat memaknai sebuah kehidupan. Tapi seiring dengan berjalannya waktu otakku seakan ingin menemukan sebuah jati diri maupun esensi hidup yang cocok umtukku. Kalaupun semua orang ditanya mengenai apa itu sebuah makna hidup, mungkin akan memberikan jawaban yang berbeda beda mengenai makna hidup itu sendiri.
Belum lagi diterpa dengan ketidakpastian maupun kurangnya kualitas atau prestasi di mata masyarakat maupun teman. Sedikit demi sedikit pastinya termenung tentang apa yang akan dilakukan kedepannya maupun apa yang akan kita raih kedepannya. Ternyata sebuah prestasi maupun penghargaan atau pujian dari orang lain hanyalah bersifat sementara, kenapa bisa begitu? Sebenarmya setiap orang didunia ini tidak terlalu penting dimata manusia yang lain, pernah ga denger kalimat seperti " Kita dimata orang lain hanyalah seorang NPC didalam sebuah game" begitu sebaliknya, so tak perlu terlalu serius atau menjadi diperhatikan oleh orang lain. Kemudian essensinya dimana dong? , Essensinya yah, tetep aj menjadi diriku/mu sendiri karena kalao memikirkan orangpun itu gabakal ada ujungnya sebenernya mikirin diri sendiri pun juga gaada habisnya, pasti ada aja yang kerasa kurang dari dalam diri sendiri. Maka darisini logikanya lebih baik memikirkan sendiri, karena proses dan hasilnya akan mendapat perhatian juga dari orang lain.
Zaman saat ini kita sudah tau menahu pastinya terkait dengan konten konten jenis apa saja yang berada di media sosial, dan tak jarang juga konten konten yang terkandung didalamnya hanyalah berita palsu atau Hoax. Sebagai contohnya' baru tadi pagi aku melihat berita yang berisi manfaat buah bagi kesehatan dan pentingnya mengkonsumsi buah, EHhh setelah beberapa saat scrolling malah yang muncul konten seperti "JANGAN TERLAU MENGKONSUMSI BUAH" kan anehh gitu. Terus apa dong yang bener didalam hidup, dilihat lihat kayak semuanya ada yang benar dan salah. Yahh, begitulah manusia memang tempatnya salah.Â
Memang saat ini, ilmu ataupun informasi dapat ditemukan dengan mudah, entah terkait dengan informasi apapun itu. Â Tapi tak jarang zaman sekarng mungkin beberapa dari kita yang terjebak dalam zona nyaman digital, hanya melihat konten konten hiburan terus menerus walaupun konten yang bermanfaat mudah ditemukan. Â Padahal sekalinya melihat sebuah konten maupun ebook terkait dengan pengembangan mental, pastinya akan terasa rugi pada diri sendiri, karena masih banyak yang perlu dipelajari maupun dilatih untuk mengembangkan atau meningkatkan mental dengan baik.
Sebenarnya menjadi orang baik sama saja dengan menjalani sebuah hidup yang menurut kita itu minim resiko, seperti resiko tertangkap polisi, dibenci orang, dan sebagainnya. Tapi pada kenyataannya hidup memanglah berdampingan dengan resiko, selalu saja ada resiko yang menanti setelah kita melakukan sebuah kegiatan apapun itu. Menjadi baik? beresiko untuk menjadi korban sebuah kejahatan orang lain, dimanipulasi, ditipu, dan sebagainnya.Â
Menurutku, caraku mengelola ingin memilih teman dengan siapa adalah dengan melakukan tes sederhana kepada mereka. Buat baik kepada orang lain dan ditunggu saja balasannya, kalo dia gatau diri yawdah dihindari orang yang seperti itu, karena teman bisa dicari tapi teman yang gatau diri mending ditinggal sejak dini. Anggap saja ketika dia melakukan hal yang merugikanmu danb gatau diri, cukuplah itu untuk menentukan harga dirinya, kamu gaharus untuk memperhatikannya lagi, berteman saja seperti bisa tanpa melibatkan finansialmu. Keknya masalah kaya gitu sangat banyak yah baik pada jaman dahulu maupun pada jaman saat ini, apalagi kalo bukan Hutang, hutang, dan hutang. Aku pun pernah beberapa kali meminjamkan hutang dan yang berhutang tak sadarkan diri, dari pada pikiranku dipenuhi dengan orang seperti mereka mending dihindari orang seperti mereka dan jangan berhubungan secara finansial lagi, karna kita tak tahu kebaikan orang lain itu dilakukan dengan ikhlas atau terdapat rencana untuk memanipulasi kalian dengan perasaan.
Terus apa essensi sebuah kehidupannya? Yupss betul, aku juga tak tahu apa itu essensi dalam hidup, yag menurutku masing masing orang memaknai hidup mereka dan mindset yang berbeda beda. Tugas mulia yang paling mulia menurutku hanyalah berbuat baik pada orang yang tau diri. Allright, thats it. Grpw yourself dont forget to improve your mindset as well.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI