Mohon tunggu...
Dita Pahebong
Dita Pahebong Mohon Tunggu... Seorang penulis Lepas yang senang berefleksi

semua manusia yang ber_Akal punyak hak untuk berfikir dan berkreatifitas

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Menghidupkan Kesadaran Publik Dalam Kesenian, Merajut Hubungan Dan Masyarakat

4 Februari 2025   20:57 Diperbarui: 4 Februari 2025   20:57 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Dita Pahebong, S.Sn

Kesenian di Kabupaten Gowa masih menghadapi tantangan besar dalam membangun kedekatan dengan masyarakat. Banyak seniman mengeluhkan minimnya perhatian terhadap karya mereka serta terbatasnya ruang untuk berekspresi. Sementara itu, aktivitas seni lebih banyak berputar pada penciptaan karya dan pemenuhan permintaan pentas tanpa melibatkan publik secara langsung. Akibatnya, seni seakan menjadi entitas yang terpisah dari kehidupan sosial, padahal seharusnya bisa menjadi bagian yang melekat dalam keseharian masyarakat.

Melihat kondisi ini, diperlukan pendekatan baru untuk menjembatani hubungan antara seni dan publik. Salah satu gagasan yang bisa diterapkan adalah Menghidupkan Kesadaran Publik dalam Kesenian, sebuah upaya untuk membuka ruang partisipasi lebih luas bagi masyarakat dalam ekosistem seni. Dengan keterlibatan yang lebih aktif, seni dapat berkembang secara inklusif dan memiliki dampak yang lebih nyata terhadap kehidupan sosial dan budaya.

Beberapa tantangan utama yang dihadapi dunia seni di Kabupaten Gowa adalah minimnya ruang apresiasi yang membatasi interaksi antara seniman dan masyarakat. Selain itu, banyak seniman masih terpaku pada pola berkesenian yang hanya berorientasi pada produksi karya dan pemenuhan pesanan tanpa mempertimbangkan bagaimana seni dapat hadir lebih dekat dalam kehidupan sosial. Seni yang terlalu konservatif dan komersial juga menjadi kendala, karena sering kali menghambat inovasi dan eksplorasi. Tidak sedikit seniman yang akhirnya terjebak dalam pola produksi yang berulang akibat ketergantungan pada pesanan komersial, menjadikan seni sekedar komoditas tanpa memberikan pengalaman yang lebih bermakna bagi masyarakat.

Menghidupkan Kesadaran Publik dalam Kesenian bertujuan untuk menjadikan seni lebih aktif di ruang publik dan berperan sebagai medium komunikasi, refleksi sosial, serta sarana perubahan budaya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain membangun diskusi seni yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, memperluas akses publik terhadap kegiatan seni agar tidak hanya menjadi penonton pasif, serta mengubah paradigma berkesenian dari sekedar penciptaan dan pesanan menjadi proses yang lebih melibatkan komunitas lokal.

Tentu saja, perubahan semacam ini tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah kebiasaan sebagian seniman yang telah lama nyaman dengan pola berkesenian eksklusif dan komersial. Selain itu, kurangnya dukungan dari pemangku kebijakan juga memperlambat upaya untuk membuka akses seni kepada publik. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara seniman, komunitas, pemerintah, dan masyarakat agar dapat menciptakan ekosistem seni yang lebih terbuka dan dinamis.

Seni seharusnya tidak menjadi dunia yang terpisah dari realitas sosial. Dengan memberikan ruang lebih luas bagi keterlibatan publik, apresiasi terhadap seni akan tumbuh secara alami. Seni tidak lagi sekedar tontonan, tetapi menjadi bagian dari kesadaran kolektif yang hidup dalam masyarakat. Inilah tantangan sekaligus peluang bagi dunia seni di Kabupaten Gowa untuk tumbuh lebih kuat dan memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun