Adapun keterbatasan fisik atau usia. Diusianya yang sudah mulai sepuh, Ma'ruf tentu punya keterbatasan ruang gerak mobilisasi dan adaptasi terhadap tantangan politik.
Jadwal kampanye yang padat dan luasnya wilayah akan dikunjungi menyulitkan Ma'ruf dalam melalui masa kampanye yang panjang dan melelahkan. Belum lagi, diperkuat dengan pemberitaan akhir-akhir ini yang mengatakan dirinya sedang sakit. (www.republika.co.id)
Berkaca dari hal tersebut, wajar jika permasalahan ini menjadi pertimbangan partai koalisi Jokowi untuk mencari pengganti Ma'ruf sebagai pendamping. Pasalnya, setiap parpol koalisi pasti memiliki kepentingan politik tersendiri.
Jika ini terjadi pasti akan membuat koalisi petahana makin tak menentu, sikut-menyikut antar parpol pendukung makin keras dan serius. Potensi pecah dan pembelotan makin besar.
Perpecahan di kubu seberang, dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pihak oposisi Prabowo-Sandi. Umat Muslim lebih bisa menentukan pilihan jika Ma'ruf lengser dari kursi cawapres. Belum lagi isu ekonomi yang sedang gencar dikampanyekan kubu Prabowo-Sandi untuk menyerang incambent.
Sepertinya peta politik di Pilpres 2019 akan semakin menarik. Semua dapat berubah derastis seiring berjalannya waktu. Pertarungan ini diprediksi akan lebih seru dari pertarungan Prabowo vs Jokowi pada Pilpres 2014 silam. (nasional.kompas.com)