Mohon tunggu...
Disri Vibar
Disri Vibar Mohon Tunggu... -

Kaum Muda Bangkitlah untuk bangsa dan negara @DisriVibar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Melek Politik Kaum Muda

9 Oktober 2013   20:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:45 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melek Politik Kaum Muda

Kaum muda sekarang (juga masyarakat pada umumnya), beruntunglah dirimu, sebab bicara hal yang menyangkut politik sudah bukan lagi  hal yang menakutkan. Setiap hari, pemberitaan seputar kekuasaan tiada henti-hentinya, dengan berbagai tragedi yang menyelimutinya.Ya, sama halnya pula dengan berita-berita infotainment.

Maka, kaum muda dan masyarakat umum, tiadalah asing dengan nama-nama para politisi sebagaimana tak pernah asing dengan para pemain sinetron ataupun penyanyi. Sama halnya juga tak asing dengan berbagai gerakan ”silat”para politisi, apalagi yang bernasib sial tersandung kasus.

Gosip-gosip di ruang terbuka dengan sapa dari sosok-sosok yang barangkali berada di ruang privasi, dengan alat komunikasi yang telah menjadi kebutuhan sehari-hari, dapat kita saksikan sendiri (atau beramai-ramai). Pada kesempatan dalam ruang keluarga, pertemuan dengan kawan di kantor atau tempat studi, saat berbelanja di mall ataupun pasar-pasar tradisional, saat nongkrong di angkringan ataupun di pos ronda, pembicaraan soal politik sudah menjadi bagian sehari-hari.

Betapa kita saksikan, kreativitas tiada henti dari masyarakat kita. Potensi tersembunyi yang kini mengemuka. Coba sajalah ada tokoh politik atau public figure tersandung kasus, maka akan banyak senandung kreatif, gambar-gambar kreatif, foto-foto kreatif, dan terlahir pula tulisan dalam beragam bentuknya, sebagai respon atas kasus tersebut. Terkadang kemuakan yang meraja termuntahkan dalam kata-kata kasar, berbentuk makian atau hujatan. Contohnya?Ah, buka saja kanal politik di kompasiana,sebagai salah satu contoh.

Berbeda jauh misalnya saat Soeharto berkuasa. Berkumpul lebih dari lima orang, sudah mendapatkan pengawasan, diminta untuk bubar, atau bahkan dapat digiring ke kantor Koramil dimintai keterangan. Jangankan menghujat presiden, baru memprotes kepada kepala desa saja, polisi dan tentara dapat bergerak cepat mengamankan sosok-sosok yang dituduh sebagai provokator. Membela hak, mempertahankan yang dipunya, seperti tanah, misalnya, agar tidak tergusur dengan ganti rugi yang tak layak, dapat terteror dianggap sebagai anti pembangunan, divonis sebagai kader partai terlarang, mendapat intimidasi atau ancaman dikeluarkan dari pekerjaan.

Sekarang, semua sudah terbuka. Orang bisa berbicara apa saja. Segala kamera dan alat perekam, mengintai siapapun. Tapi, hati-hati, para politisi, pemegang kekuasaan, para penguasa, dan segala antek-anteknya, tentu bukanlah orang-orang bodoh. Mereka dapat melakukan gerakan penyesatan informasi. Pertarungan-pertarungan yang terjadi, berebut opini guna meraih simpati dan menggerakkan orang-orang untuk turut bertarung, entah atasdasar kepentingan apa. Bukankah ini pasukan berani mati yang murah, tanpa terbayar?

Melek politik, artinya juga harus kritis. Jangan hanya menjadi konsumen berita. Perlu disaring dan dimaknai. Bekalnya, cinta terhadap bangsa dan negara, misalnya. Sehingga ukurannya adalah, apakah gerakan (media) yang ada mencerminkan semangat membangun bangsa dan negara ini, atau tengah mempermainkan saja.

Bersyukurlah, tetapdipanjatkan. Sebab engkau tak perlu bersembunyi dan mengintip dari balik jendela, apakah ada yang tengah mengintai, saat engkau bersuara.

Ayo, majulah terus kaum muda. Percayalah, negeri ini di tanganmu. Yakinlah dengan pasti. Persiapkan diri!

Disri Vibar, Indonesia, Oktober 09, 2013

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun