Sumbangan Tulisan Oleh:
Harryadin Mahardika
Ekonom Millenials
Reformasi perpajakan adalah salah satu program Prabowo-Sandi yang menyita perhatian para pemilih dalam Debat Capres pertama minggu lalu. Sebenarnya bagaimana penjelasan yang utuh mengenai program reformasi perpajakan tersebut?
Berbeda dengan serangan atas program ini dari tim 01, ternyata Prabowo-Sandi tidak menempatkan program pemotongan tarif pajak sebagai kebijakan yang soliter, melainkan menjadi bagian dari program reformasi perpajakan yang komprehensif.
Dalam program reformasi perpajakan yang mereka susun, ada beberapa program aksi utama:
1). Memisahkan Dirjen Pajak dari Kemenkeu. Akan dibentuk lembaga baru setingkat menteri untuk mengelola sistem perpajakan. Hal ini ditujukan untuk memperbaiki manajemen dan profesionalismenya sehingga target reformasi pajak bisa dilakukan secepatnya.
2). Membangun infrastruktur perpajakan secara menyeluruh dan modern. Prabowo-Sandi akan investasi pada hardware, software dan brainware perpajakan. Targetnya adalah otomatisasi pemotongan pajak, dan pelaporan pajak yang mudah, seamless dan transparan.
3). Mendorong jenis-jenis pajak yang bisa menjadi instrumen untuk mengurangi kesenjangan sosial, seperti pajak dividen, pajak karbon, dan sebagainya.
4). Mengikuti tren dunia untuk menurunkan tarif pajak, sehingga memberikan stimulus bagi perekonomian nasional. Pemotongan tarif akan mengurangi korupsi dan kolusi antara wajib pajak dengan perugas pajak, serta akan meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak. Caranya adalah sbb:
- Memotong tarif pajak Pribadi akan menambah daya beli dan konsumsi masyarakat, shg akan memutar perekonomian (multiplier effects). Konsumsi yang meningkat ini akan tertangkap kembali oleh PPN (pajak pertambahan nilai) dari barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.